
Pajak Mobil Baru 0% Kandas, Saham Astra Dkk Berguguran!

Jakarta, CNBC Indonesia - Harga saham emiten otomotif dan penunjangnya kompak merah pada penutupan sesi I, Senin ini (19/10/2020). Kabar terbaru, Menteri Keuangan Sri Mulyani Indrawati menyatakan, tidak akan memberikan pembebasan pajak bagi pembelian mobil baru.
Data perdagangan BEI mencatat, saham PT Astra International Tbk (ASII) turun 0,20% di level Rp 4.920/saham, dengan nilai transaksi Rp 62,78 miliar dan volume perdagangan 12,77 juta saham.
Saham induk usaha Grup Indomobil, PT Indomobil Sukses Internasional Tbk (IMAS), juga minus 0,70% di posisi Rp 710/saham. Nilai transaksi saham IMAS mencapai Rp 4,01 miliar dan volume perdagangan 5,58 juta saham.
Saham pabrikan suku cadang grup Astra, PT Astra Otoparts Tbk (AUTO) juga merosot 1,71% di level Rp 860/saham, nilai transaksi mencapai Rp 584 juta dan volume perdagangan 674.700 saham.
Adapun harga saham pabrikan ban PT Multistrada Arah Sarana Tbk (MASA) juga minus 0,90% di posisi Rp 550/saham, dengan nilai transaksi rendah, Rp 1,44 juta dengan volume 2.600 saham.
Namun satu yang menguat yakni anak usaha Indomobil yakni PT Indomobil Multi Jasa Tbk (IMJS), induk dari perusahaan pembiayaan Indomobil Finance. Sahamnya naik 2,50% di posisi Rp 246/saham.
Satu sentimen yang mewarnai pasar saham khususnya saham otomotif yakni Menteri Keuangan Sri Mulyani Indrawati menyatakan, Kementerian Keuangan (Kemenkeu) tidak akan memberikan pembebasan pajak bagi pembelian mobil baru.
Setidaknya untuk saat ini tidak rencana dan pembahasan mengenai hal tersebut.
"Kita tidak mempertimbangkan saat ini untuk memberikan pajak mobil baru sebesar 0% seperti yang disampaikan oleh industri dan Kementerian Perindustrian," ujar Sri Mulyani melalui video conference, Senin (19/10/2020).
Sebelumnya, Menteri Perindustrian Agus Gumiwang mengatakan, pemerintah mempertimbangkan untuk memberikan insentif berupa pembebasan pajak untuk pembelian mobil baru. Rencana tersebut pun langsung disampaikan kepada Kemenkeu.
Namun, Sri Mulyani menekankan, tidak akan memberikan insentif tersebut dalam waktu dekat atau pun tahun berikutnya.
Sebaliknya, pemerintah akan mencari langkah lain untuk bisa tetap membantu sektor industri.
Apalagi, eks Direktur Pelaksana Bank Dunia itu menilai sudah banyak insentif yang diberikan oleh pemerintah kepada semua sektor, termasuk industri yang sangat tertekan akibat pandemi Covid-19.
"Kita akan terus coba untuk berikan dukungan-dukungan kepada sektor industri keseluruhan melalui insentif-insentif yang kita sudah berikan," kata dia.
Lebih lanjut, Sri Mulyani bilang semua insentif yang sudah diberikan pemerintah pun akan tetap dievaluasi. Dengan demikian, nantinya insentif yang diberikan memang bermanfaat bagi ketahanan semua industri dalam menghadapi situasi sulit saat ini.
"Setiap insentif yang diberikan kita akan evaluasi lengkap, sehingga kita jangan berikan insentif di satu sisi yang berikan dampak negatif ke kegiatan ekonomi lain," jelasnya.
(tas/tas)
[Gambas:Video CNBC]
Next Article Prepare for the Worst, Ini Wejangan Sri Mulyani
