Investor Cenderung Wait & See, Bursa Asia Lanjutkan Koreksi

Chandra Dwi Pranata, CNBC Indonesia
30 October 2020 11:35
pasar saham asia
Foto: ist

Jakarta, CNBC Indonesia - Bursa saham Asia masih bergerak di zona merah pada pukul 11:00 WIB, padahal bursa saham Amerika Serikat (AS), Wall Street yang ditutup di zona hijau pada Kamis (29/10/2020) waktu AS.

Pada Pukul 11:00 WIB, tercatat indeks Nikkei Jepang melemah 0,63%, Hang Seng di Hong Kong turun tipis 0,01%, indeks Shanghai China terdepresiasi 0,10% dan indeks STI Singapura terpangkas 0,20%. Sedangkan indeks yang terkoreksi paling parah ada di KOSPI Korea Selatan yang terkoreksi sebesar 1,29%.

Bursa Asia kembali melemah karena investor cenderung wait and see atau berhati-hati berinvestasi di instrumen berisiko jelang pilpres AS pada pekan depan.

Selain itu, bursa asia juga merespon terkait data pertumbuhan ekonomi AS yang kembali resesi, walaupun sudah mulai menunjukan pemulihan ekonomi.

Beralih ke barat, Amerika Serikat (AS) resmi masuk ke jurang resesi. Pasalnya, ekonomi di kuartal III (Q3) secara basis tahunan (yoy) kembali berkontraksi.

Berdasarkan data US Berau of Economic Analysis, AS mencatat ekonomi -2,9%. Sebelumnya di kuartal II (Q2) 2020, ekonomi juga -9%.

Meski begitu, ada kabar baik. Jika melihat data dalam basis kuartalan (qtq), ekonomi AS di Q3 2020 ini menunjukan pertumbuhan signifikan. Di mana ekonomi berekspansi 33,1%.

Padahal di Q2 dalam basis yang sama, ekonom -31,4%. Sementara di Q1 2020, ekonomi -5%.

"Ini adalah ekspansi terbesar yang pernah ada, setelah rekor penurunan di Q2," tulis Trading Economics.

Berdasarkan data Worldometers, AS mencatat penambahan 82.003 kasus baru kemarin. Ini menjadikan kasus corona total menjadi 9.203.240.

Sementara jumlah kasus meninggal baru bertambah 952 orang. Artinya dari awal pandemi masuk, sudah 234.0832 warga AS meninggal karena Covid-19.

Di kawasan Asia sendiri, data ekonomi yang dirilis hari ini adalah data inflasi Jepang periode Oktober 2020, tingkat pengangguran Jepang periode September 2020 dan data penjualan eceran Korea Selatan periode September 2020.

Berdasarkan data dari Trading Economics, inflasi Jepang (Tokyo) periode Oktober 2020 tercatat di -0,3% atau turun dari sebelumnya di 0,2% secara tahunan (yoy). Sedangkan inflasi inti Tokyo periode Oktober 2020 tercatat di -0,5% atau naik dari sebelumnya di -0,2% (yoy).

Sedangkan data tingkat pengangguran di Jepang pada September 2020 masih sama dengan periode sebelumnya, yakni sebesar 3%.

Adapun data penjualan eceran Korea Selatan periode September 2020 secara bulanan (MoM) turun menjadi 1,7% dari sebelumnya sebesar 3%. Sedangkan secara tahunan (yoy), penjualan eceran Negeri Gingseng tersebut naik menjadi 4,4% dari periode sebelumnya sebesar 0,3%.

TIM RISET CNBC INDONESIA


(chd/chd)
[Gambas:Video CNBC]
Next Article Bursa Asia Mayoritas Dibuka Hijau, KOSPI Memimpin!

Tags

Related Articles
Recommendation
Most Popular