Demonstrasi Reda, IHSG Sempurna Reli 5 Hari Beruntun.

Tri Putra, CNBC Indonesia
09 October 2020 15:33
Laju bursa saham domestik langsung tertekan dalam pada perdagangan hari ini, Kamis (10/9/2020) usai Pemerintah Provinsi DKI Jakarta mengumumkan akan memberlakukan kebijakan pembatasan sosial berskala besar (PSBB) mulai Senin pekan depan.

Sontak, investor di pasar saham bereaksi negatif. Indeks Harga Saham Gabungan anjlok lebih dari 4% ke level 4.920,61 poin. Investor asing mencatatkan aksi jual bersih Rp 430,47 miliar sampai dengan pukul 10.18 WIB.  (CNBC Indonesia/ Tri Susilo)
Foto: Ilustrasi Bursa Efek Indonesia (CNBC Indonesia/ Tri Susilo)

Jakarta, CNBC Indonesia - Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) pada perdagangan perdagangan akhir pekan Jumat (9/10/20) ditutup hijau 0,29% di level 5.053,66 setelah aksi demonstrasi menolak Undang-Undang Cipta Lapangan Kerja reda. IHSG menguat di tengah sepinya sentimen penggerak dalam negeri IHSG berhasil hijau 5 hari berturut turut menjadikan pekan ini pekan yang sempurna bagi IHSG.

Data perdagangan mencatat, investor asing melakukan aksi jual bersih sebanyak Rp 91 miliar di pasar reguler hari ini dengan nilai transaksi hari ini menyentuh Rp 5,4 triliun. Terpantau 224 saham naik, 196 turun, sisanya 165 stagnan.

Saham yang paling banyak dilego asing hari ini adalah PT Bank Rakyat Indonesia Tbk (BBRI) dengan jual bersih sebesar Rp 37 miliar dan PT Bank Negara Indonesia Tbk (BBNI) yang mencatatkan net sell sebesar Rp 33 miliar.

Sementara itu saham yang paling banyak dikoleksi asing hari ini adalah PT Bank Mandiri Tbk (BMRI) dengan beli bersih sebesar Rp 85 miliar dan PT Unilever Indonesia Tbk (UNVR) dengan net buy sebesar Rp 14 miliar.

Dari dalam negeri, Efek positif jangka panjang Omnibus Law pun terpaksa dibayangi efek jangka pendeknya, yakni penolakan berbagai elemen masyarakat, terutama buruh dan mahasiswa yang ditunjukkan dengan demonstrasi selama tiga hari berturut-turut. Jika demonstrasi kembali berlanjut, maka investor akan mempersepsikan bahwa nasib UU tersebut bakal di ujung tanduk: direvisi kembali, atau nyangkut di Mahkamah Konstitusi (MK).

Opsi revisi "masih terbuka", karena Dewan Perwakilan Rakyat (DPR) sendiri mengaku bahwa apa yang mereka ketok palu atau sepakati di Sidang Paripurna Senin (5/10/2020) lalu bukanlah UU yang final, melainkan masih direvisi akibat salah ketik (typo).

"Draf yang disahkan di paripurna ya final. Tapi bukan yang bereda di luar," ujar Wakil Ketua Badan Legislasi DPR Ahmad Baidhowi kepada CNBC Indonesia, Kamis (8/10/2020).

Terbaru dari negara dengan perekonomian terbesar di dunia, Presiden Trump berubah sikap terhadap stimulus fiskal, kini mendesak Kongres menyetujui program stimulus senilai US$ 1.200 untuk Bantuan Langsung Tunai (BLT) bagi warga AS, kemudian US$ 25 miliar untuk industri penerbangan, dan US$ 135 miliar pinjaman untuk usaha kecil.

Berubahnya sikap Trump tersebut membuat sentimen pelaku pasar membaik, bursa saham AS melesat naik dalam 2 hari terakhir, yang mengindikasikan sentimen pelaku pasar membaik.

TIM RISET CNBC INDONESIA


(trp/trp)
[Gambas:Video CNBC]
Next Article Pasca libur Lebaran, IHSG Rontok 4,42% ke Bawah 7.000

Tags

Related Articles
Recommendation
Most Popular