Analisis Teknikal

Sudah Merosot 3 Hari Beruntun, IHSG Siap "Ngamuk"!

Putu Agus Pransuamitra, CNBC Indonesia
01 October 2020 08:00
Aktivitas perdagangan saham di Bursa Efek Indonesia, Jakarta, Selasa (16/1/2018). Pasca ambruknya koridor lantai 1 di Tower 2 Gedung BEI kemarin (15/1/2018), hari ini aktifitas perdagangan saham kembali berjalan normal
Foto: CNBC Indonesia/Muhammad Luthfi Rahman

Jakarta, CNBC Indonesia - Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) melemah 0,19% ke 4.870,03 pada perdagangan Rabu kemarin, perdagangan terakhir di September (30/9).

Data perdagangan mencatat, investor asing melakukan aksi jual bersih sebesar Rp 626 miliar di pasar reguler dengan nilai transaksi mencapai Rp 7 triliun.

Dengan kinerja negatif kemarin, IHSG kini sudah membukukan pelemahan 3 hari beruntun.

Debat pertama calon presiden AS antara petahana Donald Trump dari Partai Republik dan Joe Biden dari Partai Demokrat, kemarin menjadi perhatian pelaku pasar.

Sebelum debat tersebut dimulai, Joe Biden dijagokan untuk memenangi pemilu presiden (Pilpres) 3 November mendatang, dengan keunggulan 6,1% poin dari Trump, berdasarkan hasil survei RealClearPolitics.

Meski demikian, seusai debat, gambaran siapa yang paling unggul masih belum jelas, pasar masih diliputi ketidakpastian.

"Ini menjadi malam yang panjang, banyak yang haris dicerna oleh para investor," kata Daniel Deming, direktur pelaksana di KKM Financial, sebagaimana dilansir CNBC International.

"Volatilitas jangka pendek tidak akan hilang setelah debat ini. Bahkan, debat tersebut menimbulkan lebih banyak ketidakpastian," katanya.

Sementara pada hari ini, Kamis (1/10/2020), IHSG berpeluang kembali ke zona hijau setelah merosot dalam 3 hari beruntun. Sentimen positif datang dari Wall Street yang kemarin berhasil menguat, sebab pelaku pasar mulai optimis stimulus fiskal di AS akan segera cair.

Selain itu serangkaian data ekonomi dari AS kemarin juga menunjukkan pemulihan ekonomi yang menjanjikan. Sektor swasta AS mampu merekrut 749 ribu tenaga kerja di bulan September, kemudian aktivitas manufaktur di wilayah Chicago melesat naik dengan angka purchasing managers' index (PMI) sebesar 62,4, jauh lebih tinggi ketimbang bulan Agustus 51,2. 

Sementara itu dari dalam negeri Himpunan Bank negara (Himbara) yang dikabarkan kembali mendapatkan dana tambahan sebesar Rp 17,5 triliun sebagai bagian dari program Pemulihan Ekonomi Nasional (PEN) berpotensi mendongkrak sektor perbankan, yang merupakan tulang punggung IHSG.

Sentimen positif dari dalam dan luar negeri tersebut siap membuat IHSG "ngamuk" setelah merosot 3 hari beruntun.

Secara teknikal, IHSG sekali lagi mampu ditahan level 4.867 yang merupakan Fib. Retracement 38,2% pada grafik harian. Fibonnaci tersebut ditarik dari level tertinggi September 2019 di 6.414 ke level terlemah tahun ini 3.911 pada grafik harian.

jkseGrafik: IHSG Harian
Foto: Refinitiv

Indikator stochastic pada grafik harian kini mendatar tetapi berada di wilayah jenuh jual (oversold).

Stochastic merupakan leading indicator, atau indikator yang mengawali pergerakan harga. Ketika Stochastic mencapai wilayah overbought (di atas 80) atau oversold (di bawah 20), maka suatu harga suatu instrumen berpeluang berbalik arah.

Sementara itu, indikator Stochastic grafik 1 jam kembali bergerak naik dari wilayah oversold.

jkseGrafik: IHSG 1 Jam
Foto: Refinitiv 

Level 4.867 akan menjadi support terdekat, selama tidak ditembus IHSG berpeluang menguat ke 4.900. Resisten selanjutnya berada di kisaran 4.930.

Sementara jika support ditembus, IHSG berisiko merosot ke menuju 4.820.

TIM RISET CNBC INDONESIA 


(pap/pap)
[Gambas:Video CNBC]
Next Article Video: Wall Street Berdarah-darah, IHSG Tumbang ke 6.700-an

Tags

Related Articles
Recommendation
Most Popular