
Sudah 6 Hari Menguat, IHSG Tampaknya Mau Rehat Dulu

Jakarta, CNBC Indonesia - Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) pada perdagangan sesi pertama Selasa (13/10/20) ditutup di zona merahturun 0,31% di level 5.077,51.
Data perdagangan mencatat, investor asing melakukan aksi jual bersih sebanyak Rp 1 miliar di pasar reguler dengan nilai transaksi hari ini menyentuh Rp 5 triliun, kembali meningkat dari penutupan sesi pertama hari-hari sebelumnya yang hanya berkisar di angka Rp 3 triliun.
Saham yang paling banyak dilego asing hari ini adalah PT Bank Mandiri Tbk (BMRI) dengan jual bersih sebesar Rp 25 miliar dan PT Telekomunikasi Indonesia Tbk (TLKM) yang mencatatkan net sell sebesar Rp 16 miliar.
Sementara itu saham yang paling banyak dikoleksi asing hari ini adalah PT Bank BRISyariah Tbk (BRIS) dengan beli bersih sebesar Rp 32 miliar dan PT Bank Rakyat Indonesia Tbk (BBRI) dengan net buy sebesar Rp 12 miliar.
Dari dalam negeri, Bank Indonesia (BI) akan merilis hasil Rapat Dewan Gubernur (RDG) edisi Oktober 2020 hari ini..
Konsensus sementara yang dihimpun oleh CNBC Indonesia memperkirakan Gubernur Perry Warijyo dan kolega masih akan mempertahankan BI 7 Day Reverse Repo Rate sebesar 4%. Adalah rupiah yang akan membuat BI ragu-ragu menurunkan suku bunga acuan.
Mata uang Tanah Air memang cenderung menguat akhir-akhir ini. Namun itu terjadi setelah melalui kuartal III-2020 yang 'berdarah-darah'. Selama Juli-September 2020, rupiah ambles 4,65% di hadapan dolar AS. Rupiah menjadi mata uang dengan kinerja terburuk di Asia.
Analisis Teknikal
![]() Teknikal IHSG |
Pergerakan IHSG dengan menggunakan periode per jam (hourly) dari indikator Boillinger Band (BB) melalui metode area batas atas (resistance) dan batas bawah (support). Saat ini, IHSG berada di area batas atas, dengan BB yang melebar maka pergerakan IHSG selanjutnya cenderung terbatas atau sideways.
Untuk merubah bias menjadi bullish atau penguatan, perlu melewati level resistance yang berada di area 5.111. Sementara untuk melanjutkan tren bearish atau penurunan perlu melewati level support yang berada di area 5.058.
Indikator Relative Strength Index (RSI) sebagai indikator momentum yang membandingkan antara besaran kenaikan dan penurunan harga terkini dalam suatu periode waktu dan berfungsi untuk mendeteksi kondisi jenuh beli (overbought) di atas level 70-80 dan jenuh jual (oversold) di bawah level 30-20.
Saat ini RSI berada di area 63 meskipun terkonsolidasi turun RSI menunjukkan adanya indikator jenuh beli maupun jenuh jual alias netral.
Secara keseluruhan, melalui pendekatan teknikal dengan indikator BB yang berada di area batas atas, maka pergerakan selanjutnya cenderung sideways. Hal ini juga terkonfirmasi dengan indikator RSI yang masih berada di wilayah netral.
Indeks perlu melewati (break) salah satu level resistance atau support, untuk melihat arah pergerakan selanjutnya.
TIM RISET CNBC INDONESIA
(trp/trp)
[Gambas:Video CNBC]
Next Article Pasca libur Lebaran, IHSG Rontok 4,42% ke Bawah 7.000