
Harga CPO Ambrol Hari Ini, Gegara Diboikot AS?

Jakarta, CNBC Indonesia - Harga minyak sawit mentah atau crude palm oil (CPO) terkoreksi cukup dalam pada perdagangan hari ini, Jumat (2/10/2020). Harga CPO kini mendekati RM 2.700/ton.
Pada 10.25 WIB, harga CPO untuk kontrak pengiriman Desember 2020 di Bursa Malaysia Derivatif Exchange turun 2,58% ke RM 2.717/ton usai kemarin ditutup menguat ke RM 2.789/ton.
Pada periode Juli-September, harga CPO untuk kontrak yang aktif diperdagangkan menguat 16,63%. Harga CPO sempat melesat ke level tertinggi dalam delapan bulan terakhir di RM 3.080/ton.
Kenaikan harga tersebut membuat harga komoditas unggulan tersebut sempat pulih ke level sebelum pandemi Covid-19. Namun aksi ambil untung para trader dan berbagai kabar miring yang merebak seputar intrik politik di Negeri Jiran membuat harga minyak nabati tersebut anjlok.
Harga CPO sebenarnya terus berada pada tren kenaikan sejak bulan Mei yang bertepatan dengan pelonggaran lockdown di berbagai negara importirnya seperti Uni Eropa. Peningkatan ekonomi China serta pelonggaran di India juga memicu terjadinya kenaikan ekspor ke negara-negara tersebut.
Pada periode Januari-Mei ekspor minyak sawit dari produsen terbesar kedua di dunia itu anjlok 24% (yoy). Namun Dewan Minyak Sawit Malaysia (MPOC) optimis ekspor di kuartal ketiga mampu tumbuh 2,56% ke 4,56 juta ton seiring dengan membaiknya permintaan.
Secara tren, output akan naik di bulan September - November sebagai puncak musim produksi. Namun kurangnya tenaga kerja di sektor perkebunan sebanyak 30 ribu orang di Malaysia, anjloknya output di Indonesia akibat pemupukan yang lebih rendah dan kondisi musim kering panjang diperkirakan membuat kenaikan output kemungkinan tak signifikan, atau bahkan malah tertekan.
Untuk tahun 2020, MPOC memproyeksi total output minyak sawit Malaysia akan berada di angka 19,5 -19,6 juta ton. Proyeksi asosiasi produsen nabati India (IVPA) memperkirakan output Malaysia turun 3% dibanding tahun lalu menjadi 19,2 juta ton, sementara output Indonesia naik 3% menjadi 46,5 juta ton.
Sentimen negatif yang belakangan menderaCPO adalah adanya aksi boikot dari AS. Paman Sam dikabarkan memblokir impor minyak sawit dan turunannya dari FGV Holding Bhd Malaysia yang merupakan salah satu perusahaan produsen terbesar di dunia.
Ditulis Bloomberg, pengiriman dari perusahaan dan anak perusahaan ditahan di semua pelabuhan masuk AS. Ini diutarakan Departemen Perlindungan Bea dan Perbatasan AS, Rabu (30/9/2020) waktu setempat.
Dalam laporan itu, disebutkan bahwa ada kerja paksa yang dilakukan. "Perintah tersebut merupakan hasil dari penyelidikan selama setahun yang mengungkapkan adanya penipuan, pembatasan pergerakan, isolasi, intimidasi, kekerasan fisik dan seksual terhadap tenaga kerja," kutip media AS itu dari pernyataan Bea Cukai AS.
Pemblokiran tersebut tentu saja menjadi sentimen negatif yang mengerek harga turun lantaran keran ekspor Negeri Jiran berpotensi tak mengucur deras seperti sebelumnya.
TIM RISET CNBC INDONESIA
(twg/twg)
[Gambas:Video CNBC]
Next Article Ada Kabar Bahagia Sawit dari Swiss, Cuan buat CPO RI