Tahun Ini Waskita Karya Lepas 2 Ruas Tol, Mana Saja?

Syahrizal Sidik, CNBC Indonesia
28 October 2020 08:40
Kementerian Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat (PUPR) bersama badan usaha jalan tol terus mempercepat penyelesaikan pembangunan ruas-ruas tol baru pada kawasan metropolitan Jabodetabek (Jakarta, Bogor, Depok, Tangerang, dan Bekasi). Saat ini enam ruas tol telah memasuki tahap akhir penyelesaian untuk segera dioperasikan dan siap diresmikan pada bulan November dan Desember 2020 yang akan datang.(Dok. Kementerian PUPR)
Foto: Ilustrasi Jalan Tol (Dok. Kementerian PUPR)

Jakarta, CNBC Indonesia - Emiten konstruksi BUMN, PT Waskita Karya Tbk (WSKT) berencana mendivestasi lima ruas tol tahun ini. Divestasi ruas tol ini merupakan strategi pendanaan dilakukan Waskita Karya untuk menjaga arus kas.

Direktur Utama Waskita Karya, Destiawan Soewardjono menyatakan, pada tahun ini setidaknya ada lima ruas yang ditargetkan akan didivestasi antara lain, ruas tol Cibitung-Cilincing, tol Bekasi-Cawang-Kampung Melayu (Becakayu), dan tiga ruas melalui skema asset swap dengan PT Taspen dan PT Sarana Multi Infrastruktur (SMI). Namun, yang terealisasi diperkirakan hanya dua ruas saja, yakni Cibitung-Cilincing dan ruas tol Becakayu.

"Divestasi kami terus melakukan, targetnya ada 5 ruas tapi tidak akan tercapai semua akibat pandemi Covid-19," kata Destiawan, dalam paparan publik yang digelar secara virtual, Selasa (27/10/2020).

Direktur Pengembangan Fery Hendriyanto menyampaikan, untuk ruas tol Becakayu, Waskita akan menargetkan, pelepasan kepemilikan 30% saham di PT Kresna Kusuma Dyandra Marga (KKDM) sebesar Rp 550 miliar dalam bentuk Reksa Dana berbentuk Kontrak Investasi Kolektif Penyertaan Terbatas (RDPT) akan terealisasi pada pertengahan November tahun ini.

KDDM merupakan badan usaha jalan tol yang mengelola konsesi ruas tol Bekasi - Cakung - Kampung Melayu (tol Becakayu).

"Untuk ruas Cibitung-Cilincing negosisasi akhir dengan investor sudah, paling lambat awal Desember terealisasi," katanya.

Di sisi lain, Waskita juga merespons positif mengenai inisiasi pemerintah yang membentuk lembaga yang mengelola dana abadi nasional atau Sovereign Wealth Fund (SWF).

Diharapkan, adanya SWF bisa turut mempercepat proses divestasi ruas tol milik Waskita. Sebabnya, saat ini perseroan masih memiliki 16 ruas tol yang menjadi beban bagi arus kas.

"Dengan adanya ini [SWF], kami harapkan tahun depan sudah ada, maka proses divestasi bisa lebih cepat. Dana yang ada selain mengembalikan pinjaman akan lakukan proses investasi selanjutnya," tandas Destiawan Soewardjono.

Ekspansi ke Asia Tenggara

Selain melepas beberapa tol yang sudah operasional, Waskita juga menerapkan strategi meningkatkan proyek-proyek konvensional dari perusahaan BUMN maupun swasta, perseroan tak lagi hanya mengandalkan proyek investasi dari perusahaan anak, khususnya di proyek jalan tol.

Sementara itu, Waskita juga melakukan ekspansi dengan membidik beberapa proyek di kawasan Asia Tenggara seperti LRT di Filipina, pembangunan bandar udara Kuala Lumpur, Malaysia dan proyek mixed used di Johor serta proyek renovasi KBRI Malaysia. Waskita memperkirakan, kontribusi dari pasar eksternal diproyeksikan akan meningkat dari saat ini sebesar 30% menjadi 37%.

Mengenai kontrak baru, perseroan juga optimistis bisa mencapai kontrak baru sebesar Rp 27 triliun sampai dengan akhir tahun. Sampai dengan September 2020, Waskita telah mendapat kontrak baru sebesar Rp 12,2 triliun yang didominasi dari proyek infrastruktur dari anak usaha perseroan.


(hps/hps)
[Gambas:Video CNBC]
Next Article Penantian Waskita, Dana Abadi akan Bantu Divestasi Ruas Tol

Tags

Related Articles
Recommendation
Most Popular