
Mulai Tekor, Susahnya Cari Cuan Emas Antam & Pegadaian

Jakarta, CNBC Indonesia - Harga emas dunia masih terus melanjutkan pelemahannya. Penguatan dolar AS terhadap mayoritas mata uang dunia membuat emas ditinggalkan investor, dan mengalihkan dananya ke instrumen safe haven tersebut.
Pagi ini, berdasarkan data investing.com harga emas masih terkoreksi tipis 0,09% ke level 1.864/troy ounce (oz). Harga emas ini berada di dekat level terendah selama dua bulan terakhir, karena investor mencari perlindungan dalam dolar dari meningkatnya kasus virus korona dan ketidakpastian atas stimulus AS berikutnya untuk membantu perekonomian.
Ketidakpastian stimulus AS ini mendorong investor beralih ke dolar. "Partai Republik dan Demokrat berada di halaman yang sama tentang menempatkan beberapa stimulus tetapi mereka tidak dapat memutuskan jumlah dan ketidakpastian yang mendorong investor terhadap dolar," kata Edward Moya, analis pasar senior di OANDA di New York.
Harga emas dunia di pasar spot mengutip data Refinitiv pada perdagangan minggu ini anjlok parah sebesar 4,95% ke level US$ 1.865,71/troy ons kembali anjlok dari level psikologisnya US$ 1.900/troy ons.
Koreski emas pekan lalu disebabkan perubahan outlook suku bunga dan penguatan dolar AS dipicu oleh pernyataan Charles Evans, Presiden The Fed Chicago. Berbicara lewat daring di acara Official Monetary dan Financial Institution Forum, Evans mengatakan ekonomi AS berisiko dalam jangka panjang, mengalami pemulihan yang lambat, dan tidak bisa langsung keluar dari resesi tanpa bantuan stimulus fiskal.
Evans juga melihat open-ended program pembelian aset The Fed (quantitative easing/QE) mampu menyediakan bagian penting untuk pemulihan ekonomi.
"Pernyataan Evans sangat hawkish. Ia menyebutkan QE dan menaikkan suku bunga sebelum target inflasi tercapai. Hal tersebut mengejutkan pasar," kata Edward Moya, analis pasar senior di Oanda New York, sebagaimana dilansir CNBC International, Selasa (22/9/2020).
"Segera setelah kita berhasil mengatasi virus corona, anda akan melihat ekspektasi kenaikan suku bunga meningkat, dan seharusnya membuat dolar terus menguat," tambahnya.
Evans bukan merupakan anggota komite pembuat kebijakan moneter (Federal Open Market Committee/FOMC) di tahun ini, sehingga ia tak memiliki suara dalam memutuskan suku bunga. Tetapi pada tahun depan ia akan menjadi anggota FOMC, sehingga pasar melihat ada kemungkinan suku bunga akan naik sebelum 2023.
Ketika suku bunga dinaikkan, maka era penguatan emas bisa jadi akan berakhir, sebab suku bunga rendah serta kebijakan moneter ultra longgar merupakan bahan bakar utama emas untuk terbang tinggi. Apalagi, dolar AS juga akan menguat seandainya suku bunga dinaikkan.
Diketahui emas sendiri merupakan komoditas yang diperdagangkan dalam satuan dollar AS sehingga apabila mata uang Paman Sam berhasil menguat maka emas akan cenderung terdepresiasi. Dollar Index yang mengukur seberapa kuat mata uang Paman Sam melawan kumpulan mata uang lain sendiri selama sepekan ini berhasil terbang 1,82%.