Laba Ambles 61%, NPL Bank Permata Juga Bengkak di Q3-2020

Houtmand P Saragih, CNBC Indonesia
28 October 2020 12:11
Gedung Bank Permata
Foto: Muhammad Luthfi Rahman

Jakarta, CNBC Indonesia - PT Bank Permata Tbk (BNLI) melaporkan kinerja keuangan kuartal III-2020 dengan hasil yang kurang memuaskan dibandingkan dengan periode yang sama tahun lalu.

Laba bersih bank yang baru diakuisisi Bangkok Bank ini, tercatat ambles 60,67% menjadi sebesar Rp 429,76 miliar per 9 bulan pertama tahun ini atau per September, dibandingkan perolehan yang sama tahun lalu sebesar Rp 1,09 triliun. 

Penurunan kinerja laba Permata Bank ini disebabkan anjloknya pendapatan bunga sebesar 2,59% menjadi Rp 8,43 triliun dibanding periode yang sama tahun lalu sebesar Rp 8,65 triliun. 

Selain itu, perseroan melaporkan ada kenaikan kredit bermasalah (non performing loan/NPL) pada periode yang sama.

Namun perseroan mengatakan NPL masih dapat dikelola dengan baik di level yang aman di tengah penurunan kualitas aset di industri perbankan Indonesia.

Rasio NPL gross tercatat sedikit meningkat ke level 3,8% dibandingkan dengan periode yang sama tahun lalu sebesar 3,3% dengan NPL net yang terjaga pada level 1,5% dibandingkan posisi September 2019 sebesar 1,2%.

"Bank melakukan upaya berkelanjutan untuk perbaikan NPL melalui restrukturisasi kredit bermasalah, penghapusan kredit, penjualan kredit NPL dan pertumbuhan kredit good book," kata Direktur Utama Permata Bank Ridha D.M. Wirakusumah dalam siaran pers yang disampaikan perseroan, Rabu (28/10/2020).

Secara keseluruhan, kata Ridha, perseroan mampu mempertahankan kinerja keuangan yang solid pada akhir triwulan III 2020, di tengah perlambatan pertumbuhan ekonomi sebagai dampak dari pandemi Covid-19 dan ketidakpastian ekonomi global.

Bank Permata mencatatkan pertumbuhan pendapatan operasional sebelum pencadangan sebesar Rp 2,6 triliun, tumbuh 20,4% year-on-year (yoy) yang didukung dengan posisi permodalan yang sangat kuat dan likuiditas yang terjaga optimal.

Dengan dukungan Bangkok Bank Public Company Limited (Bangkok Bank) sebagai pemegang saham pengendali yang baru, perseroan optimistis akan membukukan pertumbuhan bisnis secara berkesinambungan dengan permodalan yang kuat untuk menopang pertumbuhan dan pemulihan kondisi perekonomian di Indonesia pascapandemi.

"Optimisme terhadap kinerja Permata Bank di kuartal III 2020 yang terjaga solid di tengah hantaman krisis keuangan global akibat pandemi merupakan usaha bank dalam mempertahan kan pembukuan laba usaha, kualitas aset yang tetap terkendali, menjaga likuiditas secara optimal dan posisi permodalan yang sangat kuat," katanya.

"Didukung oleh persetujuan integrasi yang diberikan oleh regulator antara Bangkok Bank Indonesia dan Permata Bank pada 7 Oktober 2020 lalu. Sekaligus memberikan masa depan bank kami bergabung dalam jajaran BUKU IV [bank umum kelompok usaha, modal inti di atas Rp 30 triliun] di Indonesia," kata Ridha.

Bank Permata membukukan pertumbuhan pendapatan operasional sebelum pencadangan 20,4% yoy dibandingkan periode yang sama tahun lalu, terutama dikontribusikan baik oleh pertumbuhan pendapatan bunga bersih sebesar 8,6% dan pendapatan non-bunga sebesar 9,0% yoy.

Pencapaian ini diikuti dengan perbaikan rasio marjin bunga (Net Income Margin atau NIM) menjadi 4,4%, meningkat dari 4,2% di periode yang sama tahun lalu.

Cost to Income Ratio (CIR) tercatat sebesar 59,8%, membaik secara signifikan dibandingkan posisi tahun lalu sebesar 63,6%.

"Sebagai akibat dari penurunan tarif Pajak Penghasilan Badan (PPh) dari 25% menjadi 22% yang berlaku efektif di bulan Maret 2020, Bank juga mengakui tambahan beban pajak tangguhan yang berdampak pada penurunan laba setelah pajak," tambah Ridha.

Dalam menghadapi tantangan yang timbul sebagai dampak pandemi Covid-19, perseroan melakukan upaya strategis dengan tetap menjalankan fungsi sebagai universal bank yang memberikan layanan terbaik bagi para nasabah ritel, korporasi dan syariah. Bank tetap memfokuskan penyaluran kredit bagi nasabah yang sehat.

Selama kuartal-III 2020, Bank Permata melaksanakan program restrukturisasi dan relaksasi kredit bagi nasabah yang terdampak Covid-19.

Sampai dengan akhir September 2020, sekitar 11,6% dari portofolio kredit yang diberikan mengajukan permohonan restrukturisasi dan relaksasi dimana sebagian besar telah diselesaikan.

Posisi likuiditas bank terjaga dengan baik dibuktikan dengan rasio likuiditas Loan-to-Deposit Ratio (LDR) optimum sebesar 74,5% di bulan September 2020 dan rasio CASA (dana murah, current account and saving accounttercatat sebesar 50,8%, meningkat 103 basis poin dibandingkan periode yang sama tahun lalu.

Total dana simpanan masyarakat (dana pihak ketiga/DPK) tumbuh sebesar 11,1% yoy, kontribusi terbesar dari pertumbuhan produk giro sebesar 18,3%, diikuti oleh tabungan dan deposito masing-masing 8,2% dan 8,9% yoy.

"Hal ini menunjukkan bahwa di tengah kondisi ekonomi yang sulit Permata Bank masih dipercaya oleh masyarakat untuk memenuhi kebutuhan transaksi perbankan dan mengelola operasional bisnis serta kebutuhan likuiditasnya dengan baik," katanya.

Dari sisi permodalan, rasio Common Equity Tier 1 (CET-1) dan Capital Adequacy Ratio (CAR) juga terjaga dengan kuat pada posisi September 2020 masing-masing sebesar 20,5% dan 21,6%, meningkat dibanding 18,6% dan 19,8% pada periode yang sama tahun lalu, jauh lebih tinggi dari ketentuan minimum modal yang berlaku.


(hps/tas)
[Gambas:Video CNBC]
Next Article Ada Transaksi Jumbo, Saham Ini Terbang Sentuh ARA

Tags

Related Articles
Recommendation
Most Popular