Trump Sehat, Ada Peluang Rupiah Menguat ke Rp 14.640/US$

Putu Agus Pransuamitra, CNBC Indonesia
05 October 2020 16:53
Donald Trump dipindahkan ke Pusat Medis Militer Nasional Walter Reed usai dinyatakan positif COVID-19
Foto: Presiden Donald Trump melambai kepada anggota media ketika dia meninggalkan Gedung Putih untuk dirawat di Pusat Medis Militer Nasional Walter Reed setelah dia dinyatakan positif COVID-19 di Washington, Jumat (2/10/2020). (AP / Alex Brandon)

Jakarta, CNBC Indonesia - Nilai tukar rupiah menguat 0,27% ke Rp 14.970/US$ pada perdagangan Senin (5/10/2020). Sentimen pelaku pasar yang membaik merespon membaiknya kesehatan Presiden AS, Donald Trump, menjadi penopang penguatan rupiah.

Dalam sebuah video berdurasi 1 menit 13 detik, sang presiden ke-45 Negeri Adidaya terlihat bugar.

"Terima kasih kepada para dokter, perawat, dan semuanya. Ini adalah rumah sakit yang luar biasa, pekerjaan yang mereka lakukan sangat luar biasa," sebut Trump dalam video tersebut.

"Saya juga akan memberikan kejutan kepada para petugas di garda terdepan yang turun ke jalan, saya tidak memberitahu kepada mereka, hanya kepada Anda. Ini adalah kunjungan kejutan."

"Saya belajar banyak tentang Covid-19, saya seperti pergi ke 'sekolah'. Inilah 'sekolah' yang sebenarnya, bukan sekadar membaca buku. Saya sudah mengerti, dan ini adalah sesuatu yang menarik. Saya akan memberitahukannya kepada Anda nanti," kata Trump.



Sehatnya Presiden Trump membuat sentimen pelaku pasar kembali membaik, terlihat dari penguatan indeks Dow Jones Futures serta bursa saham Asia.

Alhasil, dolar AS yang menyandang status safe haven menjadi tak menarik, dan rupiah mampu bangkit.

Selanjutnya fokus pelaku pasar tertuju pada stimulus fiskal di AS juga akan mempengaruhi pergerakan pasar finansial global. House of Representative (DPR) sudah meloloskan paket stimulus senilai US$ 2,2 triliun.

Meski demikian, paket stimulus tersebut harus lolos lagi di Senat agar bisa cair. Paket stimulus tersebut di ajukan oleh Partai Demokrat yang menguasai DPR AS, sehingga bisa lolos dengan mudah. Tetapi Senat AS dikuasai oleh Partai Republik, sehingga masih menjadi tanda tanya apakah stimulus tersebut pada akhirnya akan cair atau kembali mandek.

Presiden Trump meski tengah menjalani perawatan, mendesak Kongres AS untuk mengesahkan stimulus fiskal guna menanggulangi pandemi Covid-19.




"AS KITA YANG LUAR BIASA MENGINGINKAN & MEMBUTUHKAN STIMULUS. BEKERJA SAMA LAH DAN SELESAIKAN. Terima kasih!" tuturnya dalam cuitan di akun Twitternya @realDonaldTrump pada Minggu dini hari tadi (04/10/2020).

Gelontoran stimulus fiskal tentunya akan mendongkrak sentimen pelaku pasar.

Sementara itu dari dalam negeri, akan dirilis data Indeks Keyakinan Konsumen (IKK) pada hari Selasa, cadangan devisa pada hari Rabu, dan penjualan eceran di hari Kamis.

Pada Agustus, IKK berada di 86,9. Sedikit lebih tinggi dibandingkan bulan sebelumnya yaitu 86,2.

IKK menggunakan angka 100 sebagai titik mula. Kalau masih di bawah 100, artinya konsumen belum percaya diri memandang situasi ekonomi.

Memang IKK masih jauh dari angka 100, tetapi setidaknya jika kembali mengalami kenaikan berarti perlahan ada pemulihan.

Cadangan devisa pada akhir Agustus sebesar US$ 137 miliar, naik dari posisi akhir Juli yang juga rekor tertinggi sebelumnya US$ 135,1 miliar. Cadangan devisa di bulan Agustus merupakan yang tertinggi sepanjang masa.

Penambahan cadangan devisa membuat Bank Indonesia memiliki lebih banyak amunisi untuk meredam rupiah jika mengalami gejolak.

Saat stabilitas rupiah terjaga, maka investor akan lebih nyaman berinvestasi di dalam negeri. Oleh karena itu, peningkatan cadangan devisa bisa mendongkrak pasar finansial dalam negeri.

Sementara itu, penjualan ritel yang dicerminkan oleh Indeks Penjualan Ritel (IPR) mengalami kontraksi 12,3% pada Juli 2020 dibandingkan periode yang sama tahun sebelumnya (year-on-year/YoY).

Penjualan ritel belum bisa lepas dari kontraksi selama delapan bulan beruntun, dan di bulan September sepertinya masih akan sama. Data ini berisiko menjadi sentimen negatif, tetapi jika data lainnya dirilis bagus plus ada titik terang stimulus AS, rupiah berpeluang kembali berjaya.

Secara teknikal, Rupiah yang disimbolkan USD/IDR masih berada di atas US$ 14.730/US$, yang menjadi kunci pergerakan pekan ini. 

Level US$ 14.730/US$ merupakan Fibonnaci Retracement 61,8%. Fibonnaci Retracement tersebut ditarik dari level bawah 24 Januari (Rp 13.565/US$) lalu, hingga ke posisi tertinggi intraday 23 Maret (Rp 16.620/US$).

Selama tertahan di atasnya, rupiah cenderung akan melemah untuk jangka panjang. Tetapi kabar baiknya, pergerakan rupiah sepanjang pekan lalu membentuk pola Double Top. Pola ini menjadi sinyal pembalikan arah, artinya rupiah memiliki peluang menguat.

Indikator stochastic pada grafik harian kini mendatar dan masih jauh wilayah jenuh jual (oversold).

idrGrafik: Rupiah (USD/IDR) Harian
Foto: Refinitiv

Stochastic merupakan leading indicator, atau indikator yang mengawali pergerakan harga. Ketika Stochastic mencapai wilayah overbought (di atas 80) atau oversold (di bawah 20), maka suatu harga suatu instrumen berpeluang berbalik arah.

Stochastic yang jauh dari wilayah jenuh jual memberikan ruang penguatan yang lebih besar bagi rupiah.

Support terdekat berada di Rp 14.800 sampai 14.780/US$, jika ditembus rupiah berpeluang menguat ke level kunci Rp 14.730/US$. Rupiah berpeluang menguat menuju Rp 14.640/US$ jika level kunci tersebut berhasil dilewati.

Rupiah saat ini berada di atas support Rp 14.820/US$, penembusan konsisten di bawah level tersebut akan membawa rupiah menguat ke Rp 14.640/US$, sebelum menuju Rp 14.730/US$ yang menjadi support kuat untuk minggu ini.

Sementara resisten berada di level 14.870/US$, jika ditembus rupiah berisiko melemah ke Rp 14.930/US$ hingga Rp 14.950/US$.

TIM RISET CNBC INDONESIA


(pap/pap)
[Gambas:Video CNBC]
Next Article Bukan Rupiah, Juara Asia Semester I-2020 Adalah Peso Filipina

Tags

Related Articles
Recommendation
Most Popular