Kurs NDF Melemah Tajam, Peluang Rupiah Balik Menguat Pupus

Putu Agus Pransuamitra, CNBC Indonesia
22 October 2020 12:54
Ilustrasi Rupiah dan dolar (CNBC Indonesia/Andrean Kristianto)
Foto: Ilustrasi Rupiah dan dolar (CNBC Indonesia/Andrean Kristianto)

Jakarta, CNBC Indonesia - Nilai tukar rupiah melemah melawan dolar Amerika Serikat (AS) pada perdagangan Kamis (22/10/2020). Aksi wait and see pelaku pasar membuat mata uang Garuda tak berdaya.

Melansir data Refinitiv, rupiah membuka perdagangan dengan stagnan di level Rp 14.610/US$, tetapi tidak lama langsung melemah 0,38% ke Rp 14.665/US$. Posisi rupiah sedikit membaik, berada di level Rp 14.650/US$ hingga pukul 12:00 WIB.

Pelaku pasar saat ini menanti kepastian stimulus fiskal di AS yang kabarnya bisa cair di pekan ini. Perundingan antara Nancy Pelosi, Ketua DPR (House of Representatif) dengan Menteri Keuangan Steven Mnuchin yang membahas stimulus tersebut masih berlangsung, dan dikatakan masih ada perbedaan pendapat.

"Memang masih ada sejumlah pendapat yang berbeda. Namun, kami sudah memasuki tahapan negosiasi yang baru, di mana tinggal mengurus masalah teknis bahasa penyampaian," ungkap Mark Meadows, Kepala Staf Gedung Putih, seperti dikutip dari Reuters.

Selain itu, ada juga kabar yang membuat sentimen pelaku pasar sedikit memburuk. Iran dan Rusia dikabarkan ikut campur dalam pemilihan presiden (Pilpres) yang akan dihelat pada 3 November mendatang.

Keduanya dikatakan memiliki informasi data warga Amerika Serikat yang terdaftar sebagai pemilih, serta berusaha mempengaruhi publik. 

"Iran dan Rusia sudah berusaha mempengaruhi opini public terkait pemilihan presiden kita," kata direktur Inteligen Nasional, John Ratcliffe, sebagaimana dilansir CNBC International.

Ratcliffe mengatakan telah mendapat konfirmasi jika Iran dan Rusia memiliki data daftar para pemilih. Data tersebut bisa digunakan untuk memberikan informasi palsu yang dapat memicu kebingungan, kerusuhan dan kepercayaan terhadap demokrasi Amerika Serikat.

Seraca khusus Ratcliffe mengatakan Iran telah mengirim email yang dirancang untuk mengintimidasi pemilihan, memicu kerusuhan, serta merusak nama Presiden Donald Trump.

Alhasil, dolar AS yang selama ini tertekan berbalik menguat. Peluang rupiah untuk menguat juga terlihat kecil. Hal tersebut terindikasi dari pergerakan di pasar non-delivarble forward (NDF) dimana kurs rupiah terus menunjukkan pelemahan cukup tajam siang ini dibandingkan beberapa aat sebelum pembukaan perdagangan pagi tadi.

PeriodeKurs Pukul 8:44 WIBKurs Pukul 11:54 WIB
1 PekanRp14.645,20Rp14.697,7
1 BulanRp14.686,60Rp14.742,1
2 BulanRp14.720,50Rp14.775,7
3 BulanRp14.774,10Rp14.829,2
6 BulanRp14.926,90Rp14.978,9
9 BulanRp15.081,70Rp15.135,1
1 TahunRp15.281,30Rp15.324,1
2 TahunRp15.981,00Rp16.041,0

NDF adalah instrumen yang memperdagangkan mata uang dalam jangka waktu tertentu dengan patokan kurs tertentu pula. Sebelumnya pasar NDF belum ada di Indonesia, hanya tersedia di pusat-pusat keuangan internasional seperti Singapura, Hong Kong, New York, atau London.

Pasar NDF seringkali mempengaruhi psikologis pembentukan harga di pasar spot. Oleh karena itu, kurs di NDF tidak jarang diikuti oleh pasar spot.

TIM RISET CNBC INDONESIA 


(pap/pap)
[Gambas:Video CNBC]
Next Article Bukan Rupiah, Juara Asia Semester I-2020 Adalah Peso Filipina

Tags

Related Articles
Recommendation
Most Popular