
Trump Sehat, Ada Peluang Rupiah Menguat ke Rp 14.640/US$

Jakarta, CNBC Indonesia - Nilai tukar rupiah menguat 0,27% ke Rp 14.970/US$ pada perdagangan Senin (5/10/2020). Sentimen pelaku pasar yang membaik merespon membaiknya kesehatan Presiden AS, Donald Trump, menjadi penopang penguatan rupiah.
Dalam sebuah video berdurasi 1 menit 13 detik, sang presiden ke-45 Negeri Adidaya terlihat bugar.
"Terima kasih kepada para dokter, perawat, dan semuanya. Ini adalah rumah sakit yang luar biasa, pekerjaan yang mereka lakukan sangat luar biasa," sebut Trump dalam video tersebut.
"Saya juga akan memberikan kejutan kepada para petugas di garda terdepan yang turun ke jalan, saya tidak memberitahu kepada mereka, hanya kepada Anda. Ini adalah kunjungan kejutan."
"Saya belajar banyak tentang Covid-19, saya seperti pergi ke 'sekolah'. Inilah 'sekolah' yang sebenarnya, bukan sekadar membaca buku. Saya sudah mengerti, dan ini adalah sesuatu yang menarik. Saya akan memberitahukannya kepada Anda nanti," kata Trump.
Sehatnya Presiden Trump membuat sentimen pelaku pasar kembali membaik, terlihat dari penguatan indeks Dow Jones Futures serta bursa saham Asia.
Alhasil, dolar AS yang menyandang status safe haven menjadi tak menarik, dan rupiah mampu bangkit.
Selanjutnya fokus pelaku pasar tertuju pada stimulus fiskal di AS juga akan mempengaruhi pergerakan pasar finansial global. House of Representative (DPR) sudah meloloskan paket stimulus senilai US$ 2,2 triliun.
Meski demikian, paket stimulus tersebut harus lolos lagi di Senat agar bisa cair. Paket stimulus tersebut di ajukan oleh Partai Demokrat yang menguasai DPR AS, sehingga bisa lolos dengan mudah. Tetapi Senat AS dikuasai oleh Partai Republik, sehingga masih menjadi tanda tanya apakah stimulus tersebut pada akhirnya akan cair atau kembali mandek.
Presiden Trump meski tengah menjalani perawatan, mendesak Kongres AS untuk mengesahkan stimulus fiskal guna menanggulangi pandemi Covid-19.
"AS KITA YANG LUAR BIASA MENGINGINKAN & MEMBUTUHKAN STIMULUS. BEKERJA SAMA LAH DAN SELESAIKAN. Terima kasih!" tuturnya dalam cuitan di akun Twitternya @realDonaldTrump pada Minggu dini hari tadi (04/10/2020).
Gelontoran stimulus fiskal tentunya akan mendongkrak sentimen pelaku pasar.
Sementara itu dari dalam negeri, akan dirilis data Indeks Keyakinan Konsumen (IKK) pada hari Selasa, cadangan devisa pada hari Rabu, dan penjualan eceran di hari Kamis.
Pada Agustus, IKK berada di 86,9. Sedikit lebih tinggi dibandingkan bulan sebelumnya yaitu 86,2.
IKK menggunakan angka 100 sebagai titik mula. Kalau masih di bawah 100, artinya konsumen belum percaya diri memandang situasi ekonomi.
Memang IKK masih jauh dari angka 100, tetapi setidaknya jika kembali mengalami kenaikan berarti perlahan ada pemulihan.
Cadangan devisa pada akhir Agustus sebesar US$ 137 miliar, naik dari posisi akhir Juli yang juga rekor tertinggi sebelumnya US$ 135,1 miliar. Cadangan devisa di bulan Agustus merupakan yang tertinggi sepanjang masa.
Penambahan cadangan devisa membuat Bank Indonesia memiliki lebih banyak amunisi untuk meredam rupiah jika mengalami gejolak.
Saat stabilitas rupiah terjaga, maka investor akan lebih nyaman berinvestasi di dalam negeri. Oleh karena itu, peningkatan cadangan devisa bisa mendongkrak pasar finansial dalam negeri.
Sementara itu, penjualan ritel yang dicerminkan oleh Indeks Penjualan Ritel (IPR) mengalami kontraksi 12,3% pada Juli 2020 dibandingkan periode yang sama tahun sebelumnya (year-on-year/YoY).
Penjualan ritel belum bisa lepas dari kontraksi selama delapan bulan beruntun, dan di bulan September sepertinya masih akan sama. Data ini berisiko menjadi sentimen negatif, tetapi jika data lainnya dirilis bagus plus ada titik terang stimulus AS, rupiah berpeluang kembali berjaya.
