Bursa Saham Asia Ditutup Merah, Shanghai Hijau Sendirian

Chandra Dwi Pranata, CNBC Indonesia
27 October 2020 16:50
A woman walks by an electronic stock board of a securities firm in Tokyo, Monday, Dec. 2, 2019. Asian stock markets have risen after Chinese factory activity improved ahead of a possible U.S. tariff hike on Chinese imports. Benchmarks in Shanghai, Tokyo and Hong Kong advanced. (AP Photo/Koji Sasahara)
Foto: Bursa Jepang (Nikkei). (AP Photo/Koji Sasahara)

Jakarta, CNBC Indonesia - Bursa saham Asia mayoritas ditutup melemah pada perdagangan Selasa (27/10/2020), seiring dengan rilis data pertumbuhan ekonomi di Korea Selatan pada kuartal III-2020 yang mencerminkan ekonomi Korea Selatan resmi mengalami resesi.

Tercatat indeks Nikkei Jepang ditutup melemah tipis 0,04%, indeks Hang Seng di Hong Kong terkoreksi 0,53%, indeks STI Singapura terpangkas 0,41% dan KOSPI Korea Selatan terdepresiasi 0,56%.

Menariknya indeks Shanghai China menguat 0,10%, alias balik arah dan menjadi indeks di Asia yang menguat sendirian.

Sementara itu, Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) pada perdagangan hari ini ditutup melemah 0,31% di level 5.128,22. IHSG ditutup melemah jelang libur panjang Maulid Nabi Muhammad SAW. yang dimulai besok.

Data perdagangan mencatat, investor asing melakukan aksi beli bersih sebanyak Rp 22 miliar di pasar reguler hari ini dengan nilai transaksi hari ini menyentuh Rp 8,2 triliun.

Dari Asia, sentimen terkuat datang dari kabar ekonomi Korea Selatan (Korsel) yang resmi resesi. Setelah di kuartal II 2020 (Q2) ekonomi -2,7%, PDB Negeri Ginseng tersebut juga berkontraksi 1,3% di Q3 2020 dalam basis tahunan (yoy).

Ini menjadikan negeri 'oppa' resmi masuk jurang resesi. Resesi sendiri diartikan sebagai negatifnya pertumbuhan ekonomi dua kuartal berturut-turut atau lebih dalam satu tahun.

Mengutip Trading Economics dari Bank of Korea (BoK), di sisi pengeluaran, konsumsi turun lebih jauh -2,3% dari -1,3%. Sedangkan pembentukan modal tetap bruto menguat 2,6% dari sebelumnya 1,9%.

Ekspor turun 3,7% dari sebelumnya -13%. Sedangkan impor turun 5,3% dari sebelumnya -8,5%.

Selain resesi Korea Selatan, sentimen lainnya yang menjadi pemberat bursa saham Asia adalah terkait kasus virus corona (Covid-19) di Amerika Serikat (AS) yang kembali mencatatkan kasus terjangkit tertinggi pada Minggu (25/10/2020) lalu.

Data kompilasi Universitas Johns Hopkins menunjukkan pertambahan kasus infeksi akibat virus Corona harian di AS telah meningkat menjadi rata-rata 68.767 kasus selama tujuh hari terakhir.

Ini adalah sebuah rekor. Pada hari Minggu saja, lebih dari 60.000 kasus dilaporkan. Negeri Paman Sam melaporkan lebih dari 83.000 infeksi baru pada hari Jumat dan Sabtu setelah wabah di negara bagian Sun Belt, melampaui rekor sebelumnya sekitar 77.300 kasus.

TIM RISET CNBC INDONESIA


(chd/chd)
[Gambas:Video CNBC]
Next Article Bursa Asia Mayoritas Dibuka Hijau, KOSPI Memimpin!

Tags

Related Articles
Recommendation
Most Popular