Tanpa Reverse Stock, Bank Banten Sulit Gelar Rights Issue

Rahajeng Kusumo Hastuti, CNBC Indonesia
29 September 2020 17:35
Public Expose Bank Banten 2020
Foto: Public Expose Bank Banten 2020

Jakarta, CNBC Indonesia- Demi melancarkan jalannya penerbitan saham baru melalui Hak Memesan Efek Terlebih Dahulu (HMETD/rights issue), PT Bank Pembangunan Daerah Banten Tbk (BEKS) berencana melakukan penggabungan nilai saham (reverse stock).

Direktur Bank banten Kemal Idris mengatakan nantinya, nominal saham perusahaan dengan setiap 10 saham lama menjadi 1 saham dengan nilai nominal baru. Penggabungan nilai saham ini diperlukan untuk mendukung PUT VI dengan hasil valuasi saham tersebut. Hal ini juga terkait surat dari BEI tentang harga tidak boleh kurang dari Rp 50 per saham, sehingga biasanya langkah yang dilakukan adalah reverse stock.

"Reverse Stock dibutuhkan untuk memperbaiki kinerja dan memperkuat struktur keuangan. Right issue tidak akan terelisasi tanpa adanya Reverse Stock dikarenakan Peraturan Bursan Nomor I-A dan II-A terkait Batas Minimum Harga Transaksi Perdagangan Saham di Bursa," kata Kemal, Selasa (29/09/2020).

Dalam paparannya, Kemal menjelaskan berdasarkan hasil studi kasus pada 2000-2020 hasil studi terhadap 36 perusahaan yang melakukan Reverse stock dalam periode tersebut berdampak negatif dan signifikan pada 1 tahun pasca aksi korporasi. Namun pada periode setelah 3-5 tahun kinerja atas perusahaan yang melakukan reverse stock mengalami peningkatan rata-rata 34% setelah 3 tahun dan 55% setelah 5 tahun.

Saham perusahaan yang melakukan reverse stock kemudian diikuti aksi korporasi lainnya yakni right issue mencatatkan performa rata-rata di atas 10%. Dampak pasca dari Reverse Stock nantinya akan bervariasi dimana secara empiris akan mengalami penurunan wajar mengikuti mekanisme pasar.

Dampak Reverse Stock terhadap harga saham adalah harga saham meningkat dari Rp 50 menjadi Rp 500, kepemilikan saham yang dimiliki juga berubah proposional yang dimiliki. Selain itu dampak PUT VI terhadap harga saham adalah nilai valuasi PBV BEKS mengalami normalisasi yang turun dari sebelum rights issue 6,19 kali, menjadi 1,32-1,72 kali setelah rights issue mengacu pada PBV industri.

Nilai valuasi tersebut sangat bergantung pada keberhasilan eksekusi dari Aksi Korporasi pasca Reverse Stock yang dapat memperbaiki dan meningkatkan kinerja Perseroan. Pergeseran angka realisasi yang lebih rendah dari pada yang diproyeksikan dan faktor negatif lainnya dapat menyebabkan perubahan penurunan nilai indikasi valuasi perusahaan di masa mendatang.

Diharapkan seluruh rangkaian Aksi Korporasi perusahaan akan dapat memenuhi persyaratan perdagangan saham di BEI terkait harga minimum pelaksanaan transaksi saham. Melalui persetujuan Rapat Umum Pemegang Saham Luar Biasa (RUPSLB) Bank Banten yang akan dilaksanakan pada 2 Oktober 2020, Bank Banten akan menerbitkan saham baru dengan seri dan nominal yang berbeda yaitu saham Seri C dengan nominal Rp50.

Jumlah saham baru yang rencananya akan diterbitkan melalui PMHMETD adalah sebanyak-banyaknya 60.820.296.033 saham Seri C dengan nilai nominal Rp 50 per lembar saham. Jumlah tersebut setara 90,46% dari jumlah saham yang ditempatkan dan disetor penuh dalam Perseroan.

Pelaksanaan PUT VI akan mempengaruhi struktur permodalan dan pemegang saham apabila hanya Pemegang Saham Pengendali yang mengeksekusi HMETD. Efek dilusi dapat terjadi sebesar 90% dimana kepemilikan dari PT Banten Global Development berubah dari 51% menjadi 91,61%.

Sementara saham masyarakat kurang dari 5%, hanya 8,39%. Secara struktur permodalan dan estimasi nilai kapitalisasi pasar juga mengalami perubahan. Nilai estimasi penambahan modal dari PUT VI senilai Rp 1,55-3,04 triliun.

"Kami berharap kepada seluruh Pemegang Saham dapat mendukung kelancaran pelaksanaan rangkaian Aksi Korporasi ini. Kami yakin bahwa hal ini menjadi langkah yang strategis untuk memastikan penguatan permodalan Perseroan," kata Kemal.


(dob/dob)
[Gambas:Video CNBC]
Next Article Seberapa Urgent Reverse Stock Split Bagi Bank Banten?

Tags

Related Articles
Recommendation
Most Popular