
Laba Lippo Cikarang Q3 Melesat 77%, Ternyata Ini Pemicunya

Jakarta, CNBC Indonesia - Perusahaan properti milik grup Lippo, PT Lippo Cikarang Tbk (LPCK) mencatatkan laba bersih senilai Rp 612,42 miliar pada periode Januari- September 2020, naik 76,80% dari periode yang sama tahun sebelumnya yang senilai Rp 346,39 miliar.
Kenaikan laba bersih ini meningkatkan nilai laba per saham menjadi Rp 229 dari sebelumnya sebesar Rp 129.
Berdasarkan laporan keuangan publikasi kuartal III-2020, kenaikan laba bersih yang tinggi ini utamanya karena adanya kenaikan nilai aset bersih investasi Dinfra (dana investasi infrastruktur) senilai Rp 448,65 miliar dan laba atas pelepasan entitas anak sebesar Rp 4,58 miliar.
Pendapatan perusahaan hingga akhir September lalu naik 50,13% YoY (year on year) menjadi sebesar Rp 1,59 triliun dari sebelumnya di akhir September 2019 yang sebesar Rp 1,06 triliun.
Kenaikan paling tinggi disumbang oleh penjualan hunian dan apartemen yang senilai Rp 1,12 triliun. Naik signifikan dari tahun lalu yang senilai Rp 653,36 miliar.
Penjualan lahan industri juga naik menjadi Rp 121,38 miliar dari sebelumnya senilai Rp 66,26 miliar.
"Laba bersih meningkat secara signifikan sebesar 71,4% YoY, karena pendapatan dari peningkatan pengakuan penjualan rumah hunian dan apartemen sebesar Rp470 miliar dan peningkatan nilai wajar Investasi USD Dinfra sebesar Rp 449 miliar. Hal ini terutama disebabkan oleh keuntungan mata uang atas investasi karena rupiah terdepresiasi secara substansial pada 9M20," tulis manajemen LPCK, dalam siaran persnya.
Namun demikian, beban pendapatan juga mengalami kenaikan menjadi Rp 954,16 miliar dari Rp 641,60 miliar.
Beban usaha ikut naik menjadi Rp 236,47 miliar dari sebelumnya Rp 141,70 miliar.
Perusahaan juga mengantongi beban keuangan sebesar Rp 17,49 miliar dari sebelumnya merupakan penghasilan keuangan senilai Rp 68,95 miliar.
Selain itu juga terdapat kerugian dari pos yang direklasifikasikan ke laba rugi senilai Rp 84,33 miliar.
Sepanjang sembilan bulan pertama tahun ini, nilai aset perusahaan naik menjadi Rp 14,05 triliun dari posisi akhir tahun lalu yang senilai Rp 12,21 triliun. Nilai aset lancar tercatat Rp 7,80 triliun dan aset tak lancar sebesar Rp 6,25 triliun.
Pada periode tiga kuartal tahun ini juga terjadi kenaikan liabilitas yang cukup signifikan menjadi Rp 3,22 triliun dari posisi akhir Desember 2019 yang sebesar Rp 1,33 triliun.
Pos liabilitas jangka pendek naik menjadi Rp 2,21 triliun dari sebelumnya Rp 950,78 miliar dan liabilitas jangka panjang menjadi Rp 1 triliun dari sebelumnya Rp 385,92 miliar.
Nilai ekuitas perusahaan pada akhir September turun tipis menjadi Rp 10,83 triliun dari posisi akhir tahun lalu yang senilai Rp 10,88 triliun.
Presiden Direktur LPCK Simon Subiyanto mengataka hasil 9M20 atau 9 bulan tahun ini telah sesuai dengan harapan perusahaan.
"Di tengah pandemi ini, kami terus fokus memanfaatkan momentum dan peluang yang diciptakan oleh peluncuran rumah baru kami yang terjangkau," katanya, dalam siaran pers.
"Kami tetap optimistis dan terus memberikan kepercayaan kepada pelanggan kami melalui serah terima unit tepat waktu. Hingga saat ini, Kami terus melakukan serah terima unit secara bertahap di Orange County, dan juga sedang membangun perumahan yang terjangkau seperti yang baru kami luncurkan, Waterfront Estates."
(tas/tas)
[Gambas:Video CNBC]
Next Article Beda Nasib! Lippo Karawaci Q3 Rugi Rp 573 M, LPCK Cetak Laba