Gokil! Selama Pandemi, Transaksi Digital BNI Melonjak 80%

Monica Wareza, CNBC Indonesia
27 October 2020 12:03
FILE PHOTO: A woman holds Indonesian rupiah banknotes at a Bank Negara Indonesia (BNI) mobile bank in Jakarta July 15, 2013.   REUTERS/Beawiharta/File Photo
Foto: REUTERS/Beawiharta/File Photo

Jakarta, CNBC Indonesia - PT Bank Negara Indonesia Tbk (BBNI) menyebutkan selama masa pandemi Covid-19 transaksi digital mengalami peningkatan yang signifikan. Hingga akhir September, terjadi peningkatan volume transaksi digital sebesar 80,4% secara tahunan (year on year (YoY).

Direktur Bisnis Konsumer BNI Corina Leyla Karnalies mengatakan peningakatan ini terjadi karena meningkatnya kebutuhan layanan perbankan digital akibat pandemi yang membuat nasabah lebih nyaman bertransaksi tidak secara langsung.

"Hingga September 2020, volume transaksi melalui BNI Mobile Banking tumbuh 80,4% yoy. Adapun jumlah transaksi meningkat dari 142 juta pada Kuartal 3 tahun 2019 menjadi 211 juta transaksi pada Kuartal 3 tahun 2020 atau meningkat 48,1%," kata Corina dalam konferensi pers kinerja kuartal III-2020 BNI secara virtual, Selasa (27/10/2020).

Dia mengungkapkan, ke depannya layanan perbankan digital akan semakin menjadi ujung tombak transaksi perbankan di BNI.

Untuk itu, perusahaan akan terus melakukan pengembangan digitak banking untuk menghasilkan produk dan layanan keuangan digital yang mendukung inklusi keuangan dan meningkatkan customer engagement, namun juga digitalisasi pada proses bisnis internal yang melahirkan produktivitas dan efisiensi.

Adapun selama sembilan bulan pertama tahun ini BNI mencetak laba bersih mencapai Rp 4,32 triliun, atau turun 63,9% dari periode yang sama tahun lalu sebesar Rp 11,97 triliun.

Penurunan laba bersih ini seiring dengan efek dari upaya BNI memperkuat fundamental dalam menghadapi ekonomi di masa mendatang dengan pencadangan CKPN (Cadangan Kerugian Penurunan Nilai) Q3-20020 berada pada 206,9%, lebih besar dari Q3 2019 sebesar 159,2%.

"Adapun hingga akhir September, aset BNI tumbuh 12,5% yoy, mencapai Rp 916,95 triliun," katanya.

DPK (dana pihak ketiga) tumbuh 21,4% dari Rp 580,98 triliun menjadi Rp 705,09 triliun pada September 2020. Sementara itu dana murah atau current account and saving account (CASA), jadi prioritas utama yang dimaksudkan untuk dapat terus menekan cost of fund, pada level 65,4%.

Saat ini CASA BNI berada pada level 65,4% dengan cost of fund 2,86%, atau membaik 30 bps (basis poin) dibandingkan posisi yang sama tahun lalu sebesar 3,24%.

DPK tersebut dapat menopang kredit tumbuh 4,2% yoy dari Rp 558,7 triliun menjadi Rp 582,4 triliun.

 


(hps/hps)
[Gambas:Video CNBC]
Next Article Mau Go Digital, Royke Tumilaar Beberkan Rencana Besar BNI

Tags

Related Articles
Recommendation
Most Popular