
Kurs Dolar Singapura Naik Lagi, Kini di Rp 10.800/US$

dolaJakarta, CNBC Indonesia -Â Nilai tukar dolar Singapura menguat melawan rupiah pada perdagangan Jumat (16/10/2020). Sentimen pelaku pasar yang memburuk membuat mata uang emerging market seperti rupiah terpukul.
Pada pukul 14:47 WIB, SG$ 1 setara Rp 10.800,47, dolar Singapura menguat 0,22% di pasar spot, melansir data Refinitiv.
Peningkatan kasus pandemi penyakit virus corona (Covid-19) di Eropa membuat sentimen pelaku pasar memburuk dan menekan rupiah.
Dua ibu kota negara besar Eropa, London dan Paris, memberlakukan kebijakan pembatasan sosial (social distancing) yang lebih ketat. Tujuannya untuk membatasi aktivitas warga agar ruang gerak penyebaran virus corona bisa dipersempit.
Ibu kota Prancis dan sejumlah kota besar lain mulai menerapkan jam malam selama sebulan mulai Sabtu lalu. Kebijakan ini berdampak terhadap mobilitas hampir sepertiga dari total penduduk Prancis yang berjumlah sekitar 67 juta.
"Kita bisa melalui ini jika kita bersama," tegas Emmanuel Macron, Presiden Prancis, seperti dikutip dari Reuters.
Menyeberang ke Inggris, pemerintahan Perdana Menteri Boris Johnson menaikkan status ibu kota London dari wilayah berisiko sedang menjadi tinggi. Artinya, tidak boleh berkumpul dengan orang-orang dari rumah tangga yang berbeda di dalam ruangan (rumah, restoran, dan sebagainya). Warga juga sebisa mungkin jangan keluar kota, kecuali untuk bekerja, sekolah, merawat orang sakit, dan urusan penting lainnya.
Dolar Singapura menjadi salah satu mata uang yang disukai di tengah pandemi saat ini, sebabnya stimulus fiskal yang digelontorkan pemerintahnya, guna meredam penyebaran pandemi penyakit virus corona (Covid-19), serta membangkitkan lagi perekonomian yang mengalami resesi. Total stimulus yang sudah digelontorkan nyaris SG$ 100 miliar.
Singapura berbeda dengan negara maju lainnya yang harus membiayai stimulus fiskal dengan berhutang, menaikkan rasio utang terhadap produk domestik bruto (PDB).
Singapura mampu membiayai pengeluaran fiskal berkat surplus anggaran yang dimiliki selama bertahun-tahun.
"Kemampuan untuk menggunakan cadangan fiskal yang besar dari surplus anggaran selama bertahun-tahun jelas merupakan keuntungan bagi Singapura," kata Vishnu Varathan, kepada ekonom dan strategi di Mizuho Bank, sebagaimana dilansir Bloomberg News.
TIM RISET CNBCÂ INDONESIA
(pap/pap)
[Gambas:Video CNBC]
Next Article Bukan Rupiah, Juara Asia Semester I-2020 Adalah Peso Filipina
