Sedang Perkasa, Rupiah Bisa ke Bawah Rp 14.600/US$?

Putu Agus Pransuamitra, CNBC Indonesia
21 October 2020 13:07
Ilustrasi Rupiah dan dolar (CNBC Indonesia/Andrean Kristianto)
Foto: Ilustrasi Rupiah dan dolar (CNBC Indonesia/Andrean Kristianto)

Jakarta, CNBC Indonesia - Nilai tukar rupiah menguat melawan dolar Amerika Serikat (AS) hingga pertengahan perdagangan Rabu (21/10/2020). Harapan akan cairnya stimulus fiskal di AS membuat sentimen pelaku pasar membaik, yang memicu penguatan rupiah.

Melansir data Refinitiv, rupiah membuka perdagangan dengan menguat 0,14% di Rp 14.630/US$. Penguatan rupiah terakselerasi hingga 0,35% ke Rp 14.599/US$, sebelum terpangkas dan berada di level Rp 14.625/US$, menguat 0,17% di pasar spot.

Pelaku pasar saat ini menanti kepastian stimulus fiskal di AS, Nancy Pelosi, Ketua DPR (House of Representatif) sudah memulai perundingan dengan Menteri Keuangan Steven Mnuchin sejak awal pekan lalu.

Pelosi mengatakan setelah berbicara dengan Mnuchin dia berharap kesepakatan stimulus corona dapat dicapai pada akhir pekan ini.

Kepala staf Gedung Putih Mark Meadows, juga mengatakan Pelosi dan Mnuchin akan melanjutkan perundingan di hari Rabu, dan berharap melihat adanya beberapa kesepakatan sebelum akhir pekan.

Meski demikian, masih belum diketahui berada nilai stimulus fiskal tersebut. Partai Demokrat yang menguasai DPR AS mengusulkan US$ 2,2 triliun, yang dianggap terlalu besar oleh Pemerintah AS yang mengusulkan US$ 1,8 triliun.

Kabar baiknya, Presiden Donald Trump, memberikan sinyal akan menyetujui stimulus yang lebih besar ketimbang yang diajukan Partai Demokrat.

"Saya akan menyetujui stimulus yang lebih besar dari diajukan Partai Demokrat," kata Trump, sebagaimana dilansir Investing, Rabu (21/10/2020).

Meski demikian, Trump tentunya mendapat tantangan dari partainya sendiri, Partai Republik, yang bahkan menyatakan proposal stimulus US$ 1,8 miliar Pemerintah AS terlalu besar.

Dengan sentimen pelaku pasar yang membaik, rupiah berpeluang besar mencatat penguatan lagi hari ini, bahkan tidak menutup kemungkinan ke bawah Rp 14.600/US$. Tanda-tandanya terlihat di pasar non-delivarble forward (NDF) dimana kurs rupiah terus menunjukkan penguatan dari beberapa saat sebelum pembukaan perdagangan hingga siang ini.

PeriodeKurs Pukul 8:45 WIBKurs Pukul 11:54 WIB
1 PekanRp14.646,80Rp14.607,0
1 BulanRp14.677,50Rp14.636,5
2 BulanRp14.710,80Rp14.671,6
3 BulanRp14.757,00Rp14.734,1
6 BulanRp14.911,20Rp14.870,8
9 BulanRp15.082,40Rp15.037,0
1 TahunRp15.284,90Rp15.229,5
2 TahunRp16.002,00Rp15.990,0


NDF adalah instrumen yang memperdagangkan mata uang dalam jangka waktu tertentu dengan patokan kurs tertentu pula. Sebelumnya pasar NDF belum ada di Indonesia, hanya tersedia di pusat-pusat keuangan internasional seperti Singapura, Hong Kong, New York, atau London.

Pasar NDF seringkali mempengaruhi psikologis pembentukan harga di pasar spot. Oleh karena itu, kurs di NDF tidak jarang diikuti oleh pasar spot. Jika kurs NDF terus menunjukkan penguatan, rupiah berpeluang ke bawah Rp 14.600/US$ di akhir perdagangan nanti. 

TIM RISET CNBC INDONESIA


(pap/pap)
[Gambas:Video CNBC]
Next Article Bukan Rupiah, Juara Asia Semester I-2020 Adalah Peso Filipina

Tags

Related Articles
Recommendation
Most Popular