
Jumbo! Bio Farma Minta Rp 45 T untuk Vaksin Covid Sinovac

Jakarta, CNBC Indonesia - Kementerian Koordinator Bidang Perekonomian menyatakan total dana yang dibutuhkan pemerintah untuk pengadaan 260 juta vaksin corona hingga 30 Oktober 2021 nilainya mencapai Rp 45,51 triliun yang diajukan oleh Holding BUMN Farmasi PT Bio Farma (Persero).
Informasi ini tertulis dalam dokumen paparan Menteri Koordinator Bidang Perekonomian Airlangga Hartarto usai rapat terbatas (ratas) bersama Presiden Joko Widodo (Jokowi) secara virtual pada Senin (12/10). Total dana tersebut adalah anggaran yang diajukan oleh Bio Farma untuk pengadaan vaksin corona yang berasal dari Sinovac.
"Skema penyediaan vaksin dan pembiayaan yang diajukan Bio Farma untuk vaksin yang berasal dari Sinovac. Uang muka diperlukan Rp 3,6 triliun per Oktober 2020, dan uang muka (down payment/DP) sampai dengan awal 2021 sebesar Rp 24,21 triliun.
Secara rinci, Bio Farma butuh uang muka ntuk pengadaan vaksin virus corona di Oktober 2020 sebesar Rp 3,6 triliun. Pemerintah nantinya akan mengucurkan dana untuk pengadaan vaksin yang diajukan oleh Bio Farma secara bertahap hingga 2022 mendatang.
Setelah Oktober 2020 dibayar, pemerintah akan membayar uang muka lagi pada Januari 2021 sebesar Rp 1,82 triliun, Februari 2021 sebesar Rp3,2 triliun, Maret 2021 sebesar Rp3,2 triliun, April 2021 sebesar Rp3,97 triliun, dan Juni 2021 Rp3,4 triliun.
Kemudian besaran DP untuk Juli 2021 sebesar Rp3,97 triliun, Agustus 2021 sebesar Rp2,14 triliun, September 2021 sebesar Rp2,1 triliun, Oktober 2021 sebesar Rp8,6 triliun, dan Desember 2021 sebesar Rp6 triliun.
Pembayaran terakhir akan dilakukan pada Februari 2022 mendatang sebesar Rp 2 triliun.
Total nilai Rp 45,51 untuk 260 juta dosis vaksin Sinovac Biotech Ltd yang berbasis di Beijing, China.
Berikut jadwal pengadaan vaksin Sinovac:
- 30 November 2020 15 juta
- 5 Januari 2021 10 juta
- 28 Januari 2021 20 juta
- 26 Februari 2021 5 juta
- 29 Maret 2021 32 juta
- 30 April 2021 21 juta
- 31 Mei 2021 20 juta
- 29 Juni 2021 33 juta
- 31 Juli 2021 30 juta
- 30 Agustus 2021 26 juta
- 30 September 2021 29 juta
- 30 Oktober 2021 19 juta
Total 260 juta dosis vaksin
Menko Airlangga mengungkapkan, Indonesia sudah berkomitmen dengan beberapa perusahaan penyedia vaksin vaksin virus Covid-19. Komitmen itu dilakukan melalui Badan Usaha Milik Negara (BUMN), dalam hal ini melalui Bio Farma.
Bio Farma membawahi tiga perusahaan farmasi pelat merah yakni PT Kimia Farma Tbk (KAEF), PT Indofarma Tbk (INAF), dan PT Phapros Tbk (PEHA).
Beberapa perusahaan penyedia vaksin yang bekerja sama dengan BUMN Indonesia adalah Sinovac, Sinopharm, AstraZeneca, dan Novavax.
Airlangga menekankan khusus pengadaan bahan baku vaksin dari Sinovac dan Sinopharm ditangani oleh Bio Farma.
"Dari Sinopharm itu diperkirakan (bahan baku vaksin) ada 15 juta dosis dan tahun depan 50 juta dosis. Lalu dari Astrazeneca 100 juta dosis," jelas Airlangga.
Sebelumnya, Kementerian Koordinator Maritim dan Investasi (Kemenko Marves) juga memastikan sebanyak 6,6 juta dosis vaksin Covid-19 akan masuk ke Indonesia dari tiga produsen dunia.
Proses masuknya vaksin ini akan terus dilakukan mulai November ini hingga 2021 mendatang sesuai dengan komitmen yang telah disampaikan masing-masing perusahaan.
Menko Marves Luhut Pandjaitan memfinalisasi pembelian vaksin Covid-19 yang telah dijajaki sebelumnya dalam kunjungannya ke Yunan, China pekan lalu.
Tiga produsen vaksin yang telah menyatakan komitmennya ini antara lain Cansino, G42/Sinopharm, dan Sinovac.
Ketiga produsen vaksin ini telah masuk uji klinis tahap akhir dan dalam proses mendapatkan Emergency Use Authorization (EUA) di sejumlah negara.
"Jumlah vaksin yang disanggupi oleh masing-masing perusahaan beragam, tergantung dari kapasitas produksi dan komitmen kepada pembeli lain," kata Luhut dalam keterangan resminya di laman kementerian, Senin (12/10/2020).
Mulai November 2020, Cansino menyanggupi 100.000 single dose vaksin dan sekitar 15-20 juta dosis untuk tahun 2021.
Untuk vaksin hasil kerja sama G42 dan Sinopharm menyanggupi 5 juta vaksin pada November ini dan berkomitmen sebanyak 15 juta vaksin dual dose pada 2021. Adapun perusahaan ini menyatakan akan mengusahakan hingga 50 juta vaksin dual dose.
Sedangkan Sinovac berkomitmen sebanyak 3 juta dosis vaksin pada tahun ini dengan pengiriman pertama 1,5 juta dosis pada pekan pertama November dan dilanjutkan pada bulan berikutnya ditambah 15 juta dosis vaksin dalam bentuk bulk.
Sedangkan untuk tahun depan perusahaan ini berkomitmen untuk penyediaan 125 juta vaksin dual dose.
Sebagai catatan, single dose artinya satu orang hanya membutuhkan 1 dosis vaksinasi, sementara dual dose membutuhkan 2 kali vaksinasi untuk satu orang.
(tas/tas)
[Gambas:Video CNBC]
Next Article Kimia Farma Rights Issue 2,7 Miliar Saham, Dananya buat Apa?
