
Sempat ke Atas Rp 14.900/US$, Rupiah Melawan & Melemah Tipis

Sentimen pelaku pasar global yang membaik membuat rupiah mampu menguat tipis di awak perdagangan. Membaiknya sentimen tersebut terlihat dari penguatan bursa saham Amerika Serikat (AS) pada Jumat lalu, yang diikuti mayoritas bursa utama Asia hari ini.
Tetapi dengan kondisi perekonomian global yang kembali dipenuhi ketidakpastian akibat peningkatan kasus penyakit virus corona (Covid-19) di beberapa negara-negara Eropa membuat dolar AS kembali lebih unggul.
Selain itu, Pemilihan Presiden (Pilpres) di AS yang akan berlangsung pada awal November nanti mulai menjadi perhatian.
Pada Rabu pagi waktu Indonesia, Donald Trump (Partai Republik) dan Joseph 'Joe' Biden (Partai Demokrat) akan diadu di debat perdana calon presiden Negeri Paman Sam. Investor (dan seluruh dunia) tentu akan menunggu apa saja visi-misi yang dibawa oleh kedua calon.
"Pemilu AS, stimulus, dan pemulihan ekonomi. Kalau itu tidak berjalan baik, maka di pasar akan terjadi flight to safety. Arus modal akan bergerak ke dolar AS," kata JB Mackenzie, Managing Director of Futures and Forex di TD Ameritrade, seperti dikutip dari Reuters.
Akibat kembali meningkatnya ketidakpastian pemulihan ekonomi para pelaku pasar yang sebelumnya mengambil posisi jual (short) dolar AS kini disebut mulai menutup posisinya, yang menjadi salah satu pemicu penguatan dolar AS.
"Penguatan dolar AS merefleksikan ditutupnya posisi short dolar. Ada 2 penyebabnya, naiknya riil yield Treasury AS dan sentimen alih risiko pelaku pasar," kata Tatsuya Chiba, manajer trading forex di Mitsubishi UFJ Trust Bank.
Selain itu, di pekan ini Amerika Serikat banyak merilis data yang akan menunjukkan kinerja perekonomian, sehingga pelaku pasar masih wait and see. Dampaknya, dolar AS pun tak mampu menguat tajam melawan rupiah.
TIM RISET CNBC INDONESIA
(pap/pap)[Gambas:Video CNBC]
