
Asing Masuk Rp 11 M, Kok IHSG Malah Memble?

Jakarta, CNBC Indonesia - Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) pada perdagangan akhir pekan Jumat (2/10/20) dibuka merah tipis 0,02% di level 4.969,24.
Selang 15 menit IHSG masih berkutat di zona merah dengan penurunan 0,27% di level 4.957,98 dampak semakin tidak jelasnya paket stimulus di Amerika Serikat dan hampir pastinya RI jatuh ke jurang resesi.
Data perdagangan mencatat, investor asing melakukan aksi beli bersih sebanyak Rp 11 miliar di pasar reguler hari ini dengan nilai transaksi hari ini menyentuh Rp 1 triliun.
Saham yang paling banyak dilego asing hari ini adalah PT Bank Mandiri Tbk (BMRI) dengan jual bersih sebesar Rp 8 miliar dan PT Telekomunikasi Indonesia Tbk (TLKM) yang mencatatkan net sell sebesar Rp 20 miliar.
Sementara itu saham yang paling banyak dikoleksi asing hari ini adalah PT Buana Lintas Lautan Tbk (BULL) dengan beli bersih sebesar Rp 25 miliar dan PT Bank Rakyat Indonesia Tbk (BBRI) dengan net buy sebesar Rp 42 miliar.
Beralih ke bursa efek acuan dunia negeri Paman Sam, Wall Street ditutup menghijau pada penutupan dini hari tadi (2/10/20). Dow Jones terdaresiasi 0,13%, S&P 200 naik 0,54%, sedangkan Nasdaq loncat 1,42%.
Apresiasi bursa saham terpangkas pada akhir perdagangan setelah negosiasi paket stimulus antar Partai Demokrat dan Partai Republik kembali tegang meskipun masih bisa menghijau karena saham-saham teknologi kembali melesat.
Juru Bicara House of Representative, Nancy Pelosi mengkritisi tawaran stimulus yang diberikan oleh White House yang menyebabkan pudarnya optimisme investor akan paket stimulus yang akan tiba dalam waktu dekat.
"Ini bukan setengah dari kue, tawaran yang mereka berikan hanyalah ujung kue saja, tidak berguna bernegosiasi dengan mereka apabila mereka tidak menginginkan terjadinya kesepakatan," ujar Nancy.
Gedung Putih menawarkan Nancy paket stimulus sebesar US$ 1,6 triliun dari proposal Partai Demokrat yakni sebesar US$ 2,2 triliun. Tawaran dari Gedung Putih termasuk tambahan 400 US$ per minggu untuk para pengangguran, lebih sedikit dari 600 US$ yang diminta oleh Demokrat.
Paket stimulus ini juga menawarkan bantuan kepada industri maskapai penerbangan untuk mengurangi PHK setelah menurunnya tingkat penggunaan pesawat pasca diserang pandemi virus corona. Maskapai penerbangan raksasa setuju tidak akan melakukan PHK terhadap karyawannya apabila paket stimulus ini cair.
Meskipun stimulus sedang absen nampaknya pemulihan di pasar tenaga kerja berlanjut meskipun memang melambat.
Departemen Ketenagakerjaan AS melaporkan 837 ribu orang mengklaim bantuan pengangguran per minggu 26 September. Lebih sedikit daripada konsensus yang menargetkan angka 850 ribu dan merupakan titik terendah pasca diserang pandemi corona Maret lalu.
Sentimen perdagangan hari ini masih dari rilis data kemarin yang belum sempat direspons oleh para pelaku pasar karena kondisi global yang sedang oke.
Dari dalam negeri data kurang enak datang dari rilis data Badan Pusat Statistik (BPS), yang menunjukkan pada September terjadi deflasi sebesar 0,05% meskipun survei dari Bank Indonesia memprediksikan terjadinya inflasi sebesar 0,05% dan konsensus juga menargetkan hal yang sama.
Hal ini artinya selama kuartal ketiga tahun 2020, Indonesia terus-terusan mengalami deflasi yang mengindikasikan adanya masalah daya beli masyarakat dan mengkonfirmasi bahwa memang Indonesia sudah sangat dekat dengan jurang resesi.
TIM RISET CNBC INDONESIA
(tas/tas)
[Gambas:Video CNBC]
Next Article Jokowi Disuntik Vaksin Corona, Bursa RI Siap-siap ke 6.500