Efek Pandemi, BNI Restrukturisasi Kredit Senilai Rp 122 T

Monica Wareza, CNBC Indonesia
27 October 2020 11:38
Gedung Bank BNI
Foto: Muhammad Luthfi Rahman

Jakarta, CNBC Indonesia - PT Bank Negara Indonesia Tbk (BBNI) telah melakukan restrukturisasi kredit senilai Rp 112 triliun hingga September 2020. Jumlah tersebut sebesar 22,2% dari total kredit yang disalurkan BNI.

Direktur Bisnis Konsumer BNI Corina Leyla Karnalies mengatakan nilai restrukturisasi tersebut diberikan kepada 170.591 debitur.

"Debitur tersebut mayoritas berasal dari sektor perdagangan, restoran, hotel, jasa usaha dan manufaktur," kata Corina dalam konferensi pers kinerja kuartal III-2020 BNI secara virtual, Selasa (27/10/2020).

Dia mengungkapkan, adanya program restrukturisasi ini dinilai bakal menambah ketahanan debitur dalam menghadapi pandemi Covid-19ayng berdampak negatif pada bisnis yang dijalankan debitur.

BNI menilai tren restrukturisasi saat ini sudah cenderung melandai dibandingkan dengan posisi pada Juni 2020 lalu yang merupakan puncak dari proses restrukturisasi.

"Adapun perpanjangan stimulus restrukturisasi sampai 2022 positif, tidak hanya bagi bank tapi juga debitur. Bagi bank memberikan ruang bagi bank untuk manage portofolio lebih baik dan terukur. Selain itu memberikan nasabah tambahan waktu dan memperbaiki cashflow bisnisnya dari dampak pandemi," terang dia.

Adapun berdasarkan bahan paparan perusahaan, nilai kredit bermasalah (non performing loan/NPL) perusahaan tercatat sebesar 3,6%. Meningkat dari posisi di periode yang sama tahun sebelumnya yang sebesar 1,8%. Tahun ini perusahaan memasang guideline NPL di kisaran 3,7%-4,5%.

Adapun NPL ini disebabkan karena adanya downgrade debitur yang mengalami penurunan kinerjanya dan masuk dalam kategori special mention loan atau kol 2. Korporasi yang paling banyak masuk dalam kategori ini adalah sektor manufaktur.

Sedangkan loan at risk (LAR) di tengah pandemi ini tanpa memasukkan variabel Covid-19 tercatat sebesar 12,1%. Namun dengan adanya pandemi ini LAR BNI tercatat sebesar 28,7%.


(hps/hps)
[Gambas:Video CNBC]
Next Article Kredit Berisiko di BNI Turun. Pengamat: Awal yang Baik!

Tags

Related Articles
Recommendation
Most Popular