
Sempat Berfluktuasi, Bursa Eropa Menguat pada Sesi Pagi

Jakarta, CNBC Indonesia - Bursa Eropa bergerak naik tipis pada sesi awal perdagangan Kamis (29/10/2020), menafikan kabar pemberlakuan karantina wilayah (lockdown) di Prancis dan Jerman sembari menunggu kebijakan terbaru bank sentral kawasan tersebut.
Indeks Stoxx 600, yang berisi 600 saham unggulan di Eropa, menguat 0,2% di pembukaan, dengan pergerakan yang volatil. Indeks sektor telekomunikasi menguat 1,1% memimpin reli, sementara indeks sektor asuransi melemah 0,9%.
Sejam kemudian, indeks Stoxx 600 bertambah 1,7 poin (+0,5%) ke 343,83. Indeks DAX Jerman naik 84,8 poin (+0,7%) ke 11.645,31 dan CAC Prancis bertambah 13,15 poin (+0,3%) ke 4.584,27. Di sisi lain, indeks FTSE Inggris tumbuh 18,2 poin (+0,3%) ke 5.601.
Kemarin bursa Eropa mengalami koreksi terburuknya sejak September setelah Jerman dan Prancis mengumumkan kebijakan lockdown terbaru untuk mengatasi gelombang kedua penyebaran virus Covid-19 di Eropa. Inggris juga dituntut kian disiplin setelah kasus baru Corona naik dua kali lipat setiap 9 hari, menurut Imperial College London.
Pasar juga labil menjelang pemilihan presiden (pilpres) AS pada 3 November, menyusul lonjakan kasus corona dan mengaburnya harapan akan stimulus baru. Wall Street mengalami koreksi terburuk dalam beberapa bulan terakhir dengan koreksi Dow Jones sebesar 934 poin kemarin.
Bursa saham di Asia Pasifik juga melemah menyusul anjloknya Wall Street, dengan indeks bursa Korea Selatan dan Australian terkoreksi sekitar 1,7%.
Di Eropa, fokus pasar bakal beralih ke penentuan suku bunga acuan di Eropa, sementara rilis indeks keyakinan konsumen final dan pembacaan sentimen di sektor jasa, ekonomi, dn industri per Oktober.
Kinerja korporasi juga masih menjadi acuan pasar dengan beberapa emiten akan mengumumkan kinerj mereka seperti Credit Suisse yang telah melaporkan penurunan laba bersih hingga 38% pada kuartal III-2020, menyusul pandemi corona dan volatilitas pasar uang.
Laba bersih yang dibagikan ke entitas pemegang saham induk tercatat sebesar 546 juta Swiss francs (US$ 600 juta), atau jauh di bawah proyeksi pasar dalam polling Revinitif sebesar 679 juta Swiss francs. Saham bank asasl Swiss tersebut anjlok lebih dari 4,5% di awal perdagangan.
Sementara itu, produsen minyak Royal Dutch Shell melaporkan laba bersih yang lebih baik dari ekspektasi yakni senilai US$ 955 juta dan mengumumkan rencana membagikan dividen yang lebih besar. Saham perseroan pun terbang 3,5%.
Dari Finlandia, saham raksasa telekomunikasi Nokia anjlok lebih dari 17% setelah memangkas target laba bersih akhir 2020 dan 2021 menyusul capaian kuartal III-2020 yang kurang memuaskan.
TIM RISET CNBC INDONESIA
(ags/ags)
[Gambas:Video CNBC]
Next Article Nah Lho! Mayoritas Bursa Global Cerah, Cuma IHSG Anjlok Parah