Kacau... 5 Saham Ini Ramai Diobral Asing, Gara-gara Apa sih?

tahir saleh, CNBC Indonesia
28 September 2020 06:35
Aktivitas perdagangan saham di Bursa Efek Indonesia, Jakarta, Selasa (16/1/2018). Pasca ambruknya koridor lantai 1 di Tower 2 Gedung BEI kemarin (15/1/2018), hari ini aktifitas perdagangan saham kembali berjalan normal
Foto: CNBC Indonesia/Muhammad Luthfi Rahman

Jakarta, CNBC Indonesia - Dana asing terus keluar dari bursa saham Tanah Air. Tercatat sudah 16 pekan asing terus melakukan penjualan, dan pekan lalu (21-25 September) tercatat net sell asing rupiah mencapai Rp 2,17 triliun.

Berdasarkan data Bursa Efek Indonesia (BEI), selama 3 bulan terakhir asing tercatat melakukan penjualan Rp 28,39 triliun dan bila ditarik dari Januari hingga 25 September pekan lalu (year to date/ytd) maka net sell asing tercatat menembus Rp 58,42 triliun.

Data perdagangan mencatat, akhir pekan lalu Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) ditutup naik 2,13% di level 4.945,79 dengan nilai transaksi Rp 7,33 triliun.

Namun dalam sepekan indeks acuan utama BEI ini minus 2,24%, dalam 3 bulan naik 0,55%, dan ytd terkoreksi hingga 21,49%.

Terdapat 5 saham dengan catatan net sell asing cukup besar pekan lalu.

5 Saham Net Sell Terbesar Sepekan (21-25 Sept)

1. PT Bank Central Asia Tbk (BBCA)

Saham BBCA dilepas asing dalam sepekan mencapai Rp 838,7 miliar, dengan koreksi harga saham sepekan 0,36% di level Rp 28.050/saham. Nilai transaksi saham bank milik Grup Djarum ini mencapai Rp 4,04 triliun dengan volume perdagangan 145,8 juta saham.

2. PT Telekomunikasi Indonesia Tbk (TLKM)

Saham emiten telekomunikasi BUMN ini dilepas asing Rp 210,3 miliar dengan koreksi harga saham 6,92% di posisi harga Rp 2.690/saham. Nilai transaksi sepekan mencapai Rp 2,13 triliun dengan volume perdagangan 770,15 juta saham.

3. PT Bank Mandiri Tbk (BMRI)

Saham bank BUMN ini dijual asing mencapai Rp 156,29 miliar, dengan penurunan harga saham sepekan 4,04% di posisi Rp 5.350/saham. Nilai transaksi saham mencapai Rp 1,36 triliun dengan volume perdagangan 259,1 juta saham.

4. PT Surya Citra Media Tbk (SCMA)

Induk usaha bisnis media Grup Emtek dan pemilik stasiun televisi SCTV ini sahamnya dilepas asing Rp 151,8 miliar, dengan koreksi harga saham sepekan 2,93% di level Rp 1.160/saham. Nilai transaksi Rp 205,31 miliar dengan volume perdagangan 172,96 juta saham.

5. PT Centratama Telekomunikasi Indonesia Tbk (CENT)

Saham emiten menara telekomunikasi Grup Northstar ini dijual asing Rp 133,52 miliar, tapi harga sahamnya naik 6,15% di level Rp 138/saham. Nilai transaksi mencapai Rp 205,49 miliar dengan volume perdagangan 1,67 miliar saham.

Direktur Anugerah Mega Investama Hans Kwee menilai tingginya net sell tentu tidak baik karena investor asing tercatat memiliki 49,95% saham non warkat atau scripless di BEI berdasarkan catatan KSEI (Kustodian Sentral Efek Indonesia).

"Terlihat investor lokal cukup kuat mengangkat indeks di tengah tekanan jual asing, tetapi tidak tahu sampai berapa lama. Salah satu faktor yang diperkirakan membuat dana asing keluar adalah penanganan Covid-19 yang lemah dan kasus baru yang terus naik," kata Hans dalam riset harian, dikutip Senin (28/9/2020).

Dia menilai, pengetesan di Indonesia juga masih rendah hanya 11.560 orang per 1 juta populasi jauh di bawah Filipina 32.672 apalagi Amerika Serikat yang mencapai 309.524.

Ditambah dengan berita revisi UU Bank Indonesia yang berpotensi menghilangkan independen bank sentral serta pengalihan pengawasan industri keuangan dari Otoritas Jasa Keuangan ke BI membuat dana asing deras keluar dari pasar keuangan Indonesia.

"Merubah fondasi industri keuangan di tengah badai sangat berisiko merobohkan bangunan ekonomi Indonesia. Isu ini sudah dibantah tetapi berkontribusi pada pelemahan nilai tukar rupiah dan keluarnya dana asing dari pasar keuangan Indonesia beberapa pekan sebelumnya."

Rupiah yang melemah di tambah keluarnya dana asing membuat IHSG sulit menguat signifikan dan cenderung sideways sampai akhir tahun," jelasnya.

Dia menilai, pasar saham pekan ini akan terlihat dipengaruhi berita positif dan negatif.

"Kami perkirakan IHSG berpeluang menguat di awal pekan dan cenderung melemah di tengah sampai akhir pekan. IHSG bergerak dengan level support [batas bawah] di level 4,820 sampai 4,754 dan resistance [batas atas] di level 4,978 sampai 5,187 dengan kecenderungan melemah dalam sepekan ke depan."


(tas/tas)
[Gambas:Video CNBC]
Next Article Jokowi Disuntik Vaksin Corona, Bursa RI Siap-siap ke 6.500

Tags

Related Articles
Recommendation
Most Popular