
Bakal Distribusikan Vaksin, Kalbe Farma Cetak Laba Q3 Rp 2 T

Jakarta, CNBC Indonesia - Emiten farmasi swasta, PT Kalbe Farma Tbk (KLBF) mencatatkan laba bersih sebesar Rp 2,03 triliun pada 9 bulan tahun ini atau per September 2020, naik 6% dari periode yang sama tahun lalu Rp 1,92 triliun.
Berdasarkan data laporan keuangan kuartal III-2020 yang baru dipublikasikan Jumat ini (30/10/2020), laba bersih itu seiring dengan penjualan Kalbe Farma yang naik tipis 1,6% menjadi Rp 17,10 triliun dari periode yang sama tahun sebelumnya Rp 16,83 triliun.
Penjualan domestik masih mendominasi dengan nilai mencapai Rp 16,24 triliun, naik dari sebelumnya Rp 15,98 triliun, sementara penjualan ekspor juga naik menjadi Rp 859,49 miliar dari sebelumnya Rp 845,52 miliar.
Penjualan di pasar domestik paling besar disumbang obat resep yang mencapai Rp 3,41 triliun, kendati turun dari periode yang sama tahun lalu Rp 3,57 triliun, disusul kemudian produk kesehatan Rp 2,55 triliun, nutrisi Rp 4,78 triliun, dan bisnis distribusi dan logistik Rp 5,50 triliun.
Untuk pasar luar negeri, ekspor obat resep dominan mencapai Rp 365,15 miliar dari sebelumnya Rp 345,40 miliar, sisanya ekspor produk kesehatan, nutrisi dan distribusi dan logistik.
Sementara itu, beban pokok penjualan juga naik menjadi Rp 9,32 triliun dari sebelumnya Rp 9,06 triliun.
Aset naik menjadi Rp 22,45 triliun dari aset Desember 2019 yakni Rp 20,26 triliun, total liabilitas juga naik menjadi Rp 4,55 triliun dari Desember 2019 yakni Rp 3,56 triliun.
Adapun ekuitas perusahaan mencapai Rp 17,90 triliun, bertambah dari akhir tahun lalu Rp 16,71 triliun.
Terkait dengan vaksin, manajemen Kalbe sebelumnya juga mengungkapkan perkembangan terbaru.
Vaksin Covid-19 kerja sama Kalbe dan perusahaan asal Korea Selatan Genexine, Inc., diproyeksikan dapat mulai dipakai pada kuartal III-2021.
Presiden Direktur Kalbe Farma Vidjongtius mengatakan saat ini uji klinis untuk fase 2 akan dilakukan di Korea Selatan, begitu juga nantinya untuk fase 3.
Kemudian barulah pada akhir tahun 2020 akan dilakukan uji klinis di Indonesia.
"Diperkirakan bisa mulai dipakai kuartal III-2021, berdasarkan Emergency Use Authorization (izin penggunaan darurat) dari BPOM," kata Vidjongtius, Selasa (20/10/2020).
(tas/tas)
[Gambas:Video CNBC]
Next Article Video: Meracik Bisnis Emiten Farmasi Pasca-Pandemi