
Ini Dia 10 Saham Pilihan Asing Kemarin, Ikutan Borong Gak?

Jakarta, CNBC Indonesia - Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) akhirnya terkoreksi 0,56% di level 4.879 pada akhir perdagangan Selasa kemarin (29/9/2020) padahal indeks acuan utama Bursa Efek Indonesia (BEI) ini sepat merasakan 'ademnya' perdagangan hijau di sesi pagi.
Data perdagangan mencatat, IHSG menyentuh level tertinggi hariannya kemarin di level 4.950, dan terendah 4.859. Ada 164 saham menguat, 257 saham ambles, dan 147 saham stagnan.
Investor asing melakukan aksi jual bersih sebanyak Rp 445,54 miliar di pasar reguler dengan nilai transaksi hari ini menyentuh Rp 6,91 triliun.
Net sell asing dalam sepekan terakhir sudah mencapai Rp 2,37 triliun, sebulan terakhir juga jual bersih Rp 13,96 triliun dan 3 bulan terakhir pun net sell Rp 28,99 triliun.
Saham yang paling banyak dilego asing adalah PT Bank Rakyat Indonesia Tbk (BBRI) dengan jual bersih sebesar Rp 138 miliar dan PT Telekomunikasi Indonesia Tbk (TLKM) yang mencatatkan net sell sebesar Rp 96 miliar.
Sementara itu saham yang paling banyak dikoleksi asing adalah PT Sarana Menara Nusantara Tbk (TOWR) dengan beli bersih sebesar Rp 24 miliar dan PT Bank Central Asia Tbk (BBCA) dengan net buy sebesar Rp 23 miliar. Perhitungan ini mengacu pada data perdagangan di pasar reguler.
Adapun di tengah tekanan jual bersih asing, masih ada sedikitnya 5 saham yang mencatatkan net sell di semua pasar termasuk pasar negosiasi dan pasar tunai per Selasa (29/9).
5 Saham Net Buy Tertinggi, Selasa 29 Sept
1. Nippon Indosari Corpindo (ROTI)
Net buy Rp 121,17 miliar (negosiasi), saham turun 0,41% di Rp 1.225/saham.
2. Medikaloka Hermina (HEAL)
Net buy Rp 33,11 miliar (nego), saham turun 0,63% di Rp 3.170/saham
3. Pabrik Kertas Tjiwi Kimia (TKIM)
Net buy Rp 22,76 miliar (nego), saham turun 2,04% di Rp 6.000/saham
4. Bank Central Asia (BBCA)
Net buy Rp 11,78 miliar, saham turun 0,18% di Rp 27.525
5. Sarana Menara Nusantara (TOWR)
Net buy Rp 9,91 miliar, saham stagnan di level Rp 1.035/saham
6. Bumi Resources
Net buy Rp 4,2 miliar, saham stagnan Rp 50/saham
7. Indah Kiat Pulp & Paper
Net buy Rp 3,88 miliar, saham turun 2,53% di Rp 8.675/saham
8. Merdeka Copper Gold
Net buy Rp 3,34 miliar, saham stagnan di Rp 1.615/saham.
9. Inti Bangun Sejahtera (IBST)
Net buy Rp 3 miliar (nego), saham stagnan di Rp 7.950/saham.
10. Indofood CBP Sukses Makmur (ICBP)
Net buy Rp 2,17 miliar, saham naik 0,74% di Rp 10.150/saham
Pada perdagangan kemarin, IHSG berbalik arah mengekor bursa Benua Biru yang dibuka merah. Tercatat indeks DAX di Jerman anjlok hingga 0,79% sedangkan Indeks FTSE di Inggris anjlok hingga 1,16%.
Penurunan dua indeks besar Benua Biru setelah ketakutan pasar akan kembali melesatnya angka penularan kasus Covid-19 harian yang tentu saja akan menyebabkan macetnya perekonomian apalagi di tengah negosiasi akan keluarnya Britania Raya dari Uni Eropa alias Brexit.
Negosiator dari Uni Eropa memberikan sinyal bahwa mereka akan memulai peraturan dagang dengan Britania Raya seperti dilaporkan oleh The Times.
Sebelumnya Direktur Anugerah Mega Investama Hans Kwee menilai tingginya net sell di BEI tentu tidak baik karena investor asing tercatat memiliki 49,95% saham non warkat atau scripless di BEI berdasarkan catatan KSEI (Kustodian Sentral Efek Indonesia).
"Terlihat investor lokal cukup kuat mengangkat indeks di tengah tekanan jual asing, tetapi tidak tahu sampai berapa lama. Salah satu faktor yang diperkirakan membuat dana asing keluar adalah penanganan Covid-19 yang lemah dan kasus baru yang terus naik," kata Hans dalam riset harian.
Dia menilai, pengetesan di Indonesia juga masih rendah hanya 11.560 orang per 1 juta populasi jauh di bawah Filipina 32.672 apalagi Amerika Serikat yang mencapai 309.524.
Ditambah dengan berita revisi UU Bank Indonesia yang berpotensi menghilangkan independen bank sentral serta pengalihan pengawasan industri keuangan dari Otoritas Jasa Keuangan (OJK) ke BI sempat membuat dana asing deras keluar dari pasar keuangan Indonesia.
(tas/tas)
[Gambas:Video CNBC]
Next Article Jokowi Disuntik Vaksin Corona, Bursa RI Siap-siap ke 6.500