Proyeksi 2020

Dihantam Pandemi, Laba Pupuk Indonesia Diramal Cuma Rp 2,6 T

Monica Wareza, CNBC Indonesia
01 October 2020 13:17
Pupuk Indonesia (Dok. Pupuk Indonesia)
Foto: Salah satu pabrik milik Pupuk Indonesia (Dok. Pupuk Indonesia)

Jakarta, CNBC Indonesia - Pandemi Covid-19 ternyata turut berdampak kepada kinerja perusahaan pupuk pelat merah, yaitu PT Pupuk Indonesia (Persero) Holding Company.

Hal itu mengemuka dalam rapat dengar pendapat (RDP) Komisi VI DPR RI dengan manajemen perseroan di ruang rapat Komisi VI DPR RI, Kompleks Parlemen, Jakarta, Kamis (1/10/2020).

"Di lihat dari sudut laba, kinerja laba lima tahun terakhir, total pendapatan usaha itu jika dibandingkan dengan tahun 2019 itu adalah baik sekali Rp 71,31 triliun. Sampai dengan Agustus 2020 baru mencapai Rp 48,20 triliun," ujar Direktur Utama Pupuk Indonesia Bakir Pasaman dalam paparannya.

"Ini memang ada kecenderungan melambat, menurun karena harga komoditas ini cenderung menurun, termasuk harga amoniak dan urea. Namun volume penjualan itu tetap. Cuma harga komoditas itu mengalami penurunan yang cukup signifikan," lanjutnya.

Berdasarkan data perseroan, laba sebelum pajak sampai dengan Agustus 2020 sudah mencapai Rp 2,83 triliun. Akan tetapi, Bakir menyebut prognosa Pupuk Indonesia menunjukkan laba tidak akan sebesar tahun lalu, yaitu Rp 5,35 triliun.



"Jadi ini mungkin nanti akan berada di bawah jadi laba setelah pajaknya mungkin hanya ada sekitar Rp 2,5 triliun sampai Rp 2,6 triliun pak sampai ke ujung tahun. Jadi kalau dibandingkan dengan 2019, prognosa kami memang menurun untuk laba tapi masih positif," ujarnya.

"Ini dikarenakan memang harga amoniak ataupun harga urea yang menurun di masa pandemi Covid-19. Namun kami tetap positif pak," lanjutnya.

Dalam kesempatan itu, Bakir mengungkapkan, posisi piutang subsidi pupuk pemerintah sebesar Rp 17,3 triliun.

Namun demikian untuk yang tahun 2017 (Rp 45,081 miliar) dan 2018 (Rp 5,712 triliun), dia bilang sudah sampai di final step di Kementerian Keuangan.


"Kami sangat optimistis yang 2017-2018 bisa dibayarkan pada awal Oktober 2020 ini. Sehingga posisinya nanti akan kembali ke level Rp 12 triliun pak yang belum terbayar oleh pemerintah," kata Bakir.



"Jadi secara umum memang di tahun 2020 walaupun kinerja keuangan masih relatif baik artinya masih bisa menghasilkan laba, namun pendapatan akan menurun karena harga komoditas yang menurun. Laba juga akan menurun karena HPP naik dan harga jual juga menurun dan arus kas operasi juga akan sedikit terganggu ataupun menurun," lanjutnya.

Sebagai catata, sepanjang 2019, Pupuk Indonesia mencatatkan performa keuangan positif di atas target RKAP (rencana kerja anggaran perusahaan).

Total pendapatan usaha sepanjang 2019 mencapai Rp 71,3 triliun, dengan perolehan laba tahun berjalan sebesar Rp 3,71 triliun atau setara 103,01% dari target RKAP tahun 2019 sebesar Rp 3,60 triliun.

Total aset per 31 Desember 2019 mencapai Rp 135,55 triliun atau 100,96% dari target RKAP. Sementara itu, perusahaan mencatatkan penurunan total liabilitas menjadi Rp 48 triliun.


(miq/tas)
[Gambas:Video CNBC]
Next Article Dicecar DPR, Bos PT Pupuk Buka-bukaan Langkanya Pupuk Subsidi

Tags

Related Articles
Recommendation
Most Popular