Review 9 Bulan

Ini Broker yang Jadi Jawara Transaksi Saham di 9 Bulan 2020

tahir saleh, CNBC Indonesia
01 October 2020 14:33
Diskusi jual beli saham Oppo Stocks in Your Hand di Bursa Efek Indonesia, Senin (18/2/2019). (CNBC Indonesia/Andrean Kristianto)
Foto: Diskusi jual beli saham Oppo Stocks in Your Hand di Bursa Efek Indonesia, Senin (18/2/2019). (CNBC Indonesia/Andrean Kristianto)

Jakarta, CNBC Indonesia - Bulan September sudah berlaku dan hari ini menjadi hari perdana di bulan Oktober 2020. Namun ada baiknya mencermati siapa saja perusahaan sekuritas anggota bursa (AB) yang menjadi jawara transaksi saham dalam 9 bulan tahun ini atau per September 2020.

Sebagai catatan, pada perdagangan Rabu kemarin (30/9/2020), perdagangan terakhir di September, Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) ditutup minus 0,19% di posisi 4.870.

Dengan demikian, indeks acuan utama BEI tersebut sudah terkoreksi 8,32% sepanjang September, dan minus 22,69% sejak awal tahun (year to date/ytd) dengan catatan jual bersih (net sell) asing Rp 13,97 triliun di September dan ytd Rp 60,17 triliun.

Di tengah koreksi indeks ini, nilai transaksi pasar saham juga turun 16,01% menjadi Rp 1.443 triliun dari Rp 1.718 triliun pada 9 bulan pertama tahun lalu.

Berdasarkan data yang dihimpun dari Bursa Efek Indonesia (BEI), RTI, tercatat nilai transaksi saham PT Mirae Asset Sekuritas Indonesia unggul di pasar modal pada dua periode, baik periode bulanan September maupun tahun kalender (year to date/YTD).

Transaksi Saham Terbesar 11 Broker per Jan-Sep 2020

Daftar Jawara Transaksi Saham per September 2020Foto: Daftar Jawara Transaksi Saham per September 2020
Daftar Jawara Transaksi Saham per September 2020

Data menunjukkan nilai transaksi bulanan Mirae Asset yang berkode broker YP mencapai Rp 35,27 triliun, tertinggi dari total 105 sekuritas AB.

Keunggulan Mirae Asset secara bulanan juga terjadi dari sisi volume transaksi yaitu 758,04 juta lot saham, atau berarti 7,58 miliar unit saham.

Untuk periode sejak awal tahun atau ytd hingga 30 September 2020, Mirae Asset unggul pada sisi nilai transaksi, frekuensi transaksi, dan volume transaksi dari total 105 sekuritas yang ada di bursa.

Nilai transaksi saham selama 9 bulan pertama 2020 di broker yang dulu bernama Mirae Asset Daewoo dan e-Trading ini mencapai Rp 231,13 triliun, naik 46,67% dari total transaksi periode yang sama 2019 Rp 157,58 triliun.

Nilai itu tercipta dari volume transaksi 4,17 miliar lot saham melalui 34,23 juta kali frekuensi transaksi.

Kenaikan nilai transaksi YP terjadi justru ketika nilai transaksi pasar saham turun 16,01% menjadi Rp 1.443 triliun dari periode 9 bulan tahun lalu.

Di posisi kedua, ada broker anak usaha PT Bank Mandiri Tbk (BMRI) yakni PT Mandiri Sekuritas dengan kode broker CC alias Mansek.

Nilai transaksi Mansek secara year to date mencapai Rp 229,64 triliun, turun 20,41% dari periode yang sama tahun lalu Rp 288,52 triliun.

Nilai itu tercipta dari volume transaksi 2,24 miliar lot saham melalui 17,52 juta kali frekuensi transaksi.

Di posisi ketiga ada PT Credit Suisse Sekuritas Indonesia dengan kode broker CS.

Transaksi saham CS secara ytd hingga September mencapai Rp 144,38 triliun, naik 20,21% dari periode yang sama tahun sebelumnya Rp 120,11 triliun.

Transaksi Saham Terbesar 11 Broker per Jan-Sep 2019

Transaksi Saham Broker Jan-Sep 2019. Dok BEIFoto: Transaksi Saham Broker Jan-Sep 2019. Dok BEI
Transaksi Saham Broker Jan-Sep 2019. Dok BEI

Menanggapi ini, Tae Yong Shim, President Director Mirae Asset Sekuritas Indonesia, mengatakan minat investor ritel berinvestasi di pasar saham semakin meningkat.

Kalau dulunya investor ritel berinvestasi dari pasar saham karena ikut-ikutan teman saja, saat ini investor ritel sudah semakin pintar dalam berinvestasi saham.

Mereka menggunakan analisa teknikal, fundamental, dan bahkan ada juga yang lebih berpikir jauh ke depan (futurist). Seiring berjalannya waktu, jumlah investor dan nilai transaksi saham di segmen ritel pun semakin meningkat. Puncaknya, investor ritel menjadi semakin dominan di industri pasar saham Indonesia ketika terjadinya pandemi Covid-19.

"Saat ini market share kami dari sisi total nilai transaksi investor (transaction value) terhadap total nilai transaksi seluruh investor di Indonesia adalah 7,98%. Kami yakin nilai transaksi akan terus meningkat seiring kenaikan jumlah investor kami yang dalam waktu dekat akan menembus angka 200.000," ujar Tae Yong Shim, dalam keterangan resmi, dikutip CNBC Indonesia, Kamis (1/10/2020).

Kenaikan jumlah nasabah tersebut, lanjut Tae Yong Shim, seiring dengan optimisnya pelaku pasar bahwa target investor pasar modal dapat tumbuh menjadi 5 juta pada 2021, sesuai dengan harapan dari Otoritas Jasa Keuangan (OJK).

Per Agustus lalu, BEI mencatat jumlah investor pasar modal, yang terdiri dari investor saham, obligasi, dan reksa dana, sudah mencapai 3,02 juta.

Untuk mempertahankan pangsa pasar, Tae Yong Shim akan melakukan beberapa strategi di antaranya inovasi sehingga terus dipercaya oleh investor ritel di Indonesia.

Inovasi lain perusahaan adalah terus meningkatkan kualitas risetnya dengan mengubah format riset menjadi lebih mudah dipahami melalui konsep kartun, video, dan youtube.

Selain itu, dia menilai faktor yang memberikan dampak kepada perusahaan hingga dapat meningkatkan nilai transaksi investornya adalah semakin dewasanya investor ritel Indonesia dalam berinvestasi di pasar modal.

"Pandemi covid-19 tidak menghalangi kami untuk terus melakukan edukasi, bahkan justru saat ini kami dapat mengedukasi masyakat lebih banyak secara online, termasuk menggunakan media sosial yang kami miliki," tambah Tae Yong Shim.

Faktor lain mulai naiknya transaksi saham ialah pandemi, meskipun pihaknya sangat prihatin dan berharap agar pandemi ini dapat segera berlalu.

"Saat ini, banyak masyarakat yang harus tetap di rumah dan bekerja dari rumah (work from home/WFH). Hal ini tentu membuat masyarakat lebih banyak memiliki waktu luang, namun di sisi lain ingin tetap produktif. Investasi di pasar saham adalah salah satu opsi yang bisa dilakukan," katanya.


(tas/tas)
[Gambas:Video CNBC]
Next Article IHSG Reli, Laba JPMorgan Indonesia Kok Bisa Anjlok 95%?

Tags

Related Articles
Recommendation
Most Popular