
Sabar! 48 Jam Lagi Jadi Penentuan Apakah Emas akan 'Terbang'

Jakarta, CNBC Indonesia - Harga Emas dunia kembali menguat pada perdagangan Senin (19/10/2020), setelah melemah 1,6% sepanjang pekan lalu. Pemilihan presiden (pilpres) Amerika Serikat (AS) yang akan digelar pada 3 November mendatang, serta stimulus fiskal menjadi isu utama yang menggerakkan emas saat ini.
Pada pukul 19:49 WIB, emas diperdagangkan di kisaran US$ 1.911,36/troy ons, menguat 0,65% di pasar spot, melansir data Refinitiv.
Piplres di AS kali ini mempertemukan petahana dari Partai Republik Presiden Donald Trump, dengan Joe Biden, calon presiden dari Partai Demokrat yang juga mantan wakil presiden periode 2009-2017.
Pekan ini akan dilangsungkan debat calon presiden (capres) babak terakhir. Ada enam topik yang akan dibahas yaitu perang melawan pandemi virus corona, keluarga, ras, perubahan iklim, keamanan nasional, dan kepemimpinan.
Sejauh ini, jajak pendapat yang digelar Reuters/Ipsos masih mengunggulkan sang pesaing Joe Biden untuk memenangi pilpres yang akan berlangsung pada 3 November mendatang. Dalam polling 13 Oktober, Biden memperoleh suara 43,1% sementara Trump 37,2%.
Dari 2 nama calon presiden negeri Adikuasa tersebut, Joe Biden dianggap akan membawa emas melesat lebih tinggi. Sebagai seorang Demokrat, analis melihat kebijakan Biden yang cenderung bagi-bagi uang secara masif akan sangat menekan dolar AS. Di saat yang sama ketika dolar AS tertekan, emas justru seperti mendapat berkah dan bakal jadi primadona kembali.
Selain pilpres, stimulus fiskal di AS akan menentukan arah pergerakan emas. Stimulus fiskal begitu juga dengan stimulus moneter merupakan bahan bakar emas untuk menguat.
"Lupakan stimulus fiskal, tidak akan terwujud dalam waktu dekat. Pasar sudah berekspektasi stimulus baru bisa diterapkan pada 2021," tegas Chris Weston, Head of Research Pepperstone yang berbasis di Melbourne, seperti dikutip dari Reuters.
Meski pelaku pasar pesimis stimulus fiskal akan cair sebelum pilpres, tetapi harapan masih tetap ada.
Ketua DPR (House of Representatif) yang berasal dari Partai Demokrat, Nancy Pelosy, memberikan tenggat waktu 48 jam sejak hari Minggu kemarin untuk mencapai kesepakatan dengan Pemerintah AS guna mencairkan stimulus sebelum pilpres.
Sehingga masih ada peluang hingga Selasa waktu AS apakah stimulus akan cair atau tidak. Berapa besarnya stimulus yang akan digelontorkan masih menjadi perdebatan, Partai Demokrat yang menguasai DPR AS mengusulkan US$ 2,2 triliun, yang dianggap terlalu besar oleh Pemerintah AS yang mengusulkan US$ 1,8 triliun.
Harapan akan cairnya stimulus tersebut membuat emas menguat hari ini, dan 48 jam ke depan atau 20 Oktober waktu AS, akan menentukan apakah logam mulia mampu melesat lagi atau malah kembali melempem seperti pekan lalu.
Secara teknikal, harga emas berhasil bangkit dari penurunan setelah bertahan di atas rerata pergerakan 100 hari (Moving Average/MA 100) pada grafik harian.
Indikator stochastic pada grafik harian masih jauh dari wilayah jenuh beli (overbought) atau pun wilayah jenuh jual (oversold)
Stochastic merupakan leading indicator, atau indikator yang mengawali pergerakan harga. Ketika Stochastic mencapai wilayah overbought (di atas 80) atau oversold (di bawah 20), maka suatu harga suatu instrumen berpeluang berbalik arah.
Stochastic yang belum memasuki wilayah overbought memberikan ruang lebih besar bagi emas untuk menguat.
![]() Foto: Refinitiv |
Emas memiliki ruang menguat ke MA 50 di kisaran US$ 1.938 sampai 1.945/troy ons. Jika mampu menembus ke atas US$ 1.945/troy ons secara konsisten, emas berpotensi melesat lebih tinggi ke US$ 1.970/troy ons.
Sementara itu level psikologis US$ 1.900/troy ons menjadi support terdekat, selama bertahan di atasnya, emas cenderung masih akan melesat naik. Potensi penguatan emas akan meredup jika kembali ke bawah level psikologis tersebut.
TIM RISET CNBC INDONESIA
(pap/pap)
[Gambas:Video CNBC]
Next Article Jangan Tunda, Yuk Mulai Investasi Emas
