Analisis Teknikal

Mayday Mayday! Wall Street Terjun Bebas, IHSG Siapkan Parasut

Putu Agus Pransuamitra, CNBC Indonesia
27 October 2020 08:31
Laju bursa saham domestik langsung tertekan dalam pada perdagangan hari ini, Kamis (10/9/2020) usai Pemerintah Provinsi DKI Jakarta mengumumkan akan memberlakukan kebijakan pembatasan sosial berskala besar (PSBB) mulai Senin pekan depan.

Sontak, investor di pasar saham bereaksi negatif. Indeks Harga Saham Gabungan anjlok lebih dari 4% ke level 4.920,61 poin. Investor asing mencatatkan aksi jual bersih Rp 430,47 miliar sampai dengan pukul 10.18 WIB.  (CNBC Indonesia/ Tri Susilo)
Foto: Ilustrasi Bursa Efek Indonesia (CNBC Indonesia/ Tri Susilo)

Jakarta, CNBC Indonesia - Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) pada perdagangan awal pekan Senin kemarin (26/10/20) ditutup di zona hijau naik 0,62% di level 5.144,04.

Data perdagangan mencatat, investor asing melakukan aksi beli bersih sebesar Rp 175 miliar di pasar reguler dengan nilai transaksi mencapai Rp 7,1 triliun.

Hari ini, Selasa (27/10/2020) adalah perdagangan terakhir pekan ini, mulai besok pasar akan libur karena pada 29 Oktober 2020 bertepatan dengan perayaan Maulid Nabi Muhammad SAW, lalu pemerintah memberlakukan kebijakan cuti bersama sejak 28 hingga 30 Oktober.

Tantangan IHSG untuk menguat lagi cukup berat, sebab sentimen pelaku pasar sedang memburuk. Hal tersebut tercermin dari merosotnya bursa saham Amerika Serikat (AS) pada perdagangan Senin waktu setempat.

Indeks Dow Jones bahkan ambles lebih dari 2%, dan membukukan hari terburuk sejak awal September lalu.

Sementara itu indeks S&P 500 dan Nasdaq merosot 1,8% dan 1,6%.

Terjun bebasnya Wall Street yang merupakan kiblat bursa saham dunia terjadi akibat peningkatan jumlah kasus penyakit virus corona (Covid-19) di AS serta di Eropa.

Belum Lagi stimulus fiskal di AS yang tidak akan cair dalam waktu dekat, serta pemilihan presiden AS di awal bulan depan yang tentunya memicu ketidakpastian.

Kombinasi tersebut tentunya memicu aksi jual di bursa saham AS dan merembet ke beberapa bursa Asia yang sudah dibuka pagi ini. IHSG juga terancam nyemplung jelang libur panjang.

Secara teknikal, IHSG pada pekan lalu berbalik naik setelah nyaris menyentuh support (batas bawah) di 5.060, yang juga merupakan rerata pergerakan 100 hari (moving average/MA100) yang ditunjukkan garis warna oranye muda.

Setelah mendekati level tersebut, IHSG langsung rebound yang menjadi indikasi support kuat.

IHSG kini bergerak di atas rerata pergerakan 50 hari (moving average/MA50) yang ditunjukkan dengan garis hijau.

MA 50 berada di kisaran 5.110 hingga 5.120, Selama bertahan di atasnya IHSG berpeluang menguat kembali menuju kisaran 5.163 yang menjadi resisten (batas atas) kuat sebab merupakan Fibonnaci Retracement 50%.

Fibonnaci tersebut ditarik dari level tertinggi September 2019 di 6.414 ke level terlemah tahun ini 3.911 pada grafik harian.

jkseGrafik: IHSG Harian
Foto: Refinitiv

Indikator Stochastic pada grafik 1 jam berada di wilayah jenuh beli (overbought)

Stochastic merupakan leading indicator, atau indikator yang mengawali pergerakan harga. Ketika Stochastic mencapai wilayah overbought (di atas 80) atau oversold (di bawah 20), maka suatu harga suatu instrumen berpeluang berbalik arah.

jkseGrafik: IHSG 1 Jam
Foto: Refinitiv

Stochastic yang berada di wilayah overbought berisiko memicu koreksi, selama tertahan di bawah level 5.163.

Jika kembali ke bawah MA 50 IHSG berisiko melemah menuju ke support 5.060, sebelum menuju level psikologis 5.000.

Sementara jika mampu melewati 5.163, IHSG akan membuka ruang penguatan ke 5.200.

TIM RISET CNBC INDONESIA 


(pap/pap)
[Gambas:Video CNBC]
Next Article Sempat Menguat di Sesi 1, IHSG Hari Ini Ditutup Melemah

Tags

Related Articles
Recommendation
Most Popular