"Adu Mulut" Trump-Biden Picu Ketidakpastian, Rupiah KO Lagi

Putu Agus Pransuamitra, CNBC Indonesia
30 September 2020 12:43
From l-r, first lady Melania Trump, President Donald Trump, Democratic presidential candidate former Vice President Joe Biden and Jill Biden, walk off stage at the conclusion of the first presidential debate Tuesday, Sept. 29, 2020, at Case Western University and Cleveland Clinic, in Cleveland, Ohio. (AP Photo/Julio Cortez)
Foto: Kiri-kanan, ibu negara Melania Trump, Presiden Donald Trump, calon presiden dari Partai Demokrat, mantan Wakil Presiden Joe Biden dan Jill Biden, turun dari panggung pada akhir debat pertama calon presiden di Case Western University dan Cleveland Clinic, di Cleveland, Ohio, Selasa (29/9/2020). (AP / Julio Cortez)

Jakarta, CNBC Indonesia - Nilai tukar rupiah melemah melawan dolar Amerika Serikat (AS) hingga pertengahan perdagangan Rabu (30/9/2020), padahal di pembukaan sempat menunjukkan pergerakan yang menjanjikan.

Pelaku pasar berfokus pada debat pertama calon presiden AS yang berlangsung pagi tadi, Selasa waktu AS (29/9/2020).

Melansir data Refinitiv, rupiah membuka perdagangan dengan menguat 0,13% di level Rp 14.825/US$, tetapi tidak lama rupiah langsung melemah hingga 0,26% ke Rp 14.884/US$.

Setelahnya, rupiah mampu menipiskan pelemahan dan berada di level Rp 14.850/US$, melemah tipis 0,03% hingga pukul 12:00 WIB.

Indeks dolar AS yang kembali menguat memberikan tekanan bagi rupiah. Siang ini, indeks yang mengukur kekuatan dolar AS tersebut naik 0,02% setelah melemah 2 hari beruntun dengan total 0,79%.

Debat pertama calon presiden AS antara petahana Donald Trump dari Partai Republik dan Joe Biden dari Parta Demokrat, berlangsung pad dilakukan Selasa (29/9/2020) pukul 21.00 malam waktu setempat atau Rabu (30/9/2020) pagi pukul 8.00 WIB.

Setidaknya ada enam topik bahasan, mulai dari rekam jejak kedua kandidat, posisi Hakim Agung AS, pandemi corona (Covid-19), kesetaraan ras, perbaikan ekonomi, dan integritas pemilu di masyarakat.

Sebelum debat tersebut dimulai, Joe Biden dijagokan untuk memenangi pemilu presiden (Pilpres) 3 November mendatang, dengan keunggulan 6,1% poin dari Trump, berdasarkan hasil survei RealClearPolitics.

Meski demikian seusai debat, gambaran siapa yang paling unggul masih belum jelas. Pasar masih diliputi ketidakpastian, sehingga dolar AS kembali menguat.

"Ini menjadi malam yang panjang, banyak yang haris dicerna oleh para investor," kata Daniel Deming, direktur pelakasana di KKM Financial, sebagaimana dilansir CNBC International, Rabu (30/9/2020). 

"Volatilitas jangka pendek tidak akan hilang setelah debat ini. Bahkan, debat tersebut menimbulkan lebih banyak ketidakpastian," katanya.

Ketidakpastian adalah musuh utama investor, saat pasar dipenuhi ketidakpastian risk appetite akan menurun. Terbukti, indeks Dow Jones futures melemah hingga 200 poin yang menjadi indikasi risk appetite sedang memburuk.

Saat kondisi tersebut terjadi, dolar AS tentu saja jauh lebih diuntungkan ketimbang rupiah.

TIM RISET CNBC INDONESIA 


(pap/pap)
[Gambas:Video CNBC]
Next Article Bukan Rupiah, Juara Asia Semester I-2020 Adalah Peso Filipina

Tags

Related Articles
Recommendation
Most Popular