Suku Bunga RBA Besok Dirilis, Dolar Australia Ngacir 2% Lebih

Putu Agus Pransuamitra, CNBC Indonesia
05 October 2020 14:13
Ilustrasi dolar Australia (CNBC Indonesia/ Tri Susilo)
Foto: Ilustrasi dolar Australia (CNBC Indonesia/ Tri Susilo)

Jakarta, CNBC Indonesia - Nilai tukar dolar Australia menguat melawan rupiah pada perdagangan Senin (5/10/2020), jelang pengumuman kebijakan moneter bank sentral Australia (Reserve Bank of Australia/RBA) Selasa besok.

Pada pukul 12:38 WIB, AU$ 1 setara Rp 10.650,41, dolar Australia menguat 0,26% di pasar spot, melansir data Refinitiv.

Dolar Australia mulai melaju naik sejak pekan lalu, dalam 5 hari perdagangan mampu membukukan penguatan 4 hari beruntun sebelum terkoreksi di hari Jumat. Selama periode tersebut, mata uang Negeri Kanguru ini membukukan penguatan 1,83%.

Dengan demikian, sejak pekan lalu penguatan tercatat lebih dari 2%. 

Pemicu penguatan dolar Australia ekspektasi mundurnya pemangkasan suku bunga RBA. Bank sentral pimpinan Philip Lowe ini sebelumnya diprediksi akan memangkas suku bunga Selasa besok, tetapi kini mundur menjadi bulan depan.

Suku bunga RBA saat ini sebesar 0,25%, selain itu bank sentral pimpinan Philip Lowe tersebut juga menerapkan program pembelian aset (quantitative easing/QE) untuk pertama kalinya dalam sejarah. QE dilakukan dengan membeli obligasi pemerintah tenor 3 tahun, dan menjaga yield-nya di kisaran 0,25%.

Analis dari Westpac Bank, Bill Evans, 2 pekan lalu memprediksi pada 6 Oktober nanti RBA akan memangkas suku bunga menjadi 0,1% dari saat ini 0,25%. Sementara target yield obligasi tenor 3 tahun juga dipangkas menjadi 0,1% dari 0,25%.

Selain memangkas suku bunga dan menurunkan target yield obligasi tenor 3 tahun, Evans juga memprediksi RBA akan melakukan pembelian obligasi dengan tenor 5 dan 10 tahun.

Namun kini, Evans melihat RBA masih akan mempertahankan kebijakannya bulan depan, dan baru akan memangkas suku bunga di bulan November.

Hal senada juga diungkapkan Commonwealth Bank yang meramal RBA tidak akan melonggarkan kebijakan moneter besok.

Mundurnya prediksi tersebut membuat dolar Australia terus menguat sejak pekan lalu.

TIM RISET CNBC INDONESIA 


(pap/pap)
[Gambas:Video CNBC]
Next Article Tahun Lalu Jeblok 4%, Dolar Australia Turun Lagi di Awal 2022

Tags

Related Articles
Recommendation
Most Popular