Mau Libur Panjang, Rupiah Ngegas Dulu Jadi Juara Asia

Putu Agus Pransuamitra, CNBC Indonesia
26 October 2020 15:57
Ilustrasi Rupiah dan dolar (CNBC Indonesia/Andrean Kristianto)
Foto: Ilustrasi Rupiah dan dolar (CNBC Indonesia/Andrean Kristianto)

Jakarta, CNBC Indonesia - Nilai tukar rupiah menguat melawan dolar Amerika Serikat (AS) pada perdagangan Senin (26/10/2020). Tidak sekadar menguat, rupiah juga menjadi juara Asia, jelang libur panjang di pekan ini.

Melansir data Refinitiv, rupiah membuka perdagangan dengan menguat 0,14% di Rp 14.630/US$. Setelahnya rupiah sempat stagnan di Rp 14.650/US$ sebelum kembali menguat ke Rp 14.630/US$ di penutupan perdagangan.

Mayoritas mata uang utama Asia melemah melawan dolar AS pada perdagangan hari ini, sehingga rupiah dengan penguatan 0,14% mampu menjadi yang terbaik.

Selain rupiah, hingga pukul 15:12 WIB, ada peso Filipina, baht Thailand, dan dolar Taiwan yang menguat, itu pun sangat tipis.

Berikut pergerakan dolar AS melawan mata uang utama Asia.

Perdagangan di pekan ini akan berlangsung singkat sebab akan libur panjang dalam rangka cuti bersama pada 28 Oktober (Rabu) hingga 30 Oktober (Jumat) mendatang.

Libur panjang ini karena pada 29 Oktober 2020 bertepatan dengan perayaan Maulid Nabi Muhammad SAW, lalu pemerintah memberlakukan kebijakan cuti bersama sejak 28 hingga 30 Oktober.

Aliran modal yang masuk ke dalam negeri menjadi penopang penguatan rupiah hari ini. Di pasar saham, investor asing tercatat melakukan net buy sebesar US$ 125 miliar.

Sementara di pasar obligasi, yield Surat Berharga Negara (SBN) hari ini turun 1,6 basis poin (bps) ke 6,613%.

Untuk diketahui, pergerakan yield berbanding terbalik dengan harga obligasi. Saat harga naik, yield akan menurun, begitu juga sebaliknya. Ketika harga naik artinya ada aksi belum sehingga terindikasi ada aliran modal yang masuk ke dalam negeri.

Penguatan rupiah terjadi saat kondisi kurang menguntungkan. Ketika pasar dalam negeri libur nanti, AS akan merilis data produk domestik bruto (PDB) AS yang diprediksi tumbuh hingga 31,9%, Artinya Negeri Paman Sam akan lepas dari resesi setelah 2 kuartal sebelumnya PDB berkontraksi 31,4% dan 5%.

Sementara itu dari dalam negeri, libur panjang nanti dikhawatirkan akan memicu kenaikan jumlah kasus pandemi penyakit virus corona (Covid-19) saat libur panjang.

Gubernur DKI Jakarta mengancam akan kembali menarik rem darurat lagi alias memperketat Pembatasan Sosial Berskala Besar (PSBB) apabila terjadi lonjakan kasus Covid-19 di Ibu Kota.

"Dalam hal ini, seperti diketahui, Pemprov DKI Jakarta dapat menerapkan kembali kebijakan Rem Darurat (Emergency Brake). Artinya, apabila terjadi tingkat penularan yang mengkhawatirkan, Pemprov DKI Jakarta dapat menghentikan seluruh kegiatan yang sudah dibuka selama PSBB Masa Transisi dan menerapkan kembali pengetatan," ujar Gubernur Provinsi DKI Jakarta, Anies Baswedan, pada Minggu (25/10).

Jika PSBB kembali diketatkan, maka pemulihan ekonomi di Indonesia akan semakin lambat, dan rupiah berisiko tertekan.

TIM RISET CNBC INDONESIA 


(pap/pap)
[Gambas:Video CNBC]
Next Article Bukan Rupiah, Juara Asia Semester I-2020 Adalah Peso Filipina

Tags

Related Articles
Recommendation
Most Popular