Ini Respons Dirut PGN Soal Kabar Tak Sedap Proyek Pipa Rokan

Wilda Asmarini, CNBC Indonesia
22 October 2020 11:13
PGN Komitmen Laksanakan Penugasan Pasokan Gas untuk Pembangkit listrik PLN. Ist
Foto: PGN Komitmen Laksanakan Penugasan Pasokan Gas untuk Pembangkit listrik PLN. Ist

Jakarta, CNBC Indonesia - PT Perusahaan Gas Negara Tbk (PGAS) menjawab kabar tak sedap tentang pengerjaan proyek pipa minyak Blok Rokan, terutama dalam penunjukan mitra PT Pertamina Gas (Pertagas), anak usaha PGN, untuk membangun pipa transmisi ini.

Direktur Utama PGN, Suko Hartono, mengatakan pihaknya tetap berkomitmen menyelesaikan proyek pipa minyak Rokan ini tepat waktu sebagai dukungan kepada PT Pertamina (Persero), agar proses transisi pengelolaan Blok Rokan pada Agustus 2021 mendatang berjalan lancar.

Suko menjelaskan, terkait dengan pemilihan mitra maupun skema mitra untuk proyek pembangunan pipa minyak Rokan, sampai saat ini prosesnya masih dalam kajian internal Pertagas selaku anak perusahaan PGN. 

Adapun untuk pelaksanaan proyek menurutnya disesuaikan dengan proses yang masih berjalan dan sesuai dengan kaidah pelaksanaan keproyekan.

"Kami mengapresiasi perhatian banyak pihak mengenai proyek strategis nasional ini untuk bisa segera berjalan dan kami pastikan bahwa proses persiapan proyek sudah mendekati tahap akhir untuk dapat segera dilaksanakan," jelas Suko seperti dikutip dari keterangan resmi perusahaan pada Kamis (22/10/2020).

Dia mengatakan, proyek pipa Rokan ini merupakan salah satu proyek energi terbesar tahun ini yang berhasil mencetak efisiensi anggaran sebesar Rp 2,1 triliun. Hal ini selaras dengan kondisi pandemi yang menuntut tingkat efisiensi tinggi dalam pelaksanaan kegiatan investasi dan operasi.

Selain itu, proyek pipa minyak Rokan juga melibatkan 60% tenaga lokal, sehingga dapat memberikan manfaat besar bagi masyarakat sekitar untuk pemulihan ekonomi di masa pandemi.

"Muara pelaksanaan operasi investasi ini pun ditujukan untuk menggerakkan roda perekonomian daerah maupun nasional," ujarnya.

Suko menjelaskan, skema pendanaan (financing) proyek pembangunan pipa Rokan telah dilakukan sesuai dengan kajian kaidah-kaidah keekonomian suatu proyek. Proses kajian dilakukan sesuai dengan prosedur internal yang telah melibatkan unsur-unsur Dewan Direksi (Board of Director) dan Dewan Komisaris (Board of Commissioner) dengan mengedepankan prinsip prinsip Good Corporate Governance (GCG).

Menurutnya, PGN terbuka untuk pelaporan yang aman melalui mekanisme whistle-blower apabila terdapat hal-hal yang tidak sesuai dengan prinsip GCG di perusahaan.

"Dengan mekanisme tersebut, pelapor dipastikan mendapatkan perlindungan apabila mendapati atau mencurigai adanya aktivitas yang tidak transparan di perusahaan," ujarnya.

Pelaporan yang diperoleh dari mekanisme Whistle-blowing System (WBS) akan mendapatkan perhatian dan tindak lanjut, termasuk pengenaan hukuman/ sanksi yang tepat agar dapat memberikan efek jera bagi pelaku pelanggaran dan bagi mereka yang berniat melakukan hal tersebut.

PGN membuka akses pelaporan atas tindakan-tindakan yang merugikan perusahaan/ lingkungan/ masyarakat melalui https://wbs.pgn.co.id.

Sebelumnya, Direktur Eksekutif Center of Energy and Resources Indonesia (CERI) Yusri Usman mengungkap, proses pengerjaan pipa minyak Blok Rokan tertahan selama satu bulan karena belum disetujui oleh Direktur Utama PGN, Suko Hartono, padahal keputusan final investasi (FID) telah ditetapkan yakni 75% dimiliki Pertagas dan 25% Rukun Raharja.

"Yang menjadi isu penting adalah soal pemilihan mitra investasi Pertagas, selain itu subkon (subkontraktor) dari pengadaan pipa dari PT Krakatau Steel dan subkon EPC (konstruksi) yaitu PGASOL (PGN Solution) dan PDC (Pertamina Patra Drilling Contractor) ke pelaksananya," tutur Yusri kepada CNBC Indonesia, Rabu (21/10/2020).

Menurutnya, bila groundbreaking proyek pipa ini dilakukan sejak pertengahan September lalu, pemasangan pipa harus mencapai kemajuan 1,5 km per hari guna mencapai target selesai sebelum Pertamina ambil alih Blok Rokan pada Agustus 2021 mendatang.

"Kalau melihat kondisi sekarang yang berlangsung, soal mitra investasi masih belum putus, kemudian subkontraktor dipilih oleh PGASOL dan PDC, diduga ada intervensi dari atas, saya memprediksikan bisa terlambat dari jadwalnya," tuturnya.

Dia menyebut, di balik rumitnya seleksi kontraktor dan subkontraktor pipa minyak Rokan ini disebabkan Dirut PGN Suko Hartono menginginkan Isar Gas mendapatkan bagian dalam pengerjaan proyek Blok Rokan dengan mengambil jatah Pertagas sebesar 24%.

Meskipun, imbuhnya, Isar Gas hanya mendapat skor 37,87 dari 100 dan berbeda jauh dengan Rukun Raharja yang mendapat skor 74,36 dari 100.

Proyek pipa transmisi minyak mentah Blok Rokan sepanjang 367 kilometer (km) ini dibangun oleh PT Pertamina Gas (Pertagas). Proyek tersebut berada koridor Minas-Duri-Dumai dan Koridor Balam-Bangko-Dumai, Blok Rokan.

Pertagas ditunjuk sebagai operator dalam membangun, mengoperasikan dan memelihara pipa dengan diameter 4-24 inchi tersebut. Dari perkiraan belanja modal sebesar US$ 450 juta, biaya investasi proyek ini berhasil ditekan menjadi US$ 300 juta.


(wia)
[Gambas:Video CNBC]
Next Article Pertagas Niaga-Pupuk Iskandar Muda Amandemen Kontrak Gas

Tags

Related Articles
Recommendation
Most Popular