Analisis Teknikal

Sempat Merah, Sesi II IHSG Siap Ngegas Lagi

Tri Putra, CNBC Indonesia
19 October 2020 12:26
Laju bursa saham domestik langsung tertekan dalam pada perdagangan hari ini, Kamis (10/9/2020) usai Pemerintah Provinsi DKI Jakarta mengumumkan akan memberlakukan kebijakan pembatasan sosial berskala besar (PSBB) mulai Senin pekan depan.

Sontak, investor di pasar saham bereaksi negatif. Indeks Harga Saham Gabungan anjlok lebih dari 4% ke level 4.920,61 poin. Investor asing mencatatkan aksi jual bersih Rp 430,47 miliar sampai dengan pukul 10.18 WIB.  (CNBC Indonesia/ Tri Susilo)
Foto: Ilustrasi Bursa Efek Indonesia (CNBC Indonesia/ Tri Susilo)

Jakarta, CNBC Indonesia - Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) menutup perdagangan sesi pertama Senin (19/10/2020) dengan penguatan tipis sebesar 7,2 indeks poin atau 0,14% ke level 5.110,63 di tengah sentimen positif pengembangan vaksin dan pertumbuhan ekonomi China.

Indeks acuan bursa lokal sempat balik arah sebelum setelah dibuka menguat 0,3% setelah China mengumumkan pertumbuhan ekonomi sebesar 4,9% pada kuartal ketiga 2020, atau sedikit di bawah konsensus pasar yang dihimpun Reuters yang berujung angka 5,2%.

Investor asing membukukan transaksi jual bersih (net sell) senilai Rp 237,6 miliar di pasar regular dari nilai transaksi harian sebesar Rp 5,6 triliun. Volume transaksi bursa mencapai 8 miliar unit saham sebanyak 479.462 kali.

Sentimen positif juga muncul dari isu pandemi. Mengutip Reuters, Sabtu (17/10/2020), Pfizer mengumumkan dapat mengajukan otorisasi AS untuk vaksin Covid-19 yang dikembangkannya dengan mitra Jerman BioNTech pada November, sehingga saham Pfizer naik 3,8%.

Namun reli IHSG masih dibatasi oleh sentimen negatif dari tingginya jumlah pasien Covid-19. Organisasi Kesehatan Dunia (WHO) mencatat jumlah pasien positif corona di Benua Biru per 18 Oktober mencapai 7.739.266 orang, naik 153.783 orang dibandingkan posisi hari sebelumnya.

Analisis Teknikal

Teknikal IHGSFoto: Tri Putra/CNBC Indoenesia
Teknikal IHGS

Pergerakan IHSG dengan menggunakan periode per jam (hourly) dari indikator Boillinger Band (BB) melalui metode area batas atas (resistance) dan batas bawah (support). Saat ini, IHSG berada di area pivot maka pergerakan IHSG selanjutnya berpotensi terapresiasi.

Untuk mengubah bias menjadi bullish atau penguatan, perlu melewati level resistance yang berada di area 5.134. Sementara untuk melanjutkan tren bearish atau penurunan perlu melewati level support yang berada di area 5.088.

Indikator Relative Strength Index (RSI) sebagai indikator momentum yang membandingkan antara besaran kenaikan dan penurunan harga terkini dalam suatu periode waktu dan berfungsi untuk mendeteksi kondisi jenuh beli (overbought) di atas level 70-80 dan jenuh jual (oversold) di bawah level 30-20.

Saat ini RSI berada di area 52, yang meskipun belum menunjukkan adanya indikator jenuh beli akan tetapi gerak indikator RSI terkonsolidasi naik setelah mendekati zona jenuh beli sehingga biasanya menandakan pergerakan IHSG selanjutnya akan cenderung terapresiasi.

Secara keseluruhan, melalui pendekatan teknikal dengan indikator BB yang berada di area pivot, maka pergerakan selanjutnya cenderung bullish atau terapresiasi. Hal ini juga terkonfirmasi dengan munculnya indikator RSI yang terkonsolidasi naik.

Indeks perlu melewati (break) salah satu level resistance atau support, untuk melihat arah pergerakan selanjutnya.

TIM RISET CNBC INDONESIA


(trp/trp)
[Gambas:Video CNBC]
Next Article Pasca libur Lebaran, IHSG Rontok 4,42% ke Bawah 7.000

Tags

Related Articles
Recommendation
Most Popular