Bursa Asia Mayoritas Hijau, Bursa Shanghai & IHSG Kok Merah?

Chandra Dwi Pranata, CNBC Indonesia
28 September 2020 11:16
Ilutrasi Bursa. (CNBC Indonesia/Muhammad Sabki)
Foto: Ilutrasi Bursa. (CNBC Indonesia/Muhammad Sabki)

Jakarta, CNBC Indonesia - Bursa saham Asia pada pukul 11:00 Waktu Indonesia Barat (WIB) mayoritas bergerak di zona hijau. Hanya indeks Shanghai di China dan Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) yang bergerak ke zona merah.

Pada pukul 11:00 WIB, Tercatat indeks Nikkei Jepang menguat 0,71%, Hang Seng Hong Kong melesat 0,72%, indeks Shanghai di China terdepresiasi 0,22%, STI Singapura naik 0,44% dan KOSPI dari Korea Selatan yang terbang 1,34%.

Sementara itu, Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) pada pukul 11:00 WIB melemah 0,37% ke level 4.927,40. Pada pembukaan hari ini, IHSG dibuka menguat 0,35% ke level 4.962,95.

Bursa saham Asia masih berada di zona hijau seiring dengan bursa Amerika Serikat (AS), Wall Street yang menguat pada penutupan Jumat (25/9/2020) akhir pekan lalu.

Tercatat, indeks Dow Jones Industrial Average (DJIA) ditutup menguat 1,34% menjadi 27.173,96, S&P 500 naik 1,60% menjadi 3.298,46 dan Nasdaq Composite naik 2,26% menjadi 10.913,56.

Menurut sejumlah pengamat saham teknologi memang masih akan diburu hingga 2021. Itulah sebabnya Nasdaq bisa melaju kencang.

"Investor melihat jangka panjang dan percaya teknologi tetap menjadi pilihan investasi," kata Edward Moya, analis pasar senior di OANDA di New York dikutip dari Reuters.

Secara general, analis lain menilai kenaikan seluruh indeks memang tak menunjukkan momentum yang lebih luas. Investor tetap gelisah dengan kegagalan lanjutan dari anggota parlemen AS di Washington untuk menyetujui stimulus lebih banyak guna membantu ekonomi AS yang terpukul.

"Pasar telah berada di bawah tekanan untuk sementara waktu dan hanya mengejar sedikit perburuan harga murah pada hari Jumat," kata Art Hogan, kepala strategi pasar di National Securities dikutip AFP.

Sedangkan dari Eropa, IHS Markit yang melaporkan purchasing managers' index (PMI) gabungan jasa dan manufaktur bulan September untuk zona euro sebesar 50,1, turun tajam dari bulan Agustus sebesar 51,9.

PMI menggunakan angka 50 sebagai ambang batas, di bawahnya berarti kontraksi, sementara di atasnya artinya ekspansi.

Pelambatan tajam ekspansi di bulan September terjadi karena sektor jasa. PMI jasa zona euro dilaporkan sebesar 47,6, turun dari bulan Agustus 50,5.

Sektor jasa kembali mengalami kontraksi setelah 2 bulan beruntun berekspansi. Sementara itu PMI sektor manufaktur dilaporkan sebesar 54,3, turun dari bulan sebelumnya 55,2.

Selain itu, pelaku pasar juga akan mengamati debat pertama Presiden AS yang rencananya akan dilaksanakan pada hari Selasa (29/9/2020) besok.

TIM RISET CNBC INDONESIA


(chd/chd)
[Gambas:Video CNBC]
Next Article Duh! Asia Merah Semua, Bursa RI Bisa Babak Belur Nih

Tags

Related Articles
Recommendation
Most Popular