
Sudah di Level Terendah 2 Bulan, Euro Masih Saja Digoyang

Jakarta , CNCB Indonesia - Nilai tukar euro melemah melawan rupiah dan dolar Amerika Serikat (AS) pada perdagangan Senin (28/9/2020), melanjutkan kinerja negatif pada pekan lalu. Euro kini menyentuh level terendah 2 bulan melawan dolar AS, tetapi posisinya masih saja "digoyang" oleh pejabat bank sentral Eropa (European Central Bank/ECB).
Melansir data Refinitiv, pada pukul 14:04 WIB, euro diperdagangkan di Rp 17.261,64/EUR, melemah tipis kurang dari 0,1% di pasar spot. Sepanjang pekan lalu, euro melemah nyaris 1% dan berada di level terendah dalam 1,5 bulan terakhir.
Di saat yang sama, euro juga melemah kurang dari 0,1% melawan dolar AS di US$ 1,1624, sementara sepanjang pekan lalu turun 1,75%, dan kini berada di level terendah sejak 24 Juli lalu.
Mata uang 19 negara ini semakin menjauhi level terkuat sejak Mei 2018 di US$ 1,2011 yang dicapai pada 1 September lalu. Artinya dari level tertinggi tersebut hingga saat ini euro sudah merosot 3,2%.
Penyebab buruknya kinerja euro adalah kembali meningkatnya kasus penyakit akibat virus corona (Covid-19) di beberapa negara zona euro. Sehingga pemulihan ekonominya kembali terancam, dan dikhawatirkan akan lebih lambat ketimbang AS.
Tekanan bagi euro kembali bertambah setelah anggota dewan ECB, Ignazio Visco mengatakan penguatan euro merupakan sesuatu yang mengkhawatirkan, dan ECB perlu bertindak jika inflasi menjadi rendah dan semakin menjauhkannya dari target bank sentral.
"Penguatan euro mengkhawatirkan bagi kami karena memberikan tekanan bagi harga saat inflasi sudah rendah," kata Visco yang juga gubernur bank sentral Italia, sebagaimana dilansir Reuters, Minggu (27/9/2020).
Visco juga membantah pendapat anggota dewan terbelah terkait penguatan euro, ia menegaskan apa yang dikatakannya sepemikiran dengan anggota dewan lainnya.
"Implikasi kebijakan moneter sudah jelas, jika penurunan inflasi merusak target kami, kami harus melakukan intervensi," tambahnya.
Gubernur ECB, Christine Lagarde, saat mengumumkan kebijakan moneter pada 10 September lalu terlihat masih belum terganggu dengan penguatan euro. Lagarde mengatakan tidak menargetkan nilai tukar euro ada di posisi berapa.
"Dewan Gubernur mendiskusikan apresiasi euro, tapi seperti anda ketahui kami tidak mentargetkan nilai tukar. Tapi kami akan memantau hal tersebut dengan cermat," kata Lagarde.
TIM RISET CNBC INDONESIA
(pap/pap)
[Gambas:Video CNBC]
Next Article Jerman Lockdown Dua Distrik, Kurs Euro KO ke Bawah Rp 16.000
