Analisis Teknikal

Sudah Siap Menguat 8 Hari, tapi Ada Sinyal IHSG Mau Koreksi

Tri Putra, CNBC Indonesia
14 October 2020 12:20
Ilustrasi Bursa Efek Indonesia (CNBC Indonesia/Andrean Kristianto)
Foto: Ilustrasi Bursa Efek Indonesia (CNBC Indonesia/Andrean Kristianto)

Jakarta, CNBC Indonesia - Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) pada perdagangan sesi pertama Rabu (14/10/20) ditutup hijau 0,30% di level 5.148,07. Kenaikan IHSG hari ini terjadi meskipun Dana Moneter Internasional (IMF) menurunkan proyeksi pertumbuhan GDP Indonesia.

Data perdagangan mencatat, investor asing melakukan aksi jual bersih sebanyak Rp 29 miliar di pasar reguler dengan nilai transaksi hari ini sangat jumbo menyentuh Rp 6,5 triliun.

Saham dengan nilai transaksi paling besar merupakan saham-saham yang terlibat dalam merger bank syariah BUMN seperti PT Bank BRIsyariah Tbk (BRIS) dengan total transaksi Rp 338 miliar, sister company-nya PT Bank Rakyat Indonesia Agroniaga Tbk (AGRO) dengan transaksi mencapai Rp 428 miliar, dan induk usaha kedua emiten tersebut PT Bank Rakyat Indonesia Tbk (BBRI) dengan transaksi Rp 379 miliar.

Dana Moneter Internasional (IMF) telah merilis proyeksi ekonomi terbaru. Dalam laporan berjudul A Long and Difficult Ascent tersebut, IMF merevisi 'ramalan' pertumbuhan ekonomi global dan sejumlah negara.

IMF kini memperkirakan ekonomi dunia pada 2020 mengalami kontraksi (pertumbuhan negatif) 4,4%. Membaik dibandingkan proyeksi yang dirilis pada April lalu yaitu -4,9%.

"Ekonomi dunia perlahan mulai keluar dari jurang terdalam. Namun dengan virus corona (Coronavirus Disease-2019/Covid-19) yang masih menyebar, beberapa negara mulai mengerem pembukaan kembali aktivitas publik (reopening) dan sebagian bahkan mulai menerapkan karantina wilayah (lockdown) skala lokal. Perjalanan pemulihan ekonomi dunia ke level pra-pandemi masih panjang dan rentan berbalik arah," tulis laporan itu.

Saat ekonomi dunia diperkirakan membaik bagaimana dengan Indonesia? Apakah IMF juga menaikkan proyeksi ekonomi Tanah Air?

Sayangnya tidak. Lembaga yang berkantor pusat di Washington DC (Amerika Serikat/AS) itu malah memangkas perkiraan pertumbuhan ekonomi Indonesia.

Pada Juni lalu, IMF memperkirakan ekonomi Indonesia terkontraksi 0,3% pada tahun ini. Dalam laporan Oktober, proyeksinya memburuk menjadi kontraksi 1,5%.

"Hampir seluruh negara berkembang diperkirakan mencatat kontraksi ekonomi tahun ini. Sementara negara seperti India dan Indonesia tengah berjuang untuk membuat pandemi lebih terkendali," tulis laporan IMF.

Analisis Teknikal

Teknikal IHSGFoto: Tri Putra/CNBC Indonesia
Teknikal IHSG

Pergerakan IHSG dengan menggunakan periode per jam (hourly) dari indikator Boillinger Band (BB) melalui metode area batas atas (resistance) dan batas bawah (support). Saat ini, IHSG berada di area batas atas maka pergerakan IHSG selanjutnya berpotensi terkoreksi.

Untuk mengubah bias menjadi bullish atau penguatan, perlu melewati level resistance yang berada di area 5.163 yang merupakan level Fibonacci Retracement 50% apabila konsisten menembus level ini maka IHSG berpeluang lanjut menghijau ke level 5.200. Sementara untuk melanjutkan tren bearish atau penurunan perlu melewati level support yang berada di area 5.114.

Indikator Relative Strength Index (RSI) sebagai indikator momentum yang membandingkan antara besaran kenaikan dan penurunan harga terkini dalam suatu periode waktu dan berfungsi untuk mendeteksi kondisi jenuh beli (overbought) di atas level 70-80 dan jenuh jual (oversold) di bawah level 30-20.

Saat ini RSI berada di area 76, yang menunjukkan adanya indikator jenuh beli sehingga biasanya menandakan pergerakan IHSG selanjutnya akan cenderung terdepresiasi.

Sementara itu, indikator Moving Average Convergen Divergen (MACD) yang menggunakan pergerakan rata-rata untuk menentukan momentum, dengan indikator MACD di wilayah positif, yang menunjukkan momentum IHSG sedang kuat.

Secara keseluruhan, melalui pendekatan teknikal dengan indikator BB yang berada di area batas atas, maka pergerakan selanjutnya cenderung bearish atau terkoreksi. Hal ini juga terkonfirmasi dengan munculnya indikator RSI yang menunjukkan adanya jenuh beli.

Indeks perlu melewati (break) salah satu level resistance atau support, untuk melihat arah pergerakan selanjutnya.

TIM RISET CNBC INDONESIA


(trp/trp)
[Gambas:Video CNBC]
Next Article Pasca libur Lebaran, IHSG Rontok 4,42% ke Bawah 7.000

Tags

Related Articles
Recommendation
Most Popular