Jakarta, CNBC Indonesia - Nilai tukar rupiah terhadap dolar Amerika Serikat (AS) melemah di kurs tengah Bank Indonesia (BI). Rupiah pun merah di perdagangan pasar spot.
Hari ini, Jumat (16/10/2020), kurs tengah BI atau kurs acuan Jakarta Interbank Spot Dollar Rate/Jisdor berada di Rp 14.766. Rupiah melemah tipis 0,04% dibandingkan posisi hari sebelumnya.
Di 'arena' pasar spot, rupiah juga lesu. Pada pukul 10:00 WIB, US$ 1 setara dengan Rp 14.690 di mana rupiah melemah 0,2%.
Tidak hanya rupiah, sebagian besar mata uang utama Asia pun melemah di hadapan dolar AS. Hanya yen Jepang, ringgit Malaysia, peso Filipina, won Korea Selatan, dan yuan China yang menguat. Namun depresiasi 0,2% membuat rupiah jadi mata uang terlemah kedua di Asia.
Berikut perkembangan kurs dolar AS terhadap mata uang utama Benua Kuning di perdagangan pasar spot pada pukul 10:03 WIB:
Apa mau dikata, dolar AS memang sedang perkasa. Tidak cuma di Asia, tetapi di level dunia.
Pada pukul 09:21 WIB, Dollar Index (yang mengukur posisi greenback di hadapan enam mata uang utama dunia) menguat 0,07%. Penguatan dolar AS disokong oleh sikap investor yang sedang menghindari risiko.
Penyebabnya adalah perkembangan pandemi virus corona (Coronavirus Disease-2019/Covid-19) yang ngeri nggak ada sedap-sedapnya. Investor menyoroti kondisi di Eropa yang menegangkan.
Dua ibu kota negara besar Eropa, London dan Paris, memberlakukan kebijakan pembatasan sosial (social distancing) yang lebih ketat. Tujuannya untuk membatasi aktivitas warga agar ruang gerak penyebaran virus corona bisa dipersempit.
Ibu kota Prancis dan sejumlah kota besar lain mulai menerapkan jam malam selama sebulan mulai Sabtu lalu. Kebijakan ini berdampak terhadap mobilitas hampir sepertiga dari total penduduk Prancis yang berjumlah sekitar 67 juta.
"Kita bisa melalui ini jika kita bersama," tegas Emmanuel Macron, Presiden Prancis, seperti dikutip dari Reuters.
Menyeberang ke Inggris, pemerintahan Perdana Menteri Boris Johnson menaikkan status ibu kota London dari wilayah berisiko sedang menjadi tinggi. Artinya, tidak boleh berkumpul dengan orang-orang dari rumah tangga yang berbeda di dalam ruangan (rumah, restoran, dan sebagainya). Warga juga sebisa mungkin jangan keluar kota, kecuali untuk bekerja, sekolah, merawat orang sakit, dan urusan penting lainnya.
"Situasi akan memburuk sebelum jadi lebih baik. Saya yakin langit cerah akan datang, laut pun akan lebih tenang. Sampai saat itu datang, kita harus berjuang bersama," kata Matt Hancock, Menteri Kesehatan Inggris, seperti dikutip dari Reuters.
Meski tidak seketat Maret-Mei, tetapi tren karantina wilayah (lockdown) kembali merebak di Eropa. Bukan tidak mungkin kawasan lain akan menerapkan hal serupa jika kasus corona terus melonjak.
Oleh karena itu, prospek pemulihan ekonomi dunia sangat tidak pasti. Sebelum virus corona bisa dienyahkan, baik itu dengan vaksin, obat, atau metode pengobatan apa pun, maka sulit berharap hidup bisa normal seperti dulu lagi.
"Bukti nyata dari perlambatan aktivitas masyarakat terlihat di Eropa. Ini menjadi pukulan terhadap upaya memulihkan ekonomi. Pelaku pasar cemas aktivitas masyarakat akan semakin terhambat," sebut Susan Kilsby dan David Croy, Analis ANZ, dalam risetnya.
TIM RISET CNBC INDONESIA