Putusan 4 Tersangka Jiwasraya Dibacakan, Setimpalkah Rp 22 T?

Redaksi, CNBC Indonesia
12 October 2020 07:35
RDP dengan Dirut PT Asuransi Kredit Indonesia, PT Jasa Raharja, PT Asuransi Jasa Indonesia, PT Reasuransi Indonesia Utama, PT Taspen, PT Asabri, PT Pengembangan Armada Niaga Nasional, PT Asuransi Jiwasraya Pembahasan isu aktual bersama Komisi VI DPR RI (CNBC Indonesia/Monica Wareza)
Foto: RDP dengan Dirut PT Asuransi Kredit Indonesia, PT Jasa Raharja, PT Asuransi Jasa Indonesia, PT Reasuransi Indonesia Utama, PT Taspen, PT Asabri, PT Pengembangan Armada Niaga Nasional, PT Asuransi Jiwasraya Pembahasan isu aktual bersama Komisi VI DPR RI (CNBC Indonesia/Monica Wareza)

Sementara itu, proses penggantian dana nasabah Jiwasraya, dalam Rapat Panitia Kerja (Panja) Komisi VI, sudah disepakati rencana Penyertaan Modal Negara (PMN) kepada perusahaan asuransi jiwa warisan Belanda bernama Nederlandsch Indiesche Levensverzekering en Liffrente Maatschappij van 1859 ini.

"Dalam usaha melaksanakan restrukturisasi tersebut akan diberikan penambahan modal kepada BPUI sebesar yang diajukan akan dibahas, Rp 12 triliun pada tahun anggaran 2021, untuk tahap pertama. Kemudian Rp 10 triliun pada tahun 2022," kata Arya Bima, Ketua Rapat Panja Asuransi Jiwasraya, di kawasan DPR RI, Kamis (1/10/2020).

Wakil Menteri II BUMN Kartika Wirjaatmadja mengatakan kementerian dan manajemen Jiwasraya akan mulai memberikan opsi untuk restrukturisasi kepada nasabah mulai November nanti. Proses restrukturisasi ini diharapkan dapat selesai pada Maret 2021 sehingga proses pengalihan nasabah ini bisa dilakukan secepatnya.

"Jadi targetnya mulai Maret kita alihkan," kata Kartika di kesempatan yang sama.

Kementerian BUMN akhirnya memilih skema bail in atau penyuntikan modal sebesar Rp 22 triliun untuk menyelamatkan Jiwasraya. Dana ini diberikan dua tahap, Rp 12 triliun tahun depan, sisanya Rp 10 triliun di 2022.

Nantinya, dana ini akan disuntikkan kepada IFG Life, perusahaan asuransi jiwa baru yang dibentuk pemerintah di bawah holding BUMN Penjaminan dan Perasuransian, PT Bahana Pembinaan Usaha Indonesia (Persero) atau Bahana (BPUI). 

Direktur Utama BPUI Robertus Bilitea menjelaskan, kebutuhan dana dalam rangka menyelamatkan seluruh pemegang polis, itu sudah dihitung bersama manajemen baru Jiwasraya dan konsultan independen.

Kebutuhan dana ini, Rp 22 triliun, juga mengacu total ekuitas Jiwasraya saat ini sebesar negatif Rp 37,4 triliun.

"Hitungan itu tetap memperhatikan kemampuan fiskal/keuangan negara yang serba terbatas ini," imbuh Robertus.

Nantinya, IFG Life akan menerima polis hasil dari pengalihan program penyelamatan polis asuransi Jiwasraya.

"IFG life akan going concern dan diharapkan menjadi perusahaan yang sehat, menguntungkan, serta memberikan layanan asuransi yang lengkap, bukan hanya kepada nasabah eks Jiwasraya melainkan juga kepada masyarakat umum," tutur Robertus.

IFG Life ditargetkan mendapat izin dari Otoritas Jasa Keuangan (OJK) pada Desember mendatang.

Staf Khusus Menteri Keuangan bidang Kebijakan Fiskal dan Makroekonomi, Masyita Crystallin, memberikan penjelasan terkait penyelamatan Jiwasraya lewat Penyertaan Modal Negara (PMN) sebesar Rp 22 triliun.

Dia menegaskan banyak pihak yang mempertanyakan keputusan Pemerintah dan DPR dalam penyelamatan Jiwasraya yang dianggap sebagai bail out (pemberian dana bantuan/talangan) untuk mencegah dampaknya terhadap pemegang polis atau nasabah Jiwasraya.

Padahal yang terjadi adalah pemerintah sebagai pemilik modal atau pemegang saham Jiwasraya melakukan PMN (bail in) ke PT Bahana Pembinaan Usaha Indonesia (Persero) atau PT BPUI sebagai Holding BUMN Perasuransian dan Penjaminan untuk menyelesaikan persoalan Jiwasraya.

"Saya rasa ada kesalahpahaman di sini. Yang mengatakan ini adalah bail out, mohon maaf, mungkin kurang teliti dalam menyimak," tegas Masyita Crystallin, dalam keterangan resmi yang diterima CNBC Indonesia, Senin (5/10/2020).

"Dalam hal ini yang dilakukan adalah bail in, pemerintah sebagai pemilik modal melakukan PMN ke PT BPUI untuk menyelesaikan persoalan Jiwasraya," jelasnya.

(hps/sef)
[Gambas:Video CNBC]


Pages

Tags

Related Articles
Recommendation
Most Popular