Ramalan IMF Bikin Parno, Bursa Asia Variatif! Shanghai Ambruk

Chandra Dwi Pranata, CNBC Indonesia
14 October 2020 17:06
An investor takes a nap in front of a board showing stock information at a brokerage office in Beijing, China October 8, 2018. REUTERS/Jason Lee
Foto: Ilustrasi Bursa China (REUTERS/Jason Lee)

Jakarta, CNBC Indonesia - Bursa saham Asia pada Rabu (14/10/2020) ditutup bervariatif, setelah sepanjang hari bergerak naik-turun atau volatil.

Tercatat indeks Nikkei Jepang menguat 0,11%, indeks Hang Seng Hong Kong naik tipis 0,07%, Shanghai China terdepresiasi 0,56%, indeks STI Singapura melemah 0,47% dan KOSPI Korea Selatan yang terperosok 0,94%.

Sementara itu, Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) ditutup menguat 0,85% di level 5.176,09. Hal ini menjadikan IHSG mencetak penguatan selama 8 hari berturut-turut.

Data perdagangan mencatat, investor asing melakukan aksi beli bersih sebanyak Rp 47 miliar di pasar reguler dengan nilai transaksi hari ini sangat jumbo menyentuh Rp 12 triliun.

Bursa Asia ditutup bervariasi karena pelaku pasar Asia sedang memantau terkait pidato Presiden China, Xi Jinping.

Selain itu, ramalan dari Dana Moneter Internasional (International Monetary Fund/IMF) juga mempengaruhi pergerakan bursa Asia hari ini.

IMF telah merilis proyeksi ekonomi global terbaru. Dalam laporan berjudul "A Long and Difficult Ascent" tersebut, IMF merevisi 'ramalan' pertumbuhan ekonomi global dan sejumlah negara.

IMF kini memperkirakan ekonomi dunia pada 2020 mengalami kontraksi (pertumbuhan negatif) 4,4%, membaik dibandingkan proyeksi yang dirilis pada April lalu yaitu -4,9%. Hanya saja, IMF melihat pemulihan akan cukup lama.

"Ekonomi dunia perlahan mulai keluar dari jurang terdalam. Namun dengan virus corona (Coronavirus Disease-2019/Covid-19) yang masih menyebar, beberapa negara mulai mengerem pembukaan kembali aktivitas publik (reopening) dan sebagian bahkan mulai menerapkan karantina wilayah (lockdown) skala lokal. Perjalanan pemulihan ekonomi dunia ke level pra-pandemi masih panjang dan rentan berbalik arah," tulis laporan itu.

Selain itu, pandemi virus corona (Covid-19) masih menjadi keprihatinan utama para investor menyusul kabar buruk dari pengembangan obat anti-corona yang dihentikan karena alasan kesehatan.

Emiten farmasi Eli Lilly kepada CNBC International menyatakan bahwa uji coba perawatan antibodi bakal ditunda.

Johnson & Johnson pada Senin juga mengumumkan bahwa pengembangan vaksin anti-corona dihentikan karena ada efek samping yang belum bisa diukur. Hal ini memicu kekhawatiran akan kesuksesan pengembangan vaksin tersebut.

TIM RISET CNBC INDONESIA


(chd/chd)
[Gambas:Video CNBC]
Next Article Wall Street 'Girang', Bursa Asia Hijau! Shanghai Melesat

Tags

Related Articles
Recommendation
Most Popular