Bayar Cicilan, BUMI Sudah Lunasi Utang Rp 4,81 T

dob, CNBC Indonesia
16 October 2020 17:59
Tambang Kaltim Prima Coal
Foto: Wahyu Daniel

Jakarta, CNBC Indonesia- Produsen batu bara terbesar di Indonesia, PT Bumi Resources Tbk. (BUMI) kembali melunasi utang Rp 3,8 juta atau sekitar Rp 55,1 miliar (kurs Rp 14.500/US$). Ini merupakan cicilan pembayaran utang ke-11 untuk Tranche A.

Dileep Srivastava, Direktur & Corporate Secretary BUMI, menjelaskan bahwa pembayaran tersebut dilakukan pada hari ini, Jumat (16/10/2020). Pembayaran ini diperuntukkan untuk bunga pinjaman untuk Tranche A.

"Dengan dilakukannya pembayaran triwulanan ke-sebelas hari ini, Perseroan saat ini telah membayar keseluruhan sebesar US$331,6 juta secara tunai terdiri atas pokok Tranche A sebesar US$195,8 juta dan bunga sebesar US$135,8 juta, termasuk bunga akrual dan bunga yang belum dibayar," tegas Dileep dalam pernyataannya, hari ini. Bila dirupiahkan, BUMI sudah melunasi utang Rp 4,81 triliun.

Dileep kembali menegaskan bahwa BUMI memiliki komitmen tinggi untuk melunasi seluruh kewajiban. Hal ini tercermin bahwa perseroan mulai mengkapitalisasi untuk pembayaran kupon untuk trance B dan C. Adapun pembayaran berikutnya untuk tranche A akan jatuh tempo pada Januari 2021.

Pada Agustus 2020, BUMI mencatatkan produksi batu bara mencapai 6,9 juta ton, naik dibandingkan produksi Juli 5,9 juta ton. Dengan begitu pada periode Januari-Agustus 2020 total produksi batu bara perusahaan mencapai 53,8 juta ton.

Dileep Srivastava mengatakan meski produksi mengalami kenaikan, penjualan justru mencatatkan penurunan menjadi 6,2 juta ton, dibandingkan bulan sebelumnya 6,4 juta ton karena terkendala jadwal pengiriman.

Perusahaan mencatat Batubara yang ditambang anak usahanya PT Kaltim Prima Coal (KPC) meningkat menjadi 5,3 juta ton pada Agustus dibandingkan Juli 4,9 juta ton. Tambang batubara PT Arutmin pun meningkat menjadi 1,6 juta ton pada Agustus dibandingkan dengan 1 juta ton pada bulan Juli.

"Hal ini terutama disebabkan oleh lebih sedikit curah hujan di kedua lokasi dibandingkan bulan Juli. Tetapi, penjualan lebih rendah dibandingkan Juli dengan KPC menjual 5 juta ton dibandingkan Juli 5,2 juta ton, dan penjualan PT Arutmin sama dengan Juli di 1,2 juta ton," kata Dileep belum lama ini.

Dileep mengatakan harga batu bara masih mengalami penurunan sepanjang Agustus dan September. Hingga pertengahan September harga batu bara Indeks Newcastle berada di bawah US$ 50 per ton, baru pada pertengahan September naik hingga hampir US$ 60 per ton.

"Tingginya harga internal China RMB (Di atas 600 RMB) mendorong para pedagang untuk mulai membeli kargo dari Australia dan Indonesia, meskipun ada risiko mereka mungkin tidak dapat mengimpor hingga Januari 2021," kata Dileep.


(dob/dob)
[Gambas:Video CNBC]
Next Article Video: Private Placement Lagi, Utang BUMI Lunas?

Tags

Related Articles
Recommendation
Most Popular