
Impresif! IHSG 8 Hari Menguat, Transaksi Capai Rp 12 T

Jakarta, CNBC Indonesia - Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) pada perdagangan Rabu (14/10/20) berhasil ditutup menghijau 0,85% di level 5.176,09. Kenaikan IHSG hari ini terjadi meskipun Dana Moneter Internasional (IMF) menurunkan proyeksi pertumbuhan GDP Indonesia. Kenaikan IHSG merupakan kenaikan 8 hari beruntun yang membuat bursa acuan lokal mendekati level psikologis 5.200.
Data perdagangan mencatat, investor asing melakukan aksi beli bersih sebanyak Rp 47 miliar di pasar reguler dengan nilai transaksi hari ini sangat jumbo menyentuh Rp 12 triliun.
Saham dengan nilai transaksi paling besar merupakan saham-saham yang terlibat dalam merger bank syariah BUMN seperti PT Bank BRIsyariah Tbk (BRIS) dengan total transaksi Rp 357 miliar, sister company-nya PT Bank Rakyat Indonesia Agroniaga Tbk (AGRO) dengan transaksi mencapai Rp 672 miliar, dan induk usaha kedua emiten tersebut PT Bank Rakyat Indonesia Tbk (BBRI) dengan transaksi Rp 647 miliar.
Saham yang paling banyak dilego asing hari ini adalah PT Sarana Menara Nusantara Tbk (TOWR) dengan jual bersih sebesar Rp 74 miliar dan PT United Tractors Tbk (UNTR) yang mencatatkan net sellsebesar Rp 55 miliar.
Sementara itu saham yang paling banyak dikoleksi asing hari ini adalah PT Bank Negara Indonesia Tbk (BBNI) dengan beli bersih sebesar Rp 125 miliar dan PT Bank Rakyat Indonesia Tbk (BBRI) dengan net buy sebesar Rp 107 miliar.
Dana Moneter Internasional (IMF) telah merilis proyeksi ekonomi terbaru. Dalam laporan berjudulA Long and Difficult Ascent tersebut, IMF merevisi 'ramalan' pertumbuhan ekonomi global dan sejumlah negara.
IMF kini memperkirakan ekonomi dunia pada 2020 mengalami kontraksi (pertumbuhan negatif) 4,4%. Membaik dibandingkan proyeksi yang dirilis pada April lalu yaitu -4,9%.
"Ekonomi dunia perlahan mulai keluar dari jurang terdalam. Namun dengan virus corona (Coronavirus Disease-2019/Covid-19) yang masih menyebar, beberapa negara mulai mengerem pembukaan kembali aktivitas publik (reopening) dan sebagian bahkan mulai menerapkan karantina wilayah (lockdown) skala lokal. Perjalanan pemulihan ekonomi dunia ke level pra-pandemi masih panjang dan rentan berbalik arah," tulis laporan itu.
Saat ekonomi dunia diperkirakan membaik bagaimana dengan Indonesia? Apakah IMF juga menaikkan proyeksi ekonomi Tanah Air?
Sayangnya tidak. Lembaga yang berkantor pusat di Washington DC (Amerika Serikat/AS) itu malah memangkas perkiraan pertumbuhan ekonomi Indonesia.
Pada Juni lalu, IMF memperkirakan ekonomi Indonesia terkontraksi 0,3% pada tahun ini. Dalam laporan Oktober, proyeksinya memburuk menjadi kontraksi 1,5%.
"Hampir seluruh negara berkembang diperkirakan mencatat kontraksi ekonomi tahun ini. Sementara negara seperti India dan Indonesia tengah berjuang untuk membuat pandemi lebih terkendali," tulis laporan IMF.
TIM RISET CNBC INDONESIA
(trp/trp)
[Gambas:Video CNBC]
Next Article Pasca libur Lebaran, IHSG Rontok 4,42% ke Bawah 7.000