IFG Resmi Jadi Holding BUMN Asuransi, Ini 10 Anggotanya

Syahrizal Sidik, CNBC Indonesia
20 October 2020 15:07
HUT BUMN (CNBC Indonesia/Rivi Satrianegara)
Foto: CNBC Indonesia/Rivi Satrianegara

Jakarta, CNBC Indonesia - Indonesia Financial Group (IFG), brand baru PT Bahana Pembinaan Usaha Indonesia (BPUI), resmi ditetapkan sebagai BUMN Holding Perasuransian dan Penjaminan BUMN.

Hal ini mengacu pada Peraturan Pemerintah (PP) Nomor 20 Tahun 2020 tentang Penambahan Penyertaan Modal Negara ke dalam Modal Saham PT Bahana Pembinaan Usaha Indonesia (BPUI) yang sekarang menjadi IFG.

Adapun konsolidasi aset sebesar Rp 72,5 triliun sampai dengan Maret 2020.

Berdasarkan PP tersebut, BUMN ini akan membawahi:

    1. PT Asuransi Kredit Indonesia (Askrindo),
    2. PT Jaminan Kredit Indonesia (Jamkrindo),
    3. PT Jasa Raharja,
    4. PT Asuransi Jasa Indonesia (Jasindo)
    5. PT Bahana Sekuritas,
    6. PT Bahana TCW Investment Management,
    7. PT Bahana Artha Ventura,
    8. PT Grahaniaga Tata Utama
    9. PT Bahana Kapital Investa.

Satu tambahan anak usaha di bawah holding yakni IFG Life yang akan dibentuk demi menyelamatkan PT Asuransi Jiwasraya (Persero).

IFG Life sebagai salah satu unit bisnis IFG Holding dibentuk untuk melengkapi dan memperkuat ekosistem IFG.

IFG Life akan menawarkan bisnis asuransi yang komprehensif, baik untuk asuransi jiwa maupun asuransi kesehatan yang berfokus pada produk yang sehat, dengan tata kelola yang baik dan manajemen risiko yang dilakukan dengan kuat dan penuh kehati-hatian, untuk memperluas akses finansial dan mensejahterakan seluruh masyarakat Indonesia.

Adapun tiga lini bisnis IFG Life yakni fokus bisnis IFG Life dalam hal layanan proteksi (jiwa dan kesehatan), dana pensiun. (DPLK), dan migrasi polis-polis Jiwasraya yang telah selesai direstrukturisasi (oleh pihak Jiwasraya).

Direktur Utama IFG Robertus BiIlitea menyatakan, sebagai BUMN holding perasuransian dan penjaminan, IFG akan menghadirkan perubahan di bidang keuangan khususnya asuransi, investasi, dan penjaminan yang akuntabel, prudent, dan transparan dengan tata kelola perusahaan yang baik.

"Holding menjadi satu kekuatan dari sisi kegiatan usaha. Dengan mempunyai kekuatan ini, maka kita bisa masuk ke pasar dengan lebih baik, kalau kita masuk sendiri sebelum holding, leverage posisi anggota holding belum begitu cukup bagus," ujar Robertus, dalam konferensi pers secara daring, Selasa (20/10/2020).

Sebagai perusahaan yang baru dibentuk, nantinya IFG Life, akan fokus menjual produk-produk yang sifatnya proteksi dan tidak akan menawarkan imbal hasil pasti. Hal ini belajar dari kesalahan dari tata kelola Asuransi Jiwasraya.

Pantro Pander Silitonga, Direktur Bisnis IFG mengatakan, pasar asuransi jiwa di Indonesia sangat besar. Total aset industri asuransi per Juli 2020 senilai Rp 703 triliun atau setara dengan 4% terhadap Produk Domestik Bruto.

Namun demikian, segmen ini masih didominasi oleh perusahaan asuransi internasional.

Pada tahap awal, IFG akan fokus pada segmen di ekosistem perusahaan BUMN, pegawai maupun customer.

"Tidak lagi ada guaranteed return di IFG Life. Kami punya ekosistem lengkap, cross selling investasi yang lengkap bisa dilakukan dimulai dengan kurasi portofolio yang konservatif," katanya.


(tas/tas)
[Gambas:Video CNBC]
Next Article IFG Life Kebut Pembayaran Polis Eks Jiwasraya Rp 33,01 T

Tags

Related Articles
Recommendation
Most Popular