Kurs Dolar Singapura Naik 3 Hari Beruntun, Ada Apa Rupiah?

Putu Agus Pransuamitra, CNBC Indonesia
30 September 2020 14:52
FILE PHOTO: A Singapore dollar note is seen in this illustration photo May 31, 2017.     REUTERS/Thomas White/Illustration/File Photo
Foto: Dollar Singapur (REUTERS/Thomas White)

Jakarta, CNBC Indonesia - Nilai tukar dolar Singapura kembali menguat melawan rupiah pada perdagangan Rabu (30/9/2020), melanjutkan kinerja positif sejak awal pekan lalu. Padahal, data ekonomi dari Negeri Merlion dirilis mengecewakan di pekan ini.

Rupiah juga sedang lesu, sebab pemintaan valuta asing (valas) di dalam negeri biasanya mengalami peningkatan di penghujung kuartalan untuk kebutuhan korporasi, seperti pembayaran utang, pembayaran deviden, dan lain-lain.

Pada pukul 14:06 WIB, SG$ 1 setara Rp 10.849,71, dolar Singapura menguat 0,05% di pasar spot, melansir data Refinitiv. Meski tipis, mata uang Negeri Merlion ini menuju penguatan 3 hari beruntun, setelah dalam 2 hari terakhir menguat masing-masing 0,4% dan 0,23%.

Dibandingkan dolar Amerika Serikat (AS) dan Australia, dolar Singapura melaju mulus dalam 3 hari perdagangan, setidaknya hingga berita ini ditulis. Dolar AS kemarin melemah tipis melawan rupiah, hari ini giliran dolar Australia yang KO. 

Kemarin, data export price yang menunjukkan harga produk yang diekspor Singapura menunjukkan penurunan 8,2% year-on-year (YoY) di bulan Agustus, setelah turun 7,3% bulan sebelumnya. Import price juga mengalami penurunan 6,8% YoY bulan lalu.

Kemudian indeks harga produsen juga turun 9,4% YoY di bulan Agustus. Artinya terjadi deflasi di sektor produsen, yang nantinya bisa berdampak pada deflasi di sektor konsumen. Indeks harga produsen Singapura sepanjang tahun ini hanya naik di bulan Januari, artinya deflasi produsen sudah terjadi dalam 7 bulan berturut-turut.

Meski demikian, dolar Singapura tetap bisa menguat, sebabnya peningkatan kasus pandemi penyakit virus corona (Covid-19) yang kembali meningkat di negara-negara Eropa, yang memaksa kembali diberlakukannya sosial distancing yang lebih ketat.

Kebijakan tersebut mengakibatkan peningkatan ketidakpastian dalam perekonomian global. Dalam kondisi ini, dolar Singapura menjadi jauh lebih unggul dimata investor ketimbang rupiah.

Salah satu penyebab dolar Singapura makin disukai investor yakni stimulus fiskal yang digelontorkan pemerintahnya, guna meredam penyebaran pandemi penyakit virus corona (Covid-19), serta membangkitkan lagi perekonomian yang mengalami resesi. Total stimulus yang sudah digelontorkan nyaris SG$ 100 miliar.

Singapura berbeda dengan negara maju lainnya yang harus membiayai stimulus fiskal dengan berhutang, menaikkan rasio utang terhadap produk domestik bruto (PDB).

Singapura mampu membiayai pengeluaran fiskal berkat surplus anggaran yang dimiliki selama bertahun-tahun.

"Kemampuan untuk menggunakan cadangan fiskal yang besar dari surplus anggaran selama bertahun-tahun jelas merupakan keuntungan bagi Singapura," kata Vishnu Varathan, kepada ekonom dan strategi di Mizuho Bank, sebagaimana dilansir Bloomberg News.

Selain itu, Bank investasi ternama, Morgan Stanley pada pertengahan tahun lalu mengatakan Singapura sebagai tempat aman (safe place) di tengah ketidakpastian ekonomi saat ini.

"Kita bisa melihat inflow yang didukung oleh peningkatan persepsi Singapura sebagai safe place di saat terjadi ketidakpastian ekonomi dan politik regional," tulis analis Morgan Stanley, Wilson Ng dan Derek Chang, sebagaimana dilansir CNBC International, Senin (29/6/2020).

TIM RISET CNBC INDONESIA 


(pap/pap)
[Gambas:Video CNBC]
Next Article Bukan Rupiah, Juara Asia Semester I-2020 Adalah Peso Filipina

Tags

Related Articles
Recommendation
Most Popular