
5 Saham Anak BUMN Ngamuk Kemarin, Duh Nyesel Gak Masuk!

Jakarta, CNBC Indonesia - Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) pada perdagangan Rabu kemarin (14/10/20) ditutup di zona hijau 0,85% di level 5.176,09. Indeks acuan Bursa Efek Indonesia (BEI) ini bahkan sempat berada di level harian tertinggi 5.177.
Data BEI mencatat, kenaikan IHSG pada perdagangan kemarin terjadi saat Dana Moneter Internasional (IMF) menurunkan proyeksi pertumbuhan PDB Indonesia.
Pada Juni lalu, IMF memperkirakan ekonomi Indonesia terkontraksi 0,3% pada tahun ini. Tapi dalam laporan Oktober ini, proyeksinya memburuk menjadi kontraksi 1,5%.
"Hampir seluruh negara berkembang diperkirakan mencatat kontraksi ekonomi tahun ini. Sementara negara seperti India dan Indonesia tengah berjuang untuk membuat pandemi lebih terkendali," tulis laporan IMF, dikutip Kamis (15/10).
Kenaikan IHSG ini merupakan kenaikan 8 hari beruntun yang membuat bursa acuan lokal mendekati level psikologis 5.200.
Data perdagangan mencatat, investor asing melakukan aksi beli bersih sebanyak Rp 47 miliar di pasar reguler dengan nilai transaksi sangat jumbo menyentuh Rp 12 triliun.
Saham dengan nilai transaksi paling besar merupakan saham-saham yang terlibat dalam merger bank syariah BUMN seperti PT Bank BRISyariah Tbk (BRIS) dengan total transaksi Rp 357 miliar.
Kemudian sister company-nya PT Bank Rakyat Indonesia Agroniaga Tbk (AGRO) dengan transaksi mencapai Rp 672 miliar, dan induk usaha kedua emiten tersebut PT Bank Rakyat Indonesia Tbk (BBRI) dengan transaksi Rp 647 miliar.
Dalam merger ini, Bank BRISyariah ditetapkan menjadi bank survivor atau entitas yang menerima penggabungan (surviving entity) dari merger tiga bank syariah BUMN.
Saham yang paling banyak dilego asing adalah PT Sarana Menara Nusantara Tbk (TOWR) dengan jual bersih sebesar Rp 74 miliar dan PT United Tractors Tbk (UNTR) yang mencatatkan net sell sebesar Rp 55 miliar.
Sementara itu saham yang paling banyak dikoleksi asing adalah PT Bank Negara Indonesia Tbk (BBNI) dengan beli bersih sebesar Rp 125 miliar dan BBRI dengan net buy sebesar Rp 107 miliar.
Top Gainers 14 Oktober 2020
1. PT Bank BRISyariah Tbk (BRIS)
Harga saham BRIS melesat 24,89% ke level Rp 1.405/saham atau menyentuh batas auto reject atas (ARA) dengan maksimal kenaikan sehari 25%.
Data perdagangan mencatat, hingga penutupan perdagangan Rabu, saham BRIS ditransaksikan senilai Rp 357,33 miliar dan volume perdagangan 257,57 juta saham.
Saham BRIS dalam 2 hari menyentuh batas atas kenaikan harga saham maksimal sebesar 25%. Selama 5 hari perdagangan terakhir akumulatif sejak pekan lalu, saham BRIS naik 65,29%, 1 bulan terakhir naik 61%, dan 3 bulan terakhir naik 221%.
Bahkan dalam 6 bulan terakhir, saham BRIS meroket 617% dengan kapitalisasi pasar Rp 13,65 triliun. BRIS adalah anak usaha bank BUMN PT Bank Rakyat Indonesia (Persero) Tbk (BBR).
2. PT Aneka Tambang Tbk (ANTM)
Saham yang paling menguat di antara anak usaha MIND ID (Holding BUMN Pertambangan) yakni PT Aneka Tambang Tbk (ANTM) dengan penguatan mencapai 24,84% di level Rp 955/saham. Level ini artinya menyentuh batas auto reject atas (ARA) sebesar 25% dalam sehari.
Nilai transaksi mencapai hampir Rp 1 triliun atau tepatnya Rp 999,23 miliar dengan volume perdagangan 1,12 miliar saham.
Dalam 5 hari perdagangan saham Antam naik 34%, dan 6 bulan terakhir melesat 112% dengan kapitalisasi pasar Rp 22,95 triliun.
ANTM kini berada di bawah naungan MIND ID bersama dengan BUMN tambang lainnya seperti PT Bukit Asam Tbk (PTBA) dan PT Timah Tbk (TINS).
3. PT Timah Tbk (TINS)
Satu lagi anak usaha MIND ID adalah TINS. Saham menguat 21,09% di level Rp 890/saham. Nilai transaksi mencapai Rp 355,55 miliar dengan volume perdagangan 415,40 juta saham.
Dalam 5 hari perdagangan terakhir, saham emiten timah BUMN ini naik 27%, dan 6 bulan terakhir meroket 107%, dengan kapitalisasi pasar Rp 6,63 triliun.
4. PT Bank Rakyat Indonesia Agroniaga Tbk (AGRO)
Saham AGRO juga melesat 25% di level Rp 430/saham pada perdagangan Selasa (12/10). Level harga tersebut menyentuh batas atas ARA.
Sementara itu, pada Rabu kemarin, saham AGRO ditutup naik 14.42% di level Rp 492/saham.
Dalam 5 hari perdagangan saham AGRO naik 48,19%, 1 bulan terakhir naik 43%, 3 bulan terakhir juga meroket 244%, dan 6 bulan terakhir melesat 402%.
Secara tahun berjalan saham AGRO masih menguat 148,48% dengan catatan net buy asing ytd Rp 2,98 miliar.
5. PT Vale Indonesia Tbk (INCO)
Adapun saham Vale Indonesia melesat 9,40% di level Rp 4.190/saham. Nilai transaksi mencapai Rp 244,53 miliar dengan volume perdagangan 58,87 juta saham.
Dalam 5 hari terakhir perdagangan akumulatif, saham INCO naik 22% dan 6 bulan terakhir melesat 93% dengan kapitalisasi pasar terbesar dari ketiganya, yakni Rp 41,63 triliun.
Baik ANTM, TINS, adalah emiten ini berada di bawah naungan Inalum, bersama dengan PT Bukit Asam Tbk (PTBA) dan PT Freeport Indonesia.
Selain sentimen merger bank syariah BUMN, satu katalis lainnya adalah rencana pembentukan holding PT Indonesia Battery untuk mengoperasikan pabrik baterai kendaraan listrik dengan nilai investasi pabrik mencapai US$ 20 miliar atau sekitar Rp 296 triliun (asumsi kurs Rp 14.800 per US$).
Terkait dengan merger ini Analis Bahana Sekuritas, Muhammad Wafi, menilai momentum ini akan menjadi katalis positif bagi BRIS ke depan apalagi dengan tambahan aset dari dua bank syariah BUMN lainnya.
"Sebetulnya dengan BRIS jadi survivor akan lebih mudah karena berstatus terbuka, kalau BRIS yang hilang akan sulit proses karena perlu persetujuan pemegang saham publik dan lainnya," katanya dalam program CNBC TV Indonesia, Selasa (13/10/2020).
Dia mengatakan dengan menjadi bank penerima merger, maka BRIS akan mendapatkan limpahan aset cukup besar dan ini menjadi potensi bagi BRIS ke depan.
"[Merger] ini sangat positif dari sisi aset, bisa dikatakan aset BRIS bukan yang terbesar tapi akan menerima aset cukup signifikan. Di sisi lain, dari sisi mature produk, produk-produk bank syariah bisa dikatakan lebih tahan krisis, dan lebih diuntungkan saat tren suku bunga rendah. Ini cukup banyak mendorong industri bank syariah menarik dalam 2 tahun terakhir."
(tas/tas)
[Gambas:Video CNBC]
Next Article 11 Fakta Mega Merger Bank Syariah BUMN, Simak yah
