
Wall Street Melemah? Bodo Amat, Rupiah Mau Lewat!

Sedangkan sentimen yang mendorong penguatan rupiah adalah ekspektasi pasar akan data perdagangan internasional yang akan diumumkan Badan Pusat Statistik (BPS) pada pukul 11:00 WIB. Konsensus yang dihimpun CNBC Indonesia memperkirakan pada September 2020, ekspor terkontraksi atau tumbuh negatif nyaris 8% dibandingkan periode yang sama tahun sebelumnya (year-on-year/YoY). Sementara impor diperkirakan ambles 25,15% YoY. Ini membuat neraca perdagangan surplus US$ 2,06 miliar.
Jika sesuai dengan ekspektasi, maka surplus perdagangan sepanjang kuartal III-2020 tidak main-main. Angkanya mencapai lebih dari US$ 7 miliar.
Tingginya surplus neraca perdagangan membuat transaksi berjalan Indonesia kemungkinan bisa surplus pada kuartal III-2020. Kalau terwujud, maka akan menjadi surplus pertama sejak 2011.
Artinya, pasokan valas di perekonomian domestik sudah tidak lagi mengandalkan investasi portofolio di sektor keuangan (hot money). Ketersediaan devisa ditopang oleh aktivitas ekspor-impor barang dan jasa, yang lebih berjangka panjang dan tidak mudah keluar-masuk seperti si uang panas.
Ditopang oleh devisa yang stabil, fondasi penahan rupiah akan lebih kokoh. Rupiah menjadi relatif lebih aman dari guncangan eksternal.
TIM RISET CNBC INDONESIA
(aji/aji)
