
Sudah Sebulan Dolar Singapura Mentok di Level Rp 10.900

Jakarta, CNBC Indonesia - Nilai tukar dolar Singapura melemah melawan rupiah pada perdagangan Senin (26/10/2020). Tetapi jika melihat lebih ke belakangan dolar Singapura sebenarnya bergerak di situ-situ saja.
Pada pukul 13:05 WIB, SG$ 1 setara Rp 10.772,34, dolar Singapura melemah 0,16% di pasar spot, melansir data Refinitiv. Dalam 1 bulan terakhir, Mata Uang Negeri Merlion ini bergerak di rentang Rp 10.730 sampai Rp 10.900/SG$. Posisi tersebut berada di dekat level tertinggi sejak April lalu.
Singapura yang masih belum lepas dari resesi membuat dolar Singapura mejan. Kementerian Perdagangan dan Industri Singapura pada Rabu (14/10/2020) lalu melaporkan PDB kuartal III-2020 sebesar -7% year-on-year (YoY). Meski masih berkontraksi, tetapi lebih baik dari kuartal sebelumnya -13,3% YoY. Di kuartal I lalu, PDB juga mengalami kontraksi, -0,3% YoY, sehingga Singapura resmi memasuki resesi sejak kuartal II lalu.
Secara umum, suatu negara dikatakan mengalami resesi jika PDB mengalami kontraksi 2 kuartal beruntun secara YoY.
Sehingga, Singapura kini sudah mengalami resesi selama 9 bulan. Menurut National Bureu of Economic Research (NBER), lembaga swasta non-profit di AS, rata-rata lamanya waktu resesi adalah 11 bulan.
Tetapi patut digarisbawahi, resesi kali ini tidak seperti sebelummnya yang disebabkan oleh pandemi penyakit virus corona (Covid-19). Jadi, pemulihan ekonomi akan sangat tergantung dari kesuksesan meredam penyebaran Covid-19.
International Monetary Fund (IMF) dalam laporan terbarunya memprediksi PDB Singapura sepanjang 2020 akan mengalami kontraksi sebesar 6%, tetapi akan tumbuh 5% di tahun depan.
Sementara itu Indonesia akan segera menyusul Singapura. Resesi sudah pasti terjadi dan menjadi yang pertama kalinya dalam 22 tahun terakhir, tetapi seberapa besar kontraksi ekonomi yang menjadi misteri.
Menteri Keuangan Sri Mulyani Indrawati mengatakan ekonomi kuartal III-2020 akan berada di kisaran minus 1% hingga 2,9%.
Pertumbuhan ekonomi Indonesia kuartal III-2020 akan dirilis pada 5 November mendatang, setelah mengalami kontraksi 5,32% di kuartal II-2020.
TIM RISET CNBC INDONESIA
(pap/pap)
[Gambas:Video CNBC]
Next Article Ekonomi Singapura Tumbuh Tinggi, Dolarnya Makin Mahal dong?
