Gila! Sudah 16 Pekan Asing Tidak Pernah Net Buy, Gegara Ini?

Tri Putra, CNBC Indonesia
26 September 2020 14:42
Trader Timothy Nick works in his booth on the floor of the New York Stock Exchange, Thursday, Jan. 9, 2020. Stocks are opening broadly higher on Wall Street as traders welcome news that China's top trade official will head to Washington next week to sign a preliminary trade deal with the U.S. (AP Photo/Richard Drew)
Foto: Bursa saham Amerika Serikat (AS) (AP Photo/Richard Drew)

Jakarta, CNBC Indonesia - Para pelaku pasar kembali dibuat terheran-heran oleh kelakuan investor asing di Bursa Efek Indonesia (BEI) pada perdagangan pekan ini, pasalnya pada perdagangan pekan ini asing kembali  kabur dari pasar saham Tanah Air. Pekan ini asing kabur dengan jumlah yang lumayan yakni Rp 2,17 triliun di pasar reguler saja.

Kaburnya asing terus di pasar modal lokal terus melanjutkan tren jual investor asing meski sebenarnya kaburnya asing minggu ini tidak separah berberapa pekan lalu dimana asing sempat kabur lebih dari Rp 4,5 triliun dalam sepekan.

Bahkan menurut statistik yang dirilis oleh BEI secara mingguan asing sudah kabur selama 16 pekan berturut-turut. Tercatat terakhir kali asing masuk ke pasar saham Indonesia adalah 4 bulan silam pada pekan pertama perdagangan bulan Juni. Kala itu asing mencatatkan net buy secara mingguan sebesar Rp 3,3 triliun.

Terus kaburnya investor asing tentunya merupakan hal yang mengkhawatirkan sebab investor asing memegang 49,95% saham non warkat alias scripless yang beredar di BEI menurut catatan KSEI per Agustus 2020.

Sebagai informasi, saham scripless merupakan saham yang pencatatannya sudah di konversi ke dalam bentuk elektronik digital. Sisanya, masih ada saham dalam bentuk warkat yangbiasanya dipegang oleh pengendali perusahaan tercatat.

Apabila aksi jual asing terus berlanjut dan tidak ada investor lokal 'berduit' yang mampu menampung barang jualan asing, maka kemungkinan IHSG tertekan ke zona merah akan semakin tinggi.

Kaburnya dana asing memang sangat mengkhawatirkan karena apabila ditarik hingga periode 3 bulan aksi jual asing di BEI mencapai angka Rp 28,39 triliun dan angka yang bukan main besarnya akan muncul apabila aksi jual asing dihitung sejak awal tahun (YTD). Tercatat selama tahun berjalan asing sudah melarikan dana sebesar Rp 58,42 triliun di pasar reguler, nominal yang sangat jumbo.

Kuatnya daya beli investor lokal dalam menampung barang jualan asing tanpa menyebabkan kejatuhan IHSG yang parah sendiri banyak diatribusikan analis kepada berhasil meningkatnya jumlah investor ritel yang secara tahun sudah mengalami kenaikan 22% dari tahun lalu menjadi 3 juta investor per Agustus 2020.

Tentunya pertanyaan akan muncul di benak seluruh pelaku pasar apakah yang menyebabkan investor asing secara jor-joran melarikan dananya dari bursa kebanggaan Garuda ini.

 

grafik risetFoto: grafik riset

 

Well, mungkin salah satu alasan-nya adalah penanganan corona di Indonesia yang belum menemukan titik temu. Dilansir dari Refinitiv dapat dilihat dari grafik di atas. Indonesia bahkan baru saja mencatatkan rekor penambahan kasus corona harian selama tiga hari berturut-turut dan penambahan kasus harian masih terus meningkat dan tak juga melandai, apalagi turun.

Tentu saja dengan berlarut-larutnya pandemi virus corona di Indonesia maka perekonomian akan terhambat atau malah bisa berhenti sama sekali apabila PSBB super ketat kembali diberlakukan.

Apabila roda perekonomian terpukul tentu saja yang paling menderita salah satunya adalah pasar saham, karena tentu saja mayoritas perusahaan pendapatannya akan terpangkas karena terbatasnya operasi.

Hal ini sontak saja membuat investor asing ragu untuk masuk ke bursa saham dalam negeri dan memilih untuk melarikan dananya terlebih dahulu karena kejelasan kapan roda perekonomian di Indonesia akan kembali berputar dengan normal.

Memang banyak yang memprediksikan hidup akan kembali normal apabila vaksin telah ditemukan, akan tetapi setelah ditemukannya vaksin tentu saja masih terdapat tahap produksi vaksin secara massal dan distribusi secara massal pula tidak hanya di Indonesia tapi di seluruh belahan dunia.

Karena inilah menurut dokumen Kementerian Koordinator Bidang Perekonomian yang tersebar, pemulihan ekonomi kembali ke level sebelum terjadinya pandemi virus corona hanya akan terjadi pada tahun 2022 atau 2023. Masih lamanya kondisi normal perekonomian Indonesia inilah yang kemungkinan membuat asing kabur secara terus menerus.

Pada akhirnya memang tidak ada yang tahu alasan investor kabur secara terus menerus di bursa lokal, karena tentunya pandangan masing-masing investor asing pastinya berbeda dan tidak sama, akan tetapi satu hal yang asing setuju adalah, saat ini lebih baik keluar dahulu dari bursa saham Indonesia.

TIM RISET CNBC INDONESIA


(trp/trp)
[Gambas:Video CNBC]
Next Article Pasca libur Lebaran, IHSG Rontok 4,42% ke Bawah 7.000

Tags

Related Articles
Recommendation
Most Popular