Bos BI: Rupiah Lebih Baik dari Kurs Brasil, Turki, & Afsel

Lidya Julita Sembiring, CNBC Indonesia
28 September 2020 18:35
Live Streaming Pengumuman Hasil Rapat Dewan Gubernur Bulanan BI Agustus 2020 Cakupan Triwulanan.(Dok: Tangkapan layar Bank Indonesia)
Foto: Live Streaming Pengumuman Hasil Rapat Dewan Gubernur Bulanan BI Agustus 2020 Cakupan Triwulanan.(Dok: Tangkapan layar Bank Indonesia)

Jakarta, CNBC Indonesia - Gubernur Bank Indonesia (BI) Perry Warjiyo mengakui nilai tukar rupiah pada saat ini memang tertekan akibat dampak penyebaran pandemi Covid-19. Namun, pelemahan rupiah masih lebih baik dibandingkan dengan nilai mata uang negara lain.

Perry menjelaskan, pelemahan nilai tukar rupiah di masa pandemi covid-19 ini masih lebih baik dibandingkan dengan negara Brazil (real Brasil) hingga Afrika Selatan atau Afsel (rand Afsel).

"Dibandingkan dengan negara lain yang sebanding, rupiah lebih baik dibandingkan Brazil, Turki [lira Turki] dan Afrika Selatan," ujarnya dalam rapat di Komisi XI, Senin (28/9/2020).

Menurutnya, jika dilihat dari awal tahun hingga bulan ini atau year to date memang masih terlihat ada pelemahan hingga 6,77%. Tapi pelemahan ini dinilai masih lebih baik dibandingkan negara lainnya.

Secara year to date atau sejak Desember 2019 hingga September 2020, tercatat depresiasi nilai tukar Brazil sebesar 27,98%, Afrika Selatan terdepresiasi 17,30% dan Turki terdepresiasi 21,93%

"Keseluruhan tahun ini akhir Desember-24 September, rupiah melemah 6,7%, ini relatif stabil dibandingkan negara lain," kata dia.

Lanjutnya, pelemahan nilai tukar rupiah paling dalam terjadi pada kuartal I-2020 dari 31 Desember 2019 hingga 23 Maret 2020 yang tercatat terdepresiasi 16,24%. Namun, setelah itu terjadi perbaikan seiring dengan meredanya ketidakpastian global meski tidak turun signifikan.

Langkah stabilisasi juga terus dilakukan BI sejak awal tahun ini untuk menjaga stabilitas nilai tukar rupiah sehingga rupiah mampu menguat 11,32% pada periode 23 Maret-24 September 2020.

Pada perdagangan Senin ini, melansir data Refinitiv, rupiah dibuka menguat tipis 0,03% ke Rp 14.845/US$, tetapi tidak lama langsung melemah hingga 0,46% ke Rp 14.914/US$. Setelahnya, rupiah terus bolak-balik di antara Rp 14.840 sampai 14.850/US$ hingga pukul 12:00 WIB.

Setelahnya rupiah tertahan di level Rp 14.850/US$ hingga penutupan perdagangan, melemah 0,03%.


(tas/tas)
[Gambas:Video CNBC]
Next Article Gubernur BI: Rupiah Masih Undervalue, Ada Potensi Menguat!

Tags

Related Articles
Recommendation
Most Popular